Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar Atau Isbd

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar atau ISBD

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami sanggup menuntaskan penyusunan makalah yang berjudul Ilmu Sosial Budaya Dasar atau ISBD perihal Kebudayaan. Penulisan makalah ini merupakan salah satu kiprah yang diberikan dalam mata kuliah ISBD di Universitas Negeri Makassar.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis memberikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menuntaskan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memperlihatkan kiprah dan petunjuk kepada kami, sehingga kami sanggup menuntaskan kiprah ini.

Makassar, Juli 2012


Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan

BAB II Pembahasan
1. Pengertian Dan Wujud Kebudayaan
2. Sistem, Unsur dan Substansi Budaya
3. Sifat Budaya dan Kecenderungannya
4. Manusia dan Kebudayaan

BAB III Penutup
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, lantaran insan ialah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup lantaran adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala insan mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian insan dan kebudayaan tidak sanggup dipisahkan satu sama lain, lantaran dalam kehidupannya mustahil tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari insan melihat dan memakai kebudayaan, bahkan kadang-kadang disadari atau tidak insan merusak kebudayaan.

Hubungan yang bersahabat antara insan (terutama masyarakat) dan kebudayaan telah lebih jauh diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan bronislaw Malinowski, yang mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. (Soemardjan, Selo: 1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun insan yang menjadi anggota masyarakat sudah berganti lantaran kelahiran dan kematian.

Lebih jauh sanggup dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor (1871) dalam bukunya Primitive Culture: kebudayaan ialah kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, budbahasa istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh insan sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan meliputi kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh insan sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola sikap normative. Oleh lantaran itu, insan yang mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya (destruktif).

B. Tujuan Penulisan
1. Mengerti dan memahami pengertian kebudayaan
2. Mengerti dan memahami wujud kebudayaan
3. Memhami dan menjelaskan isi utama kebudayaan
4. Memahami dan menjelaskan sifat-sifat kebudayaan
5. Memahami dan menjelaskan sistem kebudayaan
6. Memahami dan menjelaskan imbas budaya terhadap lingkungan
7. Memahami dan menjelaskan proses dan perkembangan kebudayaan
8. Memahami dan menjelaskan hubungan insan dengan kebudayaan

C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami memakai metode studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur yang relevan dengan bahasan yang kami sajikan.

D. Sistematika Penulisan
Untuk membantu anda mencapai tujuan dari penulisan ini, sistematika makalah ini, antara lain :
1. Pengertian dan Wujud Kebudayaan
2. Sistem, Unsur dan Substansi (isi) Kebudayaan
3. Sifat-sifat Kebudayaan
4. Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan, Pengaruh Budaya terhadap Lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DAN WUJUD KEBUDAYAAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya ialah bentuk jamak dari kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya bekerjsama berasal dari bahasa snsekerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata Cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata corela.

Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
1. E.B. Tylor, budaya ialah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, budbahasa istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh insan sebagai anggota masyarakat.

2. R. Linton, kebudayaan sanggup dipandang sebai konfigurasi tingkah laris yang dipelajari dan hasil ntingkah laris yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan ialah keseluruhan sistem gagasan, milik diri insan dengan belajar.

4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, menyampaikan bahwa kebudayaan ialah semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.

B. Perwujudan Kebudayaan
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan kedalam tiga wujud yaitu:
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai norma-norma dan peraturan
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks acara serta tindakan berpola dari insan dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Berdasarkan penggolongan wujud budaya tersebut, maka kebudayaan sanggup dikelompokan menjadi dua:1. Budaya yang bersifat absurd dan 2. Budaya yang bersifat kongkrit.

Sebagaimana telah disebutkan koentjaraningrat wujud budaya kongkrit ini dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri dari:
a. Perilaku
Perilaku ialah cara bertindak atau bertingkahlaku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap sikap insan dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola sikap (patterns of behavior) masyarakat. Pola-pola sikap ialah cara bertindak seluruh anggota suatu masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama.

Manusia mempunyai aturan main tersendiri dalam hidupnya di masyarakat, lantaran itu berdasarkan Rapl Linton dalam mengatur hubungan antarmanusia diharapkan design for living atau garis-garis petunjuk dalam hidup sebagai serpihan budaya, misalnya:
1. Apa yang baik dan buruk, benar dan salah, sesuai dan tidak sesuai dengan keinginan (valuational element)
2. Bagaimana orang harus berlaku (priscriptive element)
3. Perlu tidaknya diadakan upacara ritual budbahasa atau kepercayaan, (cognitive element).

b. Bahasa
Ralph linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting dalam memperlambangkan budaya hingga mencapai tarafnya menyerupai kini ialah bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan alat berkomunikasi. Tanpa berfikir dan berkomunikasi kebudayaan sulit ada. Sebagaimana diketahui sebuah pepatah mengatakan: bahasa mengambarkan bangsa, artinya bahasalah yang mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu saja termasuk didalamnya kebudayaan bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa sanggup dibentuk, dibina, dikembangkan, serta sanggup diwariskan pada generasi mendatang.

c. Materi
Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya insan dalam masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat rumah tangga, alat produksi, alat transportasi, alat komunikasi, dan sebagainya.

Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga yang besar ialah sebagai berikut:
1. Items, unsur yang paling kecil dalam budaya
2. Traits, merupakan adonan beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, adonan beberapa dari items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan adonan dari beberapa kompleks budaya.

Gabungan dari beberapa acara budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (cultural universal). Terjadinya unsur budaya tersebut sanggup melalui discovery, yaitu inovasi yang terjadi secara sengaja atau kebetulan, yang sebelumnya tidak ada. Dan invention, yaitu inovasi atau perjuangan yang sengaja untuk memperoleh hal-hal baru.

2. SISTEM, UNSUR, DAN SUBSTANSI BUDAYA
A. SISTEM BUDAYA
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berarti seperangkat elemen-elemen (bagian-bagian) yang bekerjasama secara teratur. Konsep system sanggup ditujukan kepada: organisasi, kumpulan, himpunan, organ badan dan seterusnya. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu system, yaitu sistem sosial budaya ialah unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain escara teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang harmonis bagi masyarakatnya.

System budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat absurd dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sitem kebudayaan merupakan serpihan dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai budbahasa istiadat. Dalam budbahasa istiadat terdapat juga sitem norma dan disitulah salah satu fungsi sistem budaya ialah menata serta tetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laris manusia.

System kebudayaan suatu tempat akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang beda. Jenis kebudayaan ini sanggup dikelompokan kedalam 2 yaitu:
a) Kebudayaan material
Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat pengolahan alam, menyerupai gedung,pabrik, jalan ,rumah dan sebagainya.

b) Kebudayaan non material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, budbahasa istiadat, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Non material antara lain ialah :

1. Cara (usage)
Proses interaksi yang terus menerus akan melahirkan pola-pola tertentu yang disebut cara (usage). Norma yang disebut cara hanya mempunyai kekuatan yang lemah disbanding norma yang lain. Pelanggaran terhadap norma ini hanya disebut tidak sopan, contohnya makan sambil berdiri, berdecak bersendawa dan sebagainya.

2. Volkways (Norma kelaziman/kebiasaan)
Kebiasaan ialah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama, merupakan cermin bahwa orang tersebut menyukai perbuatannya. Contohnya bertutur sopan santun, member slaam, menghormati orang tua. Pelanggaran terhadap keiasaan masyarakat. Sanksi terhadap pelanggaran ini berupa teguran, sindiran, dipergunjingkan dan sebagainnya yang sifatnya hukuman masyarakat, yang mungkin dianggap ringan.

3. Mores (Norma tata kelakuan/norma kesusilaan)
Mores ialah aturan yang berlandaskan pada apa yang baik dan seharusnya berdasarkan anutan agama, Filsafat atau nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap usage, folkways hanya akan dianggap absurd atau tidak sopan, tetapi pelanggaran terhadapan mores akan disebut jahat. Contoh terhadap mores ialah berzinah. Sanksinya berat, dirajam atau diusir dari kampong halamnnya. Karena sanksinya yang berat mores disebut norma berat.

Fungsi norma tata kelakuan di masyarakat:
a. Memberikan batas-batas pada kelakuan individu (berupa perintah dan larangan)
b. Mengidentifikasi inividu dengan kelompoknya (memaksa individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan norma yang berlaku)
c. Menjaga solidaritas antar anggota masyarakat( menjaga keutuhan dan kerjasama antar anggota massyarakat)

4. Norma budbahasa istiadat (custom)
Tata kelakuan yang kekal. Serta besar lengan berkuasa integrasinya dengan pola-pola sikap masyarakat sanggup meningkat menjadi budbahasa istiadat (custom). Anggota masyarakat yang melanggar budbahasa istiadat sanggup memperoleh hukuman yang berat, contohnya dikucilkan dari masyarakat. Misal, bercerai ialah suatu malu besar bagi masyarakat Lampung. Dalam masyarakat sunda wanita apabila tidak dilamar dianggap aib, sebaliknya dalam masyarakat Minang perempuanlah yang melamar pria dan ssebagainya.

5. Norma hokum (Laws)
Adalah suatu norma yang lebih tepat disebut sebagai hokum yang tertulis, meskipun tidak selalu demikian. Laws ialah suatu rangkaian aturan yang diyujukan kepada anggta masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan larangan semoga dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan. Atura ini lazimnya tertulis yang dikodifikassikan dala bentuk banyak sekali macam kitab undang-undang, atau tidak tertulis berupa keputusan-keputusan hokum pengadilan adat. Karena sebagian besar norma hokum ialah tertulis maka sanksinya ialah yang paling tegas bila dibandingkan dengan norma lain.

6. Mode (fashion)
Mode atau fashion ialah cara dan gaya melaksanakan dan membuat sesuatu yang sering berubah-ubah serta diikuti orang banyak. Hal terakhir ini merupakan ciri khas dari mode yakni sifatnya missal. Mode atau fashion tidak hanya tampak pada cara orang memotong dan memakai pakaian, cara mengatur rambut dan sebagainya, tetapi juga dalam hal mengejar sesuatu yang gres di bidang lain. Dari mode akan lahir sesuatu yang gres yang bersifat inovatif, contohnya tarian tradisional jawa dielaborasi dengan kesenian melayu atau bali akan lahir tarian kontemporer modern, tetapi dari mode juga akan melahirkan sesuatu yang dianggap absurd oleh masyarakat contohnya rambut dengan gaya funky, dengan di cat berwarna-warni yang mungkin nantinya akan dianggap biasa.

Dalam system budaya ini terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusian yang terwujud dalam unsure kebudayaan sebaga satu kesatuan. Berikut akan dijelaskan perihal unsur-unsur kebudayaan tersebut.

B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Adanya perbedaan wujud kebudayaan antara satu budaya dengan budaya lain disebabkan lantaran dalam masyarakat terdiri atas banyak sekali unsure, baik yang besar maupun yang kecil yang membentuk satu kesatuan. Ada banyak pendapat perihal unsure-unsur yang membentuk satu kebudayaan.

1. Melville J. Herskovits, unsur-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut:
a. Alat-alat teknologi
b. System ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut
a. System norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat semoga menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-[etugas untuk pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga ialah forum pendidikan yang utama
d. Organisas kekuatan

3. C. Kluckhohn beropini bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural universal) artinya ketujuh unsur ini sanggup ditemukan pada semua kebudayaan bangsa di dunia yaitu:
a. System religi
b. System pengetahuan
c. System mata pencaharian hidup
d. Sistem peralatan hidup atau teknologi
e. Organisasi kemasyarakatan
f. Bahasa
g. Kesenian

Tiap-tiap unsure kebudayaan ini sanggup diperinci menjadi unsure-unsur yang lebih kecil hingga beerapa kali. Dengan metode Raplh Linton pemerinci sanggup dilakukan hingga empat kali. Karena serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan setiap unsure kebudayaan universal itu juga mempunyai tiga wujud Yaitu wujud system budaya, wujud sistem sosial dan wujud kebudayaan fisik sehingga pemerincian dari ketujuh unsure tersebut masing-masing harus juga dilakukan mngenai ketiga wujud tersebut.

Wujud system dari unsur kebudayaan universal berupa budbahasa dan pada tahap pertamanya budbahasa sanggup diperinci lagi menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks budaya sanggup diperinci lagi menjadi tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap tema budaya sanggup diperinci dalam gagasan.

C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud absurd dari segala macam ilham dan gagasan insan yang bermunculan di dalam masyarakat yang member jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

1) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki insan sebagai makhluk sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a. Alam sekitar
b. Alam tumbuhan di tempat tempat tinggal
c. Alam fauna di tempat tempat tinggal
d. Zat-zat materi mentah dan benda-benda dalam lingkungannya
e. Tubuh manusia
f. Sifat-sifaat dan tingkah laris sesame manusia
g. Ruang dan waktu.

Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas insan melaksanakan tiga cara, yaitu
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengelaman eksklusif ini akan membentuk kerangka fikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di sekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), menyerupai kursus-kursus, penataran-penataran dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simbolik.

2) Nilai
Nilai ialah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oeh seluruh insan sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila mempunyai kegunaan dan berharga (nilai kebenaran), indah (niulai estetika), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama).

C. Kluchon mengemukakan, bahwa yang memilih orientasi nilai budaya insan di dunia ialah lima dsar yang bersivat universal, yaitu :
a) Hakikat hidup manusia
b) Hakikat rakyat manusia
c) Hakikat waktu manusia
d) Hakikat alam manusia
e) Hakikat hubungan antar manusia.

3) Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh lantaran itu, pendangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu,kelompok, atau bangsa. Jika suatu bangsa tidak mempunyai pandangan hidup maka bangsa tersebut akan gampang dikendalikan oleh bangsa lain, gampang goyah, kehilangan jati diri dan kesudahannya sulit untuk menjadi bangsa dan atau negara mempunyai serangkaian visi dan misi yang ingin dicapai dalam kehidupan, tidak gampang goyah dan mempunyai prinsip ingin mewujudkan pandangan hidupnya.

Dengan demikian, pandangan hidup ialah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang diyakini kebenarannya dan mengakibatkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

4) Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pada dasarnya, insan yang mempunyai naluri untuk menghambakan diri kepada yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap bisa mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akhir atau refleksi ketidak mampuan insan dalam dalam mengahdapai tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang bisa memperlihatkan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan.

Kepercayaan terhadap “sesuatu” yang “maha” diluar diri manusia. Bermacam-macam tergantung keyakinan manusia.

5) Presepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangakt kata-kata yang dipakai untuk memahami bencana atau tanda-tanda dalam kehidupan.

Persepsi terdiri atas:
1. Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa memakai slah satu indera manusia,
2. Persepsi telepati, kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain,
3. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat bencana atau bencana di tempat lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.

Dalam keseharian kadangkala persepsi insan yang satu berbeda dengan persepsi insan yang lain, hal ini desebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman, pengetahuan dan lingkungan, serta proses dalam diri manusia.

Proses timbulnya persepsi dalam diri seseorang melalui tahapan-tahapan yang dialami oleh manusia: pancaindera serta alat akseptor yang lain, menrima getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal(berat-ringan), tekana termikal (panan-dingin), dan sebagainya. Rangsangan tersebut masuk kedalam sel-sel tertentu dibagian otaknya. Ditempat itu, banyak sekali macam proses fisik, fisologo dan psikologi terjadi. Berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang duipancarkan dan diproyeksikan menjadi suatu citra perihal lingkungan individu yang melahirkan persepsi.

6) Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam Antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti tabiat khas. Etos sering tampak pada gaya sikap warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta banyak sekali benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing.

Masing-masing suku mempunyai etos kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja berbeda sangat mencolok, apa yang baik berdasarkan suku tertentu belum tentu baik berdasarkan suku yang lain, oleh karenanya diharapkan sikap kedewasaan untuk memahami kebudayaan lain.

3. SIFAT BUDAYA DAN KECENDERUNGANNYA
A. SIFAT-SIFAT BUDAYA
Kendati kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, menyerupai di Indonesia yang terdiri dari banyak sekali suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri dan sifat yang sma. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu memilki ciri-ciri yang sama bagi setiap kebudayaan insan tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku bagi setiap budaya dimanapun juga.

Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut, antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari sikap manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usua generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diharapkan oleh insan dan diwujudkan dlam tingkah laku.
4. Budaya meliputi peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan, yang diterima atau ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diijinkan.

Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi, apabila seseorang atau sekelompok orang yang memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih dahulu ia harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada didalamnya.

B. BUDAYA DIMILIKI BERSAMA OLEH SUATU KELOMPOK
Sebagaimana telah dijelaskan, masyarakat sebagai wadah dan dan budaya sebagai isi merupakan kesatuan yang sanggup dipisahkan dan merupak dua komponen yang bersatu. Setiap masyarakat memilki budaya dan setiaop budaya niscaya ada masyarakat yang memilikinya. Masing-masing masyarakat seringkali mempunyai budaya yang bersifat khas, yaitu hanya dimilki masyarakat tersebut.

Ciri khas perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan latar belakang masyarakat yang bersangkutan. Faktor-faktor penyebab perbedaan itu antara lain:

1. Faktor Alam
Faktor alam atau lingkungan geografis ialah faktor letak tata bumi, iklim, dan faktor alam lainya. Faktor alam ini mempunyai imbas yang besar terhadap pembentukan budaya. Misalnya musik angklung, suling, dan calung pertama kali berasl dari Jawa barat lantaran alam Jawa Barat menyediakan banyak bambu.

2. Faktor Kebiasaan
Kebiasaan yang ada disuatu masyarakat berbeda satu dengan yang lainnya, kadangkala apa yang boleh dalam masyarakat tertentu dihentikan oleh masyarakat lain. Misalnya di Jepang mengeluarkan bunyi desis dari lisan dianggap sebagai tanda penghargaan terrhadap orang yang memunyai derajat sosial yang lebih tinggi, sebaliknya di Inggris mengeluarkan bunyi desis dari lisan dianggap penghinaan.

3. Faktor Kedaerahan
Faktor kedaerahan melahirkan budaya- budaya khusus (sub kultur) pada masyarakat yang tinggal didaerah berlainan satu sama lain. Misalnya kebiasaan yang berlaku pada masyrakat sunda akan berbeda dengan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat Minahasa, Padang, dan sebagainya.

4. Pelapisan sosial
Pelapisan sosial atau strata sosial sanggup mempengaruhi perbrdaan kebudayaan golongan masyarakat, contohnya dulu golongan aristokrat akan berneda tutur kata, berpakaian dengan golongan rakyat biasa masa kini juga antara kelas menengah keatas akan berbeda cara bersikap, bergaul, berpakaian dengan orang kebanyakan.

C. KECENDERUNGAN BERTAHAN DAN BERUBAHNYA KEBUDAYAAN
Kebudayaan akan terus hidup manakala masyarakat mau mempertahankannya, sebaliknaya kebudayaan akan musnah kalau masyarakat tidak lagi menggunakannya.

Dalam mempelajari kebudayaaan selalu harus diperhatikan hubungan antara unsur- unsur yang mempengaruhi budaya itu cenderung bertahan atau berubah dan situasi serta kondisi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan.

Unsur- unsur penyebab kecenderungan bertahannya suatu budaya antara lain:
1. Unsur Idiologi
Idiologi merupakan kumpulan, gagasan, serta tatanan yang baik dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Idiologi ialah jiwa dan kepribadian bangsa yang mengakibatkan suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain. Idiologi dipakai sebagai pedoman hidup suatu bagsa. Dengan demikian, unsur idiologi ini kecenderungan tetap bertahan lantaran sudah diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat atau bangsa.

2. Unsur Kepercayaan / Religi
Semua acara manusioa yang bekerjasama dengan kepercayaan / religi didasarkan pada suatu keyakinan akan suatu kebenaran (keimanan). Oleh lantaran itu unsur kepercayaan atau religi ini cenderung tetap bertahan karean menyangkut keyakinan, krpatuhan, atau keimanan yang diyakini.

3. Unsur Seni
Seni ialah sesuatu yang bersifat indah, seni melahirkan cinta kasih, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, baik terhadap Tuhan, maupun terhadap sesama manusia.

Pengungkapan rasa seni sanggup melalui musik, tari, lukis, sastra, dan sebagainya, sebagai hasil cipta, karsa, insan yang cenderungbertahan dari masa ke masa.

4. Unsur Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi, penghubung suatu maksud antar manusia, dari bahasa kita sanggup mengungkapkan apa yang kita inginkan.

Bahasa kecenderungan tetap berubah dari masa ke masa, meskipun kosakatanya semakin berkembang, tanpa bahasa insan tidak sanggup bekerjasama satu sama lain.

Sedangkan, unsur- unsur kecenderungan perubahan budaya dikarenakan antara lain :
1. Unsur Mata pencaharian
Mata pencaharian dengan system tradisional cenderung berkembang menjadi suatu system yang lebih maju. Perubahan meliputi system produksi, distribusi, konsumsi. Perubahan tersebut disebabkan:
a. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada
b. Sadar akan adanya kekurangan- kekurangan
c. Usaha- perjuangan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman
d. Meningkatkan kebutuhan
e. Adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup
f. Sikap terbuka terhadap hal- hal gres (inovatif)

Dengan demikian, system matapencaharian hidup cenderung berubah dari masa ke masa, seiring dengan perubahan jaman, perkembangan ilmu dan teknologi, serta pola hidup.

2. Unsur sistem teknologi
Manusia tidak sanggup menutup diri dari kemajuan teknologi lantaran teknologi sendiri bernaksud memudahkan manusia. Kemajuan teknologi berkembang seiring dengan meningkatnya pengetahuan manusia.

Perkembangan teknologi sanggup dilihat dari periodisasi zaman, yaitu zaman batu, zaman perunggu, zaman besi, dan kini disebut zaman modern. Dengan demikina teknologi kecenderungan berubah seiring perkembangan nalar dan pengetahuan manusia.

3. Unsur Pengetahuan
Sistem pengetahuan insan mengalami perubahan menjadi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bertujuan semoga insan lebih mengetahui dan mendalami segi kehidupan. Oleh lantaran itu, ilmu pengetahuan terus berkembang sesuai dengan perkembangan dan tingkat keingintahuan manusia. Misalnya ilmu pengertahuan dulu menyebutkan Plato ialah sebuah planet, namun kini terbukti bahwa Plato bukanlah sebuah planet.

D. BUDAYA DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA
Budaya berfungsi membantu insan memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup insan terdiri atas kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikologis. Manusia mempunyai banyak sekali kebutuhan aga sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain itu, kebutuhan insan muncul sebagai upaya insan untuk memanfaatkan lingkungan.

Kebutuhan insan akan berbeda sesuai dengan tempat, waktu, situasi, dan kondisi. Kebutuhan di desa akan berbeda dengan kebutuhan di kota, kebutuhan pada waktu ekspresi dominan hujan akan berbeda dengan kebutuhan pada waktu ekspresi dominan kemarau, dan sebagainya.

1. Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis mutlak harus dipenuhi manusia, artinya kalau kebutuhan biologis ini tidak terpenuhi maka organ badan insan akan terganggu, bahkan bisa meninggal dunia.

Kebutuhan biologis mencakup:
a. Makan dan minum
b. Istirahat
c. Buang air besar dan kecil
d. Perlindungan dari iklim dan cuaca
e. Pelepasan dorongan seksual
f. Kesehatan yang baik

Dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis, insan yang satu harus memperhatikan kepentingan insan yang lain.

2. Kebutuhan sosial
Untuk memudahkan tercapainya kebutuhan biologis, insan memerlukan kebutuhan social. Kebutuhan sosial antara lain:
a. Kegiatan bersama
Dalam kehidupan di masyarakat, insan tidak bisa hidup sendiri, lantaran niscaya membutuhkan insan yang lain. Oleh alasannya ialah itu, insan membuat kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sejak dulu insan tidak bisa hidup sendiri, karenanya insan disebut makhluk sosial.

b. Berkomunikasi dengan sesama
komunikasi antar insan sanggup dilakukan baik dengan lisan, tulisan, maupun isyarat. Tanpa kemampuan komunikasi dengan sesama, insan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh lantaran itu, proses berkomunikasi telah dilakukan pada belum dewasa semenjak usia balita demi pertumbuhan fisik dan mentalnya.

c. Keteraturan sosial dan kontrol sosial
Keteraturan sosial dan kontrol sosial sangat dibutuhkan insan sebagai warga masyarakat. Keteraturan sosial akan membuat suatu masyarakat yang tertib, aman, dan tenteram. Keteraturan ini akan tercapai apabila semua anggota masyarakat bersikap dan bertingkah laris sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada. Untuk menjaga keteraturan sosial diupayakan adanya kontrol sosial. Kontrol sosial sanggup dilakukan antarmanusia, baik sebagai individu maupun kelompok.

d. Pendidikan
Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut sanggup terlaksana, pedidikan sangat dibutuhkan. Pendidikan sanggup membuka mata dan hati serta wawasan menuju kearah kehidupan yang lebih baik.

3. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis meliputi hal-hal berikut:
a. Rileks atau santai
Rileks atau santai pengendoran ketegangan, merupakan kebutuhan psikologis untuk menghilangkan kejenuhan dan berfungsi sebagai penyegar (refreshing) kehidupan manusia.

Manusia dalam melaksanakan aktivitasnya sering mengalami kelelahan dan kejenuhan, oleh lantaran itu insan perlu bersantai semoga semangatnya timbul kembali, contohnya menikmati pemandangan alam, menikmati music, dan sebagainya.

b. Kasih sayang
Kasih sayang, cinta dan kemesraan selalu dibutuhkan insan sebagai makhluk sosial. Manusia ingin disayangi dan ingin menyayangi. Wujud kasih sayang ini sanggup melahirkan kreativitas manusia, insan punya semangat hidup lantaran cinta dan kasih sayang. Karena itu kasih sayang, cinta dan kemestaan ialah kebutuhan psikologis manusia.

c. Kepuasan altruistik
Kepuasan altruistik ialah suatu kepuasan insan untuk berbuat baik atau berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide,atau suatu cita-cita.

d. Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan, namun demikian dari kekayaan dan kekuasaan kadangkala melahirkan kehormatan. Kehormatan biasanya lahir dari kewibawaan, kebajikan kearifan seseorang, lantaran itu orang yang paling dihormati atau di segani biasanya menerima tempat pada lapisan atas sehingga mereka sering menjadi pemimpin atau pemangku adat.

e. Kepuasan Ego
Kepuasan ego terwujud kalau seseorang merasa puas sehabis berhasil mencapai cita-cita, keinginan, dan sebagainya.

E. BUDAYA DIPEROLEH MELALUI PROSES BELAJAR
Sebagaimana telah dibahas, bahwa kebudayaan diperoleh melalui proses berguru dari masyarakat dan lingkungannya. Tata kelakuan yang didasari kebudayaan dipelajari oleh anggota masyarakat yang lain secara turun temurun. Namun demikian, tidak semua tingkah laris yang dipelajari ialah kebudayaan. Binatang juga sanggup belajar, tetapi tingkah laris yang dipelajarinya bukanlah kebudayaan. Binatang sanggup mengikuti perintah majikannya, namun tidak sanggup membuat dan menyebarkan kebudayaan. Perbedaan tingkah laris hewan yang dipelajari dan tingkah laris budaya insan sangat penting, tidak saja untuk memahami asal-usul kebudayaan, melainkan juga untuk mengenal sifat-sifat hakikat kebudayaan.

Proses berguru kebudayaan oleh insan sebagai anggota masyarakat sanggup melalui:
1. Proses Internalisasi
Manusia mempunyai potensi, talenta dan kecenderungan secara genetis untuk menyebarkan banyak sekali perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi dalam kepribadiannya. Kecenderungan dan potensi pengembangan kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam,

lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Setiap hari insan berguru mencicipi kegembiraan, kesedihan dan lain-lain.

Dengan demikian, proses internalisasi ialah proses pengembangan potensi yang di miliki manusia, yang di pengaruhi baik lingkungan internal dari dalam diri insan itu maupun eksternal, yaitu imbas dari luar diri manusia.

2. Proses Sosialisasi
Dalam proses sosialisasi seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa renta selalu berguru pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekitarnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial. Syarat terjadinya proses sosialisasi ialah :
a. Individu harus di beri keterampilan yang di butuhkan bagi hidupnya kelak di masyarakat.
b. Individu harus bisa berkomunikasi secara efektif dan menyebarkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.
c. Pengendalian fungsi-fungsi organik harus di pelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Indivdu harus di biasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.

3. Proses Enkulturasi
Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan budbahasa istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Sejak kecil proses enkulturasi sudah di mulai dalam nalar pikiran insan mula-mula dari lingkungan keluarganya, kemudian teman bermain, lingkungan masyarakat dengan memalsukan pola sikap yang berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh lantaran itu, proses ini di sebut juga dengan pembudayaan atau dalam bahasa inggris institutionaliozation.

4. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Manusia di lahirkan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, lantaran insan di berikan akal, sehingga dengan akalnya insan sanggup memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup insan tidak pernah terhenti, hal ini menuntut insan untuk terus berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan memenuhi kebutuhan hidup inilah kesudahannya melahirkan banyak sekali cipta dan karya manusia, atau apa yang kita kenal kebudayaan. Makara intinya insan membuat kebudayaan ialah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lantaran itu insan di sebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan di sadari atau tidak kadangkala insan merusak kebudayaan yang telah di ciptakannya itu.

Hasil cipta dan karya insan antara lain melahirkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama membantu mempermudah insan serta dalam melindungi insan terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan mempunyai kiprah sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar insan atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia, termasuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Pembeda insan dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk perihal bagaimana insan harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan semoga insan sanggup mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat memilih sikapnya kalau bekerjasama dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.

Dengan demikian, insan merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya insan sanggup menyebarkan kebudayaan. Begitu pula insan hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memperlihatkan aturan bagi insan dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi insan dan masyarakat untuk menaklukan banyak sekali macam kekuatan yang harus di hadapi insan dan masyarakat menyerupai kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu insan dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual maupun materil.

Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar di penuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalamnya.

Dalam kaitannya untuk memenuhi segala macam kebutuhan dan tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam pada taraf permulaan insan bersikap mengalah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya, namun dengan nalar pikirannya insan terus berusaha. Sehingga semakin hari pemikiran insan semakin berkembang dan masyarakat semakin kompleks, kemudian lahirlah taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang memperlihatkan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai alam.

B. PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN
Budaya yang di kembangkan oleh insan akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakat yang tampak dari luar, artin6ya orang asing sanggup melihat kekhasan budaya suatu daerah/kelompok. Dengan menganalisa imbas dan akhir budaya dan lingkungan, seseorang sanggup mengetahui suatu lingkungan berbeda dengan lingkungan yang lainya dan tentu menghasilkan kebudayaan yang berbeda.

Beberapa Variavel yang bekerjasama dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
a) Physical Environtment, menunjuk kepada lingkungan natural
b) Cultural Social Environment, Meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi
c) Environmental Orientation and Representation, Mengacu kepada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
d) Enviromental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat memakai lingkungan dalam hubungan sosial
e) Out Carries Product, meliputi hasil tindakan insan menyerupai membangun rumah, komunitas,dan sebagainya.

Dengan demikian, sanggup dikatakan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai, dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainya.

C. PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memilki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang bisa mempengaruhi kebudayaan dan memperlihatkan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok tidak akan terhindar dari imbas pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adaya kontak-kontak antar kelompok atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut mempunyai kegunaan untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya. Pengadopsian tersebut diprngaruhi oleh faktor-faktor fisikal, menyerupai iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya.

Perkembangan zaman juga mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut semua kelompok sosial akan bergeser baik itu secara lambat maupun cepat yang akanm mengakibatkan antara kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dan yang tidak menghendaki perubahan.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan suatu kebudayaan ialah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang sikap yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan sikap yang dianut didalam kelompok sosialnya. Yang diharapkan disini ialah kontrol sosial yang ada dimasyarakat, yang menjadi suatu “cambuk” bagi komunitas yang enganut kebudayaan tersebut. Sehingga mereka sanggup memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

D. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan siatem kepercayaan.
Misalnya, keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun temurundiyakini sebagai pembari berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.

2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang, kendala ini sanggup terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan. Contohnya jadwal Keluarga Berencana atau KB semula di tolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk menstransmigrasikan penduduk dari tempat yang terkena musibah banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan lantaran adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang gres hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.

4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luas, lantaran pengetahuannya serba terbatas, seperti tertutup untuk mendapatkan program-program pembangunan.

5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka jelek terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal gres itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun temurun.

6. Sikap Etnosentrisme
Sikap etnosentrisme ialah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku lain. Sikap semacam ini akan gampang memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni kontradiksi suku, agama, ras, dan antar golongan.

7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering kali disalah gunakan oleh manusia, sebagi teladan nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan insan bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.

8. Cultural Shock atau gagap budaya, apabila insan tidak bias menyesuaikan atau menyesuaikan diri dengan budaya lain, sehingga mengakibatkan keraguan dan kecanggungan.

E. TRIANGULASI: INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Sebagian serpihan selesai dari modul ini, akan disajikan dengan triangulasi: Individu, masyarakat, dan kebudayaan. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa sebagai makhluk hidup insan merupakan kesatuan biologis yang perlu hidup berkawan. Perkawanan tersebut tidak lain ialah untuk membuat kebudayaan yang menghasilkan alat-alat material juga immaterial yang diharapkan dalam kehidupannya. Kebudayaan tersebut pada hakekatnya merupakan alat-alat yang dipakai oleh insan untuk eksistensi dan kelangsungan hidupnya atau memenuhi kebutuhan hidupnya. Betapa pentingnya kebudayaan bagi kehidupan insan dikemukakan oleh dua antropolog, yaitu Melville J. Horkovite dan B. Malinowski (Soekanto, 1981:56) yang mengemukakan pengertian cultural determination yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapatdimasyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimilki oleh masyarakat tersebut.

Dari uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat hubungan timbal balik antara individu, masyarakat, dan kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Keterkaitan itu disebabkan apabila kita berbicara masalah insan dengan kebudayaannya, demikian pula kalau kita berbicara masalah kebudayaan persoalannya akan dihadapkan kepada masyarakat dan anggotanya, yaitu insan yang terhimpun didalamnya maupun interaksi antara kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat lain. Secara sederhana hubungan tersebut dalam digambarkan dalam segitiga sebagai berikut (Syarif Hamid, 1995:96):


Ketiga sisi segitiga itu sama pentingnya namun masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri dan mempunyai peranan khusus yang memperlihatkan bentuk kepada masing-masing unsur tersebut. Jika diteliti lebih mendalam, yang memegang peranan penting dalam ketiga unsur tersebut ialah manusianya. Sebagaimana dikemukakan Ciinton (dalam Syafri Hamid, 1995:96) bahwa:

“.....the individual is a living organism capable of independent thought feeling and action, but with his independence limited all his responses profoundly modified by contact with the society and culture in which he develops”.

Manusia sebagai suatu organ hidup mempunyai kemampuan dan tidak tergantung kepada orang lain dalam pemikkran, perasaan dan tindakannya akan tetapi kemampuan dan ketidaktergantungannya itu sesungguhnya juga terbatas oleh kerena semua kemampuannya itu dimodifikasikan melalui hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan dan di dalam hubungan itu individu bartambah maju.

Hubungan yang mengambarkan keeratan antara individu, masyarakat dan kebudayaan, ialah masyarakat ialah sekumpulan individu, dimana tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Pemisahan ketiga pengertian hanyalah secara teoritis dan untuk kepentingan analisis, alasannya ialah dalam kenyataannya sukar untuk dipisah-pisahkan. Dalam kaitan ini Selo Soemardjan sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto (1990:123) menyatakan bahwa masyarakat ialah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan. Kerangka pemikiran Triangulasi mengambarkan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan kebudayaan yang tidak sanggup dipisahkan satu sama lainnya.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia hidup lantaran adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala insan mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian insan dan kebudayaan tidak sanggup dipisahkan satu sama lain, lantaran dalam kehidupannya mustahil tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari insan melihat dan memakai kebudayaan, bahkan kadang-kadang disadari atau tidak insan merusak kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA
https://makalahmanajemenpemasarann.blogspot.com//search?q=makalah-ilmu-sosial-budaya-dasar
Kessing, Roger, M., 1992, Antropologi Budaya suatu persepektif Kontemporer, jilid 2, terj: Samuel Gunawan, Jakarta: Erlangga
Koentrajaningrat (Ed), 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Jambatan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar Atau Isbd"

Posting Komentar