Makalah Penilaian Pendidikan
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah, Allah mempertemukan kami dalam sebuah proses pembelajaran dengan menciptakan Makalah Evaluasi Pendidikan yang diantaranya yang akan dibahas yaitu instrument tes, tujuan ienstrument test, angket, mekanisme pengujian instrument dan bagaimana menilai aspek afektif siswa dan pelaporan hasil penilaian.
Makalah ini kami susun sebagai cuilan dari penyempurnaan pembelajaran kami. Dengan demikian dipandang perlu mengkaji dan menelaah perihal materi yang dipaparkan dalam makalah, namun dengan segala keterbatasan kami hanya sanggup menjelaskan dengan paparan yang kurang sempurna.
Kami berharap makalah ini sanggup dijadikan salah satu materi bacaan dan telaah ilmu yang nantinya sanggup dijadikan salah satu kajian pengetahuan yang diterapkan dalam proses evaluasi.
Makassar, Juli 2012
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan Instrumen Tes
B. Tinjauan Instrummen Angket
C. Prosedur Pengujian Instrument
D. Cara Penilaian Aspek Afektif
E. Pemanfaatan dan Pelaporan Hasil Tes
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mengoptimalkan kemampuan guru yang belum merata dan didorong oleh kemauan untuk memperbaiki mutu penilaian pembelajaran yang hingga ketika ini masih rendah , perlu menjadi materi kajian mahasiswa untuk senantiasa menelaah dan mengkaji dimana titik-titik hambatannya, sehingga dipandang perlu membahasnya dalam dunia akademik. Penyampaian informasi pembelajaran yang dirancang dan didesain sedemikian baiknya, namun tidak diimbangi dengan telaah penilaian yang akan diujikan maka keberhasilan pembelajaran belum sanggup diukur dan dinilai pencapaiannya.
Istrumen penelitian jenis tes merupakan salah satu komponen penting yang diharapkan dalam proses pembelajaran, namun masih banyak guru yang tidak melaksanakan penelitian jenis tes terlebih dahulu sebelum menawarkan tes bahkan aspek penilaian hasil berguru ini diabaikan.
Angket juga merupakan instrument pengumpulan data yang mempunyai banyak kelebihan diantaranya sanggup mengumpulkan informasi data dalam waktu yang sama dan subyek yang banyak. Namun guru jarang melaksanakan hal ini dalam proses pembelajaran yang ditelitinya. Setelah data dikumpulkan harus diuji keabsahannya. Maka harus dilakukan uji validitas dan reabelitas.
Selain siswa diukur dan dinilai dalam bentuk menawarkan evalusi pendidikan siswa juga dinilai aspek afektifnya dengan format penilaian yang ditetapkan oleh guru. Setelah semua selesai dilaksanakan maka harus menciptakan pelaporan hasil penilaian yang dipublikasikan dalam bentuk laporan hasil penilaian. Misalnya setiap semester siswa mendapatkan rapor hasil berguru selama satu semester.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan perihal instrument tes dan jenisnya maka dikemukakan
rumusan problem sebagai berikut :
1. Bagaimana instrument tes hasil berguru dilaksanakan dalam proses penelitian hasil berguru ?
2. Apakah konstribusi instrument angket dalam proses penelitian pembelajaran ?
3. Bagaimana melaksanakan pengujian hasil tes dalam proses penelitian ?
4. Bagaimana cara melaksanakan penilaian secara afektif dalamproses berguru ?
5. Bagaimana laporan hasil test dipublikasikan dan dilaporkan kepada penerima didik unsur-unsur terkait ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana instrument test dilaksanakan.
2. Untuk mengetahui peranan angket dalam penelitian pembelajaran.
3. Untuk mengetahui cara melaksanakan pengujian hasil test.
4. Untuk mengetahui cara melaksanakan penilaian afektif dalam proses pembelajaran.
5. Untuk mengetahui cara melaporkan hasil test kepada unsur terkait
D. Manfaat
Pengetahuan dan segala kemampuan yang didapat dari makalah ini sanggup menjadi khasanah ilmu yang bermanfaat untuk pengembangan Sumber Daya insan yang pada karenanya perkembangan pendidikan di Indonesia secara Umum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Instrumen Tes Instrumen penelitian merupakan salah satu komponen penting yang diharapkan dalam penelitian. Instrumen penelitian jenis penelitian jenis tes dijadikan alat untuk mengukur hasil belajar. Penyusunan tes hasil berguru untuk keperluan penelitian perlu memperharikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tes tersebut fungsinya sanggup memperoleh informasi perihal subyek penelitian. Untuk memperoleh pemahaman perihal hal-hal yang sanggup dinilai melalui tes.
2. Menentukan kriteria penilaian untuk kepentingan penelitian, ini berarti untuk melaksanakan penelitian yang baik dibutuhkan mutu soal tes yang baik pula.
3. Merancang soal-soal yang akan dipakai dalam penelitian.
Tes yaitu alat ukur yang sangat berharga dalam penelitian. Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang menjadi dasar bagi penetapan skor angka. Skor yang didasarkan pada sampel yang representative dari tingkah laris pengikutnya merupakan indicator tenteng seberapa jauh orang yang dites itu mempunyai karakteristik yang sedang diukur.
Untuk lebih jelasnya tes sanggup dilihat dari banyak sekali aspek :
a. Jenis Tes
Achievement test (tes hasil belajar) yaitu tes yang dipakai untuk mengukur kepuasan dan kecakapan individu dari banyak sekali bidang pengetahuan. Terdiri dari :
- Tes standar atau tes baku
- Tes buatan guru
b. Fungsi achievement tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam satu bidang atau bidang tertentu.
c. Bentuk tes terdiri dari tes : obyektif dan tes uraian.
Bentuk-bentuk tes :
1. Tes Benar-Salah (True-false)
2. Tes pilihan Ganda (Multi Choise Tes)
- Pilihanganda biasa
- Tes hubungan antar hal
- Menjodohkan
- Asosiasi
3. Bentuk tes esai (Tes subyektif)
Tes esai yaitu salah satu bentuk tes yang dugunakan juga dalam penelitian. Tes esai digunakann biasanya pada subyek yang sifatnya kecil. Tes ini bermaksud untuk melihat banyak sekali kemampuan yang dimiliki subyek dalam bentuk tulisan. Jenisnya yaitu :
- Bentuk uraian bebas
- Bentuk uraian terstruktur atau terbatas
- Bentuk balasan singkat
- Melengkapi isian.
B. Tinjauan Instrummen Angket
Angket merupakan instrument pengumpulan data penelitian berupa sejumlah pertanyaan yang diberikan secara tertulis yang diberikan kepada subyek penelitian. mirip telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud supaya orang yang yang diberi tersebut bersedia menawarkan respons sesuai dengan undangan pengguna. Orang yang diharapkan menawarkan respons ini disebut responden. Menurut cara menawarkan respons, angket dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: angket terbuka, angket tertutup dan angket campuran.
1. Macam-Macam Angket
a. Angket terbuka
Adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden sanggup menawarkan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket terbuka dipakai apabila peneliti belum sanggup memperkirakan atau mengira kemungkinan altematif balasan yang ada pada responden.
Contoh pertanyaan angket terbuka:
Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang menunjang kiprah Anda mengajarkan bidang studi yang kini Anda ajarkan? Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama!
Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan menciptakan pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti:
(1). Keuntungan pada responden: mereka sanggup mengisi sesuai dengan impian atau keadaannya.
(2). Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan lantaran sudah diasumsikan demikian.
b. Angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal menawarkan tanda centang (x) pada kolom atau daerah yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
Pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang kiprah Anda mengajarkan bidang studi yang kini Anda ajarkan?
Jawab: ..................................
a. Pernah
b. Tidak
Jika pernah, penataran perihal apa saja? (dapat menawarkan centang lebih dari satu)
a. materi bidang studi
b. metode mengajar/strategi belajar-mengajar
c. menentukan dan penggunaan media/alat pelajaran
d. menyusun alat evaluasi
c. Angket campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1) Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang kiprah Anda mengajarkan bidang studi yang kini Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?
a. Tidak pernah (langsung ke nomor 3)
b. Pernah, yaitu .....kali (teruskan nomor 2)
2) Penataran perihal apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
a. Materi pelajaran .....hari
b. Metode mengajar .....hari
c. Pemilihan dan penggunaan media .....hari
d. Penyusunan alat penilaian .....hari
2. Daftar Cocok (Checklist)
Di dalam klarifikasi mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi fasilitas dalam menawarkan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam klarifikasi umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok yaitu angket yang dalam pengisiannya responden tinggal menawarkan tanda checklist. Dengan keterangan tersebut sepertinya angket tertutup sanggup dikategorikan sebagai checklist. Daftar cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana lantaran dengan daftar cocok peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan serta mempermudh responden dalam menawarkan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai banyak sekali hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
Dari referensi di atas sanggup diketahui bahwa variasi balasan yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:."Dikerjakan oleh Anda", “Dikerjakan bersama", dan "Dikerjakan pembantu". Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif balasan tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif balasan hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan daerah padahal responden sudah tahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanya daftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah "daftar cocok" juga sanggup tiba dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan.
3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya mirip daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of Educational Evaluation disebutkan: The term scale in the measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning "ladder" or “flight of stairs". Hence, anything with gradation can be thought of as "scaled".
Contoh:
Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan. Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melaksanakan suatu kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: "Selalu", "Sering",. "Jarang", "Tidak pernah".
Skala banyak dipakai untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang berafiliasi dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis instrumen-instrumen pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general inventories, contohnya Minnesota Multiphasic Personality Inventory - MMPI, dan inventori untuk aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation - Behavior - FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian pendidikan, walaupun sanggup dikatakan tidak terlalu sering memakai instrumen-instrumen mirip disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan mirip kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa merampungkan studi serta masalah-masalah yang berafiliasi dengan proses belajar, menjadi topik yang tetap konkret di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang tidak terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, contohnya rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat berguru dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya dalam cuilan ini akan disajikan pula beberapa referensi instrumen untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan supaya para peneliti pendidikan sanggup terperinci menggali penyebab timbulnya problem pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk sanggup memakai alat-alat pengungkap tanda-tanda kejiwaan mirip tes, inventori khusus dan lain-lain, diharapkan suatu kemampuan khusus.Pada umumnya mahasiswa lulusan faktultas Psikologi sanggup diminta untuk membantu melaksanakan pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut.
Skala mirip dicontohkan di atas merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam referensi di atas, alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas keseringan. Skala yang berasal dari wangsit yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya memakai lima tingkatan. Tentu saja peneliti sanggup menciptakan variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:
Selalu - Kadang-kadang - Tidak Pernah
Baik - Cukup - Jelek
Besar - Sedang - Kecil
Jauh - Cukup - Dekat
Dan sanggup pula memperbesar rentangan menjadi lima tingkatan:
Selalu - Sering Sekali - Sering - Jarang - Jarang Sekali
Selalu - sering sekali - Sering - Jarang - Tidak Pernah
Baik Sekali - Baik - Cukup - Jelek - Jelek Sekali
Besar Sekali - Besar - Cukup - Kecil - Kecil Sekali
Pemilihan alternatif diserahkan pada impian dan kepentingan peneliti yang trumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini mirip tes objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.
Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen
Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai berikut:
1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau cuilan variabel.
3. Mencari indikator setiap sub atau cuilan variabel.
4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.
5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
6. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.
C. Prosedur Pengujian Instrument
Pengujian instrument dimulai dengan proses uji coba instrument terhadap sejumlah responden. Hasil yang diperolehkemudian dianalisis untuk menguji instrument tersebut. Ukuran umum yang dipakai uji validitas dan reliabelitas.
a. Pengujian validitas instrumen
Validitas tes berafiliasi dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes dan seberapa cermat tes melaksanakan pengukuran atau dengan kata lain validitas tes berafiliasi dengan ketepatan tes tersebut terhadap konsep yang akan diukur, sehingga betul-betul bisa mengukur apa yang seharusnya diukur.
Jenisnya:
- Validitas isi
- Validitas kontruk
- Validitas ramalan dan prediksi
- Validitas kesamaan
b. Reliabelitas
Reliabelitas tes berafiliasi dengan konsisten hasil pengukuran yaitu seberapa konsistensi skor tes darisatu pengukuran ke pengukuran berikutnya.
Jenisnya:
- Metode tes-Retest
- Metode Equivalent-forms
- Metode Belah- Dua
- Metode Kuder Richadson
Faktor-faktor yang mensugesti Reliabelitas
- Secara umum jikalau tes semakin panjang, maka semakin tinggi reliabelitasnya
- Penyebaran skor, semakin besar penyebaran skor, maka akan semakin tinggi asumsi reliabelitasnya
- Kesulitan tes, umumnya tes yang terlalu gampang atau sulit akan menyebabkan reliabelitas semakin rendah. Hal ini disebabkan terbatasnya penyebaran skor.
- Obyektivitas tes
- Waktu tes, tes yang dengan interval yang pendek menyebabkan koefisien reliabelitas tes besar
c. Item Analysis
Item analysis yaitu analisis yangdilakukan terhadap item tes untuk menemukan tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh (distractor). Jenisnya yaitu analisis tes kesukaran, analisis daya pembeda tes, analisis efektivitas pengecoh.
Kegunaan item analysis :
- Mengembangkan Proporsi item yang gampang , sedang, dan sulit dalam tes
- Memperpanjang dan memperpendek tes dalam rangka meningkatkan validitas dan reliabelias tes
- Menyederhanakan konsep dasar dan teknik item analysis
- Membantu pemakaian tes untuk mengevaluasi tes yang dipublikasikan.
D. Cara Penilaian Aspek Afektif
Aspek afektif yang harus dinilai dalam kegiatan penilaian yaitu :
1. Aspek kelakuan
2. Aspek keberanian
3. Aspek kebersihan
4. Aspek kerajinan
5. Aspek kedisiplinan
E. Pemanfaatan dan Pelaporan Hasil Tes
1. Pemanfaatan Hasil Pembelajaran
a. Bagi penerima didik yang memerlukan remedial.
Remedial diberikan kepada siswa yang belum mencapai criteria ketuntasaan belajar.
b. Bagi penerima didik yang memerlukan pengayaan.
Pengayaan diberikan kepada siswa yang sanggup melaksanakan percepatan penguasaan terhadap kompetensi yang diberikan.
c. Bagi Guru
Guru sanggup memanfaatkan hasil penilaian utnuk perbaikan kegiatan dan kegiatan pembelajaran.
d. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penilaian sanggup dipakai untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan penerima didik.
2. Bentuk laporan hasi penilaian
a. Laporan sebagai akuntabilitas public
Laporan kemajuan hasil berguru penerima didik dibentuk sebagai petanggungjawaban forum sekolah kepada orang tua/wali , komite sekolah, masyarakat, dan intasi terkait. Laporan tersebut sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi antara pihak sekolah dengan masyarakat yang terlibat eksklusif terhadap pendidikan penerima didik.
b. Bentuk Laporan
Laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif dankonferhensip supaya pfofil atau tingkat kemajuan berguru penerima didik gampang terbaca dan dipahami.
c. Isi laporan
d. Rapor
Rapor yaitu laporan kemajuan berguru penerima didik dalamkurun waktu satu semester. Nilairapor yaitu citra pencapaian kemajuan penerima didik dalam satu semester yang berasal dari nilai ulangan harian, UTS, dan Ulangan final Semester.
3. Penentuan kenaikan kelas
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila :
1. Memperoleh nilai kurang dari katagori, baik pada kelompok mata pelajaran agama dan budpekerti mulia.
2. Jika penerima didik tidak merampungkan 50 % atau lebih standar kompetensi dari tiga mata pelajaran hingga batas final tahun ajaran.
3. Jika alasan berpengaruh contohnya gangguan kesehatanfisik, emosi atau mental sehingga mustahil merampungkan kompetensiyang ditargetkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, upaya mengoptimalkan kemampuan guru yang belum merata dan didorong oleh kemauan untuk memperbaiki mutu penilaian pembelajaran yang hingga ketika ini masih rendah, perlu menjadi materi kajian mahasiswa untuk senantiasa menelaah dan mengkaji dimana titik-titik hambatannya, sehingga dipandang perlu membahasnya dalam dunia akademik. Penyampaian informasi pembelajaran yang dirancang dan didesain sedemikian baiknya, namun tidak diimbangi dengan telaah penilaian yang akan diujikan maka keberhasilan pembelajaran belum sanggup diukur dan dinilai pencapaiannya. dan juga, istrumen penelitian jenis tes merupakan salah satu komponen penting yang diharapkan dalam proses pembelajaran, namun masih banyak guru yang tidak melaksanakan penelitian jenis tes terlebih dahulu sebelum menawarkan tes bahkan aspek penilaian hasil berguru ini diabaikan. (Mohon maaf, jikalau kesimpulannya tidak lengkap, silahkan direvisi atau ditambah)
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahmanajemenpemasarann.blogspot.com//search?q=makalah-evaluasi-pendidikan
Uno, Hamzah B, Koni, Sastria 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara
Uno, Hamzah B, Koni, Sastria 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara
Uno. Hamzah B. 2007 . Model pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Uno Hamzah B. 2006. Perencanaan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Uno Hamzah B, 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara
0 Response to "Makalah Penilaian Pendidikan"
Posting Komentar