Proses Perencanaan Sdm
PROSES PERENCANAAN SDM
Perencanaa SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan sumber daya insan sehingga organisasi/perusahaan tersebut sanggup mencapai tujuannya.
Strategi SDM ialah alat yang dipakai untuk membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran dan usul SDM. Strategi SDM ini memperlihatkan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola. Pengembangan planning SDM merupakan planning jangka panjang. Contohnya, dalam perencanaan SDM suatu organisasi harus mempertimbangkan alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang tidak hanya enam bulan kedepan atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini membutuhkan pengetahuan untuk sanggup meramal kemungkinan apa yang akan terjadi kelak menyerupai perluasan, pengurangan pengoperasian, dan perubahan teknologi yang sanggup mempengaruhi organisasi tersebut.
Perencana (planner) ialah orang, baik individu maupun kelompok, yang memproses perencanaan (planning) yang jadinya menjadi planning (plan).
Langkah-langkah perencanaan SDM ialah sesuai dengan fungsinya untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya dari aspek sumber daya manusia, dan fokus perhatian sumber daya insan ditunjukkan pada proses peramalan dan penentuan kebutuhan SDM di masa depan, maka proses penentuan tersebut dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis beberapa faktor penyebab perubahan kebutuhan sumber daya manusia.
2. Peramalan kebutuhan sumber daya manusia.
3. Penetuan kebutuhan sumber daya insan di masa yang akan datang.
4. Analisis ketersediaan (supply) sumber daya insan dan kemampuan perusahaan.
5. Penentuan dan implementasi program.[1]
Umumnya proses perencanaan SDM dibagi atas dua tahapan besar, yaitu tahapan Peramalan Kebutuhan (Needs Forcasting) dan Perencanaan Program (Program Planning). Menurut French (1986), asumsi kebutuhan ialah proses penentuan jumlah SDM yang diharapkan organisasi dimasa yang akan datang. Perkiraan kebutuhan tersebut diturunkan dari sejumlah warta menyerupai analisis kondisi eksternal, kemampuan SDM yang dimiliki organisasi dikala ini, potensi SDM organisasi, rancangan pekerjaan, filosofi manajemen, anggaran, mutasi, promosi serta pengurangan staf, dan lain-lain. Sedangkan perencanaan jadwal dilakukan sehabis selesainya asumsi kebutuhan. Menurut James Welker dalam French (1986), perencanaan jadwal mencakup dua hal yaitu administrasi kinerja dan administrasi karier.[2]
Beberapa tahap yang terkait dengan perencanaan SDM antara lain sebagai berikut:
1. Tahap Peramalan Kebutuhan SDM di Masa Depan
Kebutuhan atau usul SDM dimasa yang akan tiba merupakan titik utama kegiatan perencanaan SDM. Hampir semua organisasi harus menciptakan prediksi atau asumsi kebutuhan SDMnya dimasa datang.
Prakiraan kebutuhan (Needs Forcasting) secara garis besar terbagi atas 4 kelompok yaitu:
a. Kondisi Eksternal
b. Persyaratan SDM di masa mendatang
c. Ketersediaan SDM di masa mendatang
d. Prakiraan kebutuhan SDM
2. Tahap Perencanaan Program
Rancangan atau planning jadwal tersebut mencakup dua hal besar yaitu :
a. Manajemen Kinerja, meliputi tiga hal :
1) Hal-hal yang berkaitan dengan keorganisasian menyerupai aktifitas kerja, hubungan kerja, tanggung jawab kerja, standar kerja, kualitas kehidupan kerja dan lain-lain.
2) Penilaian kinerja yang terdiri dari perencanaan dan tujuan kinerja, bimbingan, penilaian kinerja dan lain-lain.
3) Struktur imbalan menyerupai kompensiasi dan pembagian keuntungan.
b. Manajemen Karier, mencakup empat hal :
1) Sistem dan kebijakan perusahaan yang terdiri dari analisis jabatan, rekrutmen, seleksi dan penempatan, promosi dan transfer, pengembangan, pendidikan serta pemberhentian atau pensiun.
2) Suksesi Manajemen yang mencakup kajian individu, persyaratan posisi, peta suksesi kepemimpinan, planning penggantian dan perjalanan kemajuan karier.
3) Kesempatan berkarier yang mencakup syarat jabatan, contoh karier dan komunikasi karier.
4) Rencana karier individu yang terdiri atas analisisis diri sendiri, planning karier perorangan dan planning agresi pengembangan perorangan.[3]
Dengan memakai pemahaman Schuler (987:62-78), terdapat empat tahapan penting dalam proses perencanaan SDM, yaitu:
1. Gathering, Analyzing, and Forecasting Supply and Demand Data
Pada tahap ini dilakukan sejumlah acara untuk mengumpulkan, menginvestigasi, menganalisis dan memprediksi kebutuhan data untuk memutuskan supply and demand. Sumber data bisa berasal dari lingkungan internal ataupun eksternal, yang digali dari pengalaman masa lalu, pengamatan di masa kiini, dan prediksi kebutuhan masa depan. Berdasarkan data tersebut dikembangkanlah sebuah sistem warta SDM, yang akan mengolah data menjadi informasi, sebagai materi analisis dalam menyusun perencanaan SDM yang akurat.
2. Establishing Human Resource Objectives and Policies
Penetapan tujuan dan kebijakan SDM mesti berlandaskan tujuan dan kebijakan corporate yang jelas, biar sanggup mengantisipasi pengembangan organisasional dalam merespons perubahan global.
3. Human Resource Programming
Pada tahap ini dirancang mekanisme dan mekanisme administrasi SDM yang sanggup diimplementasikan dengan baik, terutama dalam rangka meningkatkan daya tawar bagi rekrutmen calon pegawai yang qualified. Kegiatannya mencakup penyusunan jadwal yang berkaitan dengan hal-hal berikut: jadwal pengadaan pegawai baru, jadwal perencanaan sistem kompensasi, jadwal pemberdayaan secara optimal, jadwal pengembangan, jadwal pemeliharaan bagi pegawai yang produktif, jadwal konseling bagi pegawai yang mengalami stress atau tekanan mental ataupun gangguan psikologis lainnya, dan jadwal persiapan pensiun hingga ke realisasi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), baik disebabkan oleh tibanya dikala pensiun maupun lantaran alasan-alasan lain.
4. Human Rescurce-Planning-Control and Evaluation
Pada tahap ini, kegiatannya lebih difokuskan untuk mengawasi dan mengevaluasi implementasi program-program administrasi SDM yang sedang berjalan biar tetap berada di jalur yang sudah ditetapkan (on the right track). Sehubungan dengan hal itu , maka harus ada jaminan bahwa setiap jadwal sanggup diimplementasikan secara transparan dan profesional.[4]
Pengevaluasian Perencanaan SDM
Jika perencanaan SDM dilakukan dengan baik, akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1. Manajemen puncak mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap dimensi SDM atau terhadap keputusan-keputusan bisnisnya.
2. Biaya SDM menjadi lebih kecil lantaran administrasi sanggup mengantisipasi ketidakseimbangan sebelum terjadi hal-hal yang dibayangkan sebelumnya yang lebih besar biayanya.
3. Adanya kesempatan yang lebih baik untuk melibatkan perempuan dan golongan minoritas di dalam planning masa yang akan datang. Pengembangan para manajer sanggup dilaksanakan dengan lebih baik.[5]
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka sanggup disimpulkan perencanaa SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan sumber daya insan sehingga organisasi/perusahaan tersebut sanggup mencapai tujuannya.
Langkah-langkah perencanaan SDM ialah sesuai dengan fungsinya untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya dari aspek sumber daya manusia, dan fokus perhatian sumber daya insan ditunjukkan pada proses peramalan dan penentuan kebutuhan SDM di masa depan.
Umunya proses perencanaan SDM dibagi atas dua tahapan besar, yaitu Peramalan Kebutuhan (Needs Forcasting) dan Perencanaan Program (Program Planning).
Menurut pemahaman Schuler (987:62-78), terdapat empat tahapan penting dalam proses perencanaan SDM, yaitu: Gathering, Analyzing, and Forecasting Supply and Demand Data, Establishing Human Resource Objectives and Policies, Human Resource Programming, dan Human Rescurce-Planning-Control and Evaluation.
0 Response to "Proses Perencanaan Sdm"
Posting Komentar