Pengendalian Keuangan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pengendalian keuangan merupakan pengendalian yang penting bagi manajer, alasannya ialah laporan keuangan menyajikan ringkasan kegiatan organisasi dimasa lalu. Manajer, khususnya manajer puncak, berkepentingan terhadap informasi rigkasan itu, alasannya ialah beliau tidak perlu mengetahui kegiatan operasional organisasi. Bab ini membahas pengendalian keuangan mencakup laporan keuangan yang menyajikan ringkasan informasi keuangan masa lampau, dan anggaran yang merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian.

B.     TUJUAN
1.      Mengetahui bentuk laporan keuangan.
2.      Mengetahui teknik analisa yang sanggup digunakan dalam menganalisa prestasi keuangan suatu organisasi.
3.      Mengetahui proses perencanaan acara selama jangka waktu tertentu yang disebut penganggaran.
4.      Mengetahui manfaat dari investigasi keuangan atau mengaudit.

C.    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja bentuk laporan keuangan?
2.      Bagaiamana teknik analisa yang sanggup digunakan dalam menganalisa keuangan suatu organisasi?
3.      Bagaimana proses perencanaan acara yang disebut dengan penganggaran itu?
4.      Apa saja manfaat investigasi keuangan?










BAB II
PEMBAHASAN

PENGENDALIAN KEUANGAN
Pengendalian keuangan merupakan upaya yang dilakukan biar investasi, alokasi biaya, dan perolehan keuntungan berjalan sesuai dengan planning perusahaan. Pengendalian keuangan adalah tahap dimana planning keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses pembiasaan yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa planning terealisasi atau untuk mengubah planning yang ada sebagai tanggapan terhadap banyak sekali perubahan dalam lingkungan operasi.[1]
Manajer memakai serangkaian metode dan sistem pengendalian untuk menangani banyak sekali dilema dan elemen organisasi yang berbeda. Metode dan sistem sanggup mempunyai banyak bentuk dan sanggup ditujukan pada banyak sekali kelompok. Akan tetapi, pengendalian keuangan mempunyai keunggulan khusus, alasannya ialah uang  mudah diukur dan dihitung.[2]

1.        LAPORAN KEUANGAN
Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan, yaitu neraca, laporan rugi-laba, dan laporan pedoman kas. Dua bentuk yang pertama merupakan bentuk laporan yang paling tua. Ketiga laporan tersebut mempunyai bentuk dan tujuan sendiri, meskipun ketiganya saling berkaitan. Laporan tersebut ditujukan untuk memberi informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pembacanya.
1.1    Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan suatu organisasi pada suatu waktu tertentu (snapshot), yang mencakup aktiva atau aset (sumber daya) organisasi dan klaim atas aset tersebut. Klaim merupakan sumber dana, sementara aset merupakan bukti bagaimana sumber dana tersebut digunakan. Aset merupakan hasil keputusan investasi, sementara klaim merupakan hasil keputusan pendanaan. Aset terletak di sebelah kiri neraca, sementara klaim terletak di sebelah kanan neraca. Dana organisasi diperoleh melalui hutang atau penyertaan modal (modal saham). Berikut ini menyajikan referensi neraca suatu perusahaan. Perhatikan bahwa total aktiva sama dengan toatal pasiva. Persamaan neraca ditunjukan sebagai berikut ini.
Aset = Hutang+Modal Saham
Persamaan di atas dibaca, aset suatu perusahaan sama dengan hutang ditambah modal (atau klaim terhadap aset tersebut oleh kreditor dan pemilik perusahaan). Aset menampilkan secara spesifik kekayaan perusahaan, sedangkan sisi pasiva menampilkan secara spesifik dan yang diberikan oleh orang atau tubuh tertentu untuk mendanai pembelian kekayaan perusahaaan.
Tabel 1.1 Neraca
PT ABC
Neraca, per 31 Desember 1996
Aktiva Lancar                                                  Hutang Lancar
Kas                                                      10.000 Hutang dagang                         20.000
Piutang dagang                                     40.000 Hutang karyawan                     30.000
Peersediaan                                         100.000            Hutang pajak                           30.000
Total Aktiva Lancar                             150.000           Total Hutang Lancar                80.000

Bangunan, Pabrik, dan Peralatan                                 Hutang Jangka Panjang
Bangunan                                           500.000            Hutang Bank                             300.000
Pabrik dan Peralatan                           750.000  Hutang Obligasi                                  300.000
Total Bangunan dan Peralatan         1.250.000            Total Hutang
                                                                        Jangka Panjang                                     600.000

Aktiva Tidak Berwujud                                               Modal Saham
Merek dagang                                      50.000 Saham biasa                              300.000
Paten                                                   150.000            Laba yang ditahan                    620.000
Total Aktiva Tidak berwujud              200.000            Total Modal Saham                   920.000
Total Aktiva                                     1.600.000            Total Pasiva                           1.600.000

Aset biasa didefinisikan sebagai manfaat hemat yang akan diterima dimasa mendatang, atau akan dikuasai oleh organisasi sebagai hasil dari transaksi atau tragedi tertentu. Aset atau harta atau aktiva sebuah perusahaan terdiri dari uang tunai yang disimpan di bank. Aset merupakan sumber ekonomi organisasi yang akan digunakan organisasi untuk menjalankan usahanya.
Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan hemat yang mungkin timbul dimasa mendatang dari kewajiban organisasi kini untuk mentransfer aset atau memperlihatkan jasa kepihak lain dimasa mendatang, sebagai akhir transaksi atau tragedi dimasa lalu. Contoh hutang ialah hutang dari bank.
1.2    Laporan Rugi-Laba
Kalau neraca memperlihatkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu ketika tertentu, laporan rugi-laba meringkas prestasi kerja keuangan perusahaan yang bersangkutan selama suatu interval waktu tertentu. Laporan rugi-laba mengatakan:”Inilah jumlah uang yang diperoleh perusahaan ini dalam periode tertentu”, bukan “inilah besarnya kekayaan perusahaan ini”.[3]      
Berikut ini merupakan referensi laporan keuangan suatu organisasi. Laporan rugi-laba diharapkan bisa memperlihatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan, risiko, fleksibilitas keuangan, dan kemampuan operasional perusahaan.

Tabel 1.2 Laporan Rugi-Laba                                                                                                                                                                                                                                                                      
 

PT ABC
Laporan Rugi-Laba
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1996

Pendapatan Penjualan                                                  150.000.000
Dikurangi: potongan penjualan dan retur                                 (10.000.000)
Penjualan bersih                                                          140.000.000
Pendapatan bunga                                                          40.000.000
Total pendapatan                                                         180.000.000
Beban Operasional
Harga Pokok Penjualan                                                              80.000.000
Biaya Penjualan                                                                           5.000.000
Biaya Administrasi dan Umum                                                  10.000.000
Biaya Depresiasi                                                            10.000.000
Biaya Bunga                                                                    5.000.000
Rugi Penjualan Aset                                                         5.000.000
Total Beban Operasional                                             115.000.000
Laba Operasional                                                                                             65.000.000
Pajak Pendapatan                                                                                             19.500.000
Laba Bersih                                                                                                     45.500.000

       Secara umum pemberian laporan rugi-laba dalam hal penyampaian informasi sanggup ditingkatkan apabila laporan keuangan:
1)   Memberikan informasi mengenai prestasi operasional perusahaan, dan terpisah dari aspek lain yang berkaitan dengan perusahaan. Perusahaan yang memproduksi tekstil diharapkan mempunyai prestasi yang baik dalam hal bisnis tekstil, bukannya dalam penjualan mesin tekstil atau peralatan lainnya.
2)   Menyajikan hasil dari acara atau tragedi tertentu yang berarti, untuk memprediksi jumlah, waktu (timing), dan ketidakpastian pedoman kas dan pendapatan dimasa mendatang.
3)   Memberikan informasi yang bermanfaat untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.
4)   Memberikan umpan balik kepemakai laporan keuangan sebagai penilaian prediksi terhadap pendapatan dan komponennya.
5)   Memberikan informasi untuk membantu menaksir biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kemampuan operasional perusahaan.
6)   Menyajikan informasi mengenai seberapa efektif administrasi telah melaksanakan kewajiban yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya ekonomi perusahaan.[4]

1.3    Laporan Aliran Kas
Laporan pedoman kas bertujuan memperlihatkan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Tujuan lain laporan pedoman kas ialah memperlihatkan informasi mengenai imbas kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan pedoman kas apabila digabungkan bersama laporan keuangan lainnya, akan membantu menganalisis:
1)   Kemampuan perusahaan menghasilkan pedoman kas masa mendatang yang positif.
2)   Kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya dan membayar dividen.
3)   Kebutuhan perusahaaan akan dana eksternal.
4)   Alasan terjadinya perbedaan antara keuntungan higienis perusahaan dengan penerimaan dan pengeluaran kasnya.
5)   Aspek kas dan non-kas dari transaksi investasi dan pendanaan selama periode tertentu.


2.        ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan memperlihatkan data yang diperlukan, tetapi dibutuhkan analisis biar informasi yang lebih mendalam sanggup digali. Ada banyak teknik analisis yang sanggup digunakan dalam analisis keuangan, yang sanggup dilihat pada buku Manajemen Keuangan atau Analisis Keuangan.

2.1    Analisis Rasio
Analisis rasio keuangan mempunyai tujuan menghilangkan bias dalam penilaian prestasi keuangan organisasi. Ada lima kelompok analisis keuangan:
1)   Rasio likuiditas. Rasio ini ingin mengukur kemampuan organisasi memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yaitu kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang.
2)   Rasio solvabilitas. Rasio ini ingin melihat kemampuan organisasi memenuhi kewajiban jangka panjangnya, yaitu kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
3)   Rasio aktivitas. Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan sumberdaya organisasi. Beberapa sumberdaya yang diukur efektivitasnya  adalah piutang, aktiva tetap, atau aktiva total.
4)   Rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan organisasi  menghasilkan provit (keuntungan) menurut aset, modal saham atau faktor lainnya.
5)   Rasio pasar. Rasio pasar relevan untuk perusahaan yang sudah go-public (menjual sahamnya ke masyarakat melalui pasar modal).

2.2    Perbandingan dalam Analisis Keuangan
Bagaimana memilih baik tidaknya suatu prestasi organisasi? Jika suatu organisasi memperoleh kenaikan penjualan sebesar 10%, apakah itu baik? Jawabannya belum tentu. Jika sektor perjuangan atau perekonomian tumbuh dengan 20%, maka angka 10% tersebut tidak baik. Pesaing barangkali memperoleh kenaikan 30%. Meskipun organisasi mengalami kenaikan penjualan, tetapi pangsa pasar organisasi tersebut ternyata mengalami penurunan. Karena itu prestasi organisasi perlu dibandingkan dengan standar tertentu. Salah satu standar yang digunakan ialah rata-rata industri, yaitu rata-rata angka yang dicapai oleh perusahaan dalam industri tertentu. Misal organisasi bergerak dibidang produksi makanan, rata-rata industri dihitung dengan merata-rata angka dalam industri untuk setiap rasio yang dianalisis. Industri dalam hal ini mempunyai pengertian yang lebih umum, yaitu sektor perjuangan (bukan manufaktur).[5]


3.        PENGANGGARAN

Penganggaran ialah proses perencanaan acara selama jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dengan angka-angka. Anggaran sanggup ditetapkan baik untuk organisasi secara keseluruhan, untuk departemen, atau untuk bagian-bagian tertentu. Jangka waktu anggaran biasanya satu tahun, meskipun kadang kala dipecah ke dalam satuan waktu yang lebih pendek.

3.1    Pengendalian Anggaran dan Pusat Pertanggungjawaban
Sistem pengendalian yang baik harus bisa mengidentifikasikan pihak-pihak yang bertanggungjawab. Suatu bab organisasi sanggup dikelompokkan menjadi beberapa sentra pertanggungjawaban:
1)   Pusat Pendapatan (revenue center), ialah unit organisasi yang prestasinya diukur dengan kemampuannya menghasilkan pendapatan (menghasilkan output). Departemen penjualan merupakan referensi sentra pendapatan.
2)   Pusat Biaya (cost center), adalah unit organisasi yang prestasinya diukur dengan kemempuannya menekan biaya yang terjadi. Contoh sentra biaya ialah bab administratif dan bab riset dan pengembangannya.
3)   Pusat Keuntungan (profit center), adalah unit organisasi yang prestasinya dievaluasi menurut kemampuannya menghasilkan keuntungan. Sebagai contoh, departemen perbaikan (service) komputer sanggup memasang harga tertentu apabila memperbaiki komputer di departemen pemasaran.
4)   Pusat Investasi (investment center), dievaluasi menurut kemampuannya menghasilkan pendapatan sesudah dikurangi investasi yang dilakukan. Sebagai contoh, pembuatan rumah sakit membutuhkan bangunan dan peralatan.

3.2    Tipe Anggaran
1)   Anggaran Operasional
Tipe anggaran operasional yang paling umum ialah anggaran biaya, pendapatan dan keuntungan. Anggaran biaya merupakan biaya yang akan dikeluarkan. Anggaran pendapatan digunakan untuk mengukur efektivitas penjualan dan pemasaran. Anggaran tersebut terdiri dari jumlah penjualan yang dianggarkan dikalikan dengan harga penjualan. Anggaran keuntungan merupakan adonan antara pendapatan dan anggaran biaya. Anggaran keuntungan terdiri dari satu set laporan keuangan yang diproyeksikan untuk tahun mendatang.
2)   Anggaran keuangan
Anggaran keuangan mengintegrasikan planning keuangan dengan planning operasional. Anggaran tersebut bermanfaat alasannya ialah sanggup mendeteksi planning yang terlalu mahal, memungkinkan organisasi mengantisipasi tindakan yang dibutuhkan bila suatu alternatif dilakukan, dan melihan kondisi keuangan di masa mendatang.
Anggaran pengeluaran modal merencanakan pengeluaran investasi di masa mendatang, menyerupai investasi pada bangunan, peralatan, dan sebagainya. Keputusan investasi merupakan salah satu keputusan yang penting dalam suatu organisasi, alasannya ialah keputusan tersebut akan memilih masa depan organisasi.
Anggaran pendanaan dibentuk untuk memastikan bahwa organisasi akan selalu mempunyai kas yang cukup untuk mendanai kegiatannya.
Anggaran neraca dibentuk dengan menggabungkan semua anggaran untuk memproyeksikan neraca diperiode mendatang, bila hasil yang dicapai sesuai dengan rencana. Neraca tersebut kemudian sanggup digunakan sebagai analisis untuk memilih apakah ada kesempatan atau dilema yang memerlukan antisipasi tindakan tertentu.

3.3    Anggaran Fleksibel dan Anggaran Tetap
Dalam perencanaan anggaran, ada tiga jenis biaya yang harus diperhitungkan, yaitu:
1)   Biaya tetap, biaya yang tidak terpengaruh oleh kegiatan atau volume produksi perusahaan. Gaji bulanan, asuransi tahunan/bulanan, merupakan referensi biaya tetap.
2)   biaya variabel, biaya yang berubah secara proporsional sesuai dengan kegiatan perusahaan. Biaya materi baku atau biaya tenaga kerja eksklusif merupakan biaya variabel.
3)   Biaya semi-variabel, biaya yang berubah sesuai dengan kegiatan perusahaan, tetapi perubahan tersebut tidak proporsional. Biaya salesman atau pemasaran merupakan referensi biaya tersebut, alasannya ialah jumlah salesman akan naik bila penjualan naik, tetapi kenaikan tersebut tidak proporsional dengan kenaikan penjualan.

3.4    Anggaran Berbasis Nol (Zero-base Budgeting)
Zero-base budgeting berbeda dengan pendekatan yang biasa. Anggaran ini dimulai dari situasi nol setiap tahun, seakan-akan gres pertama kali menciptakan anggaran. Kemudian setiap acara yang masuk ke dalam anggaran tersebut harus “dijustifikasi” atau diberi pembenaran. Zero-base budgeting dipelopori oleh Texas Instruments pada tahun 1970-an, dan kemudian digunakan oleh Presiden Jimmy Carter untuk pemerintahan pusat. Ada tiga langkah dalam metode anggaran tersebut:
1)   Memecah kegiatan ke dalam paket keputusan, yang merupakan kegiatan dengan manfaat dan biayanya apabila acara tersebut disetujui atau tidak.
2)   Mengevaluasi aktivitas-aktivitas, dan kemudian merangking acara tersebut menurut sumbangannya terhadap organisasi, mulai dari yang paling penting, ke yang paling tidak penting.
3)   Mengalokasikan sumberdaya menurut rangking manfaat. Rangking tertinggi akan memperoleh dana secara penuh, sementara rangking terendah barangkali akan didrop atau diberi dana tidak penuh.[6]

3.5    Proses Pembuatan Anggaran
Proses penganggaran biasanya dimulai ketika manajer mendapatkan ramalan ekonomi serta tujuan penjualan dan keuntungan untuk tahun mendatang dari administrasi puncak, bersama jadwal kapan pengukuran harus diselesaikan.
Dalam beberapa organisasi, proses yang lebih disukai ialah “dari atas ke bawah”. Anggaran ditetapkan  oleh manajer puncak tanpa atau hanya sedikit berkonsultasi dengan manajer tingkat bawah. Akan tetapi, kebanyakan perusahaan lebih menyukai proses penganggaran “dari bawah ke atas”.
Penganggaran dari bawah ke atas mempunyai beberapa manfaat bagi banyak organisasi, yaitu: supervisor dan kepala departemen tingkat bawah mempunyai pandangan yang lebih tajam mengenai kebutuhan mereka daripada para manajer puncak. Manajer juga akan termotivasi lebih besar lengan berkuasa untuk mendapatkan dan memenuhi anggaran yang disusun dengan kiprah serta mereka.
Proses yang mengikutsertakan manajer tingkat bawah dalam menyusun anggaran serupa dengan proses merencanakan berjenjang. Supervisor menyiapkan tawaran anggaran mereka memakai pedoman yang telah digariskan oleh administrasi puncak. Kemudian kepala departemen meninjau ulang anggaran dari tingkat bawah dan menuntaskan ketidakkonsistenan sebelum disusun menjadi anggaran departemen. Anggaran ini kemudian diserahkan kepada manajer tingkat yang lebih tinggi untuk menerima persetujuan. Proses ini berkelanjutan hingga semua anggaran selesai disusun, dihimpun oleh pengawas atau eksekutif anggaran, dan diserahkan komite anggaran guna tinjau kembali. Akhirnya anggaran induk diserahkan kepada administrasi puncak (direktur utama, eksekutif kepala, atau dewan direktur), untuk disahkan.[7]

3.6    Beberapa Perilaku Fungsional dan Disfungsional dari Anggaran
Sebagai sistem pengendalian, penganggaran mempunyai imbas baik fungsional maupun disfungsional. Beberapa imbas fungsional adalah:
1)   Meningkatkan motivasi dan semangat kerja.
2)   Meningkatkan koordinasi organisasi.
3)   Dapat digunakan sebagai signal perbaikan.
4)   Membantu mencar ilmu dari pengalaman.
5)   Alokasi sumberdaya sanggup ditingkatkan.
6)   Meningkatkan komunikasi.
7)   Menolong manajer tingkat bawah mengetahui posisinya dalam organisasi.
8)   Membantu orang gres melihat kemana organisasi bergerak.
9)   Sebagai alat evaluasi.
Efek disfungsional anggaran adalah:
1)   Persepsi yang berbeda dari anggota organisasi terhadap anggaran.
2)   Komunikasi dan umpan balik sanggup menjadikan ketidakpuasan manajer terhadap anggaran.
3)   Anggaran sanggup menolong motivasi yang “salah”.
4)   Jika tujuan yang ingin dicapai terlalu tinggi, anggota organisasi akan merasa frustasi.

4.        PEMERIKSAAN KEUANGAN (AUDIT)

Pemeriksaan keuangan bermanfaat untuk beberapa tujuan: validasi pencatatan keuangan hingga pengambilan keputusan. Ada dua jenis investigasi keuangan, yaitu eksternal dan internal.

4.1    Pemeriksaan Keuangan Eksternal
Pemeriksaan keuangan eksternal merupakan proses verifikasi pencatatan keuangan (laporan keuangan) untuk mementukan apakah laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika sudah sesuai, diharapkan laporan keuangan tidak memperlihatkan informasi yang menyesatkan. Pemeriksaan keuangan eksternal dilakukan dengan menyeluruh, dan alasannya ialah itu membutuhkan biaya yang cukup mahal. Pemeriksaan keuangan eksternal mempunyai peranan penting dalam mendorong kejujuran praktik bisnis dan praktik laporan keuangan yang jujur. Karena itu investigasi keuangan merupakan keharusan untuk perusahaan yang go-public yang dilakukan, perjangka waktu periode tertentu.


4.2    Pemeriksaan Keuangan Internal
Pemeriksaan keuangan internal dilakukan oleh akuntan internal dengan tujuan menjamin sumberdaya organisasi dengan efektif. Pemeriksan keuangan internal membantu administrasi mengevaluasi efisiensi dan efektivitas organisasi serta mengevaluasi laporan keuangan perusahaan. Pemeriksaan internal mempunyai fokus pada kebutuhan internal, yaitu kebutuhan manajemen. Sementara investigasi eksternal mempunyai fokus kebutuhan eksternal. Pemeriksaan internal sanggup dilakukan oleh akuntan perusahaan atau oleh akuntan luar yang disewa untuk mengerjakan kiprah tersebut.

4.3    Perbedaan Antara Akuntansi Internal dan Eksternal
Tabel berikut ini menyajikan perbedaan antara Akuntansi Keuangan yang menjadi basis investigasi keuangan eksternal, dengan akuntansi administrasi yang menjadi basis investigasi keuangan internal.

Tabel 1.3 Perbedaan antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
No
Letak Perbedaan
Akuntansi Keuangan
Akuntansi Manajemen
1.

2.

3.

4.
5.

6.
Sumber wewenang

Orientasi waktu

Cakupan

Tipe informasi
Bentuk pelaporan

Fokus pengambilan keputusan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Sebagian masa lalu

Terutama total perusahaan

Terutama kuantitatif
Ditentukan oleh SAK

Eksternal
Kebutuhan internal

Sekarang dan masa mendatang
Departemen, individu, divisi, dan total perusahaan
Kualitatif dan kuantitatif
Tergantung keputusan yang akan diambil
Internal





















BAB III
KESIMPULAN

          Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa manajer, khususnya manajer puncak berkepentingan terhadap informasi keuangan yang ringkas, alasannya ialah beliau tidak perlu mengetahui kegiatan operasional organisasi.
          Pengendalian keuangan mencakup laporan keuangan yang menyajikan informasi keuangan masa lampau dan anggaran yang merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian. Dengan adanya pengendalian keuangan, maka investasi, alokasi biaya, dan perolehan keuntungan berjalan sesuai dengan planning perusahaan.


































DAFTAR PUSTAKA


A.F. Stoner, James. Freeman, R. Edward. R.Gilbert, Daniel. 1996. Manajemen. Jakarta: PT Prenhalindo.
M. Hanafi, Mahmud. 2003. Manajemen:edisi revisi. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.




[2] James A. F. Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, Manajemen,(Jakarta:PT Prenhallindo,1996),hal.254-255
[3] Ibid, hal.258
[4]Mahmud M. Hanafi, Manajeme: edisi revisi,(Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003),hal:448.
[5] Ibid, hal.449-453
[6] Ibid, hal.454-458
[7] James A. F. Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, Manajemen,(Jakarta:PT Prenhallindo,1996),hal.260-261

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengendalian Keuangan"

Posting Komentar