Strategi Pemasaran Dalam Tahap Kedewasaan Produk
Strategi Pemasaran Dalam Tahap Kedewasaan Produk
Tahap kedewasaan produk ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dari penjualan perusahaan. Normalnya tahap ini yakni tahap terlama dalam siklus hidup produk {Product Life Cycle (PLC)}. Hal ini lantaran dalam tahap kedewasaan produk ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang terkait tetap ada. Sebagian besar produk yang ada ketika ini berada dalam tahap kedewasaan ini, oleh lantaran itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk pada tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut dengan innovative maturity. Penjualan pada tahap kedewasaan produk sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar cenderung semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing-masing segmen diharapkan promosi yang berbeda dengan segmen lainnya.
Secara umum tahap kedewasaan produk terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat kesatu disebut sebagai growth maturity, yaitu pertumbuhan penjualan yang mulai berkurang yang diakibatkan oleh kedewasaan distribusi. Tidak ada lagi jalan masuk distribusi gres yang sanggup ditambah. Lalu tingkat kedua yakni stable maturity, yaitu penjualan menjadi cenderung mendatar yang diakibatkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial sudah mencoba produk gres yang ditawarkan perusahaan. Dan tingkat ketiga yakni decaying maturity, yaitu penjualan mulai yang menurun dan konsumen mulai beralih ke produk lain atau produk substitusi.
Menurunnya laju pertumbuhan penjualan menimbulkan kelebihan kapasitas dalam industri. Hal tersebut lalu menjadikan persaingan menjadi sangat intensif dan ketat. Para pesaing akan lebih sering mengatakan diskon besar-besaran, menurunkan harga, maupun mengobral produknya. Harga produk akan semakin turun, penjualan tukar tambah mulai mendominasi, dan banyak sekali upaya ditempuh untuk mengikat penyalur dan pembeli. Dana pengembangan dan riset ditambah untuk menemukan produk baru. Semuanya ini pada risikonya menjadikan semakin menyusutnya laba. Pada tahap ini tidak ada lagi celah yang sanggup dimasuki oleh pendatang baru. Pesaing yang lemah akan tergusur dan tersingkir dari pasar, serta secara berangsur-angsur industri hanya akan diisi oleh perusahaan-perusahaan yang mapan.
Distribusi fisik menjadi semakin mahal dan kompleks. Produk sangat banyak tersedia dipasar. Jumlah outlet yang menjual produk perusahaan juga bervariasi sehingga akan memakan biaya dan waktu untuk memastikan bahwa tiap outlet sudah mempunyai produk terbaru perusahaan, mempunyai sparepart yang cukup untuk reparasi produk sekarang, serta melakukan penjualan tukar tambah untuk produk yang lama. Faktor-faktor ini mendorong perjuangan promosi diubah dari yang tadinya periklanan menjadi ke sales promotion dan personal selling yang ditujukan kepada distributor.
Setidaknya terdapat dua taktik utama yang sanggup diterapkan dalam tahap kedewasaan produk, yaitu defensive strategy dan offensive strategy.
1. Defensive Strategy
Defensive strategy bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing serta menjaga product category (kelompok produk) dari serangan produk substitusi (pengganti). Bentuk defensive strategy yakni berupa modifikasi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) untuk mendapat tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada aksentuasi atau pengurangan biaya produksi serta menghilangkan kelemahan produk. Dalam strategi ini biro memainkan peranan yang sangat penting, alasannya tingkat penjualan yang mereka dapatkan dipengaruhi oleh perjuangan promosi perusahaan untuk mendorong biro tetap setia pada perusahaan.
Di sisi lain, lantaran keefektifan promosi berkurang, maka penentuan harga produk menjadi bentuk lain dari promosi. Meskipun perjuangan promosi tujuannya yakni untuk mempertahankan kesetiaan produk pada biro dan konsumen, penekanannya cenderung akan lebih berat pada distributor. Walaupun merupakan alternatif strategi yang baik pada tahap kedewasaan produk, strategi ini mempunyai kelemahan pokok yakni sangat gampang ditiru oleh pesaing, terutama apabila yang dilakukan ialah peningkatan acara pelayanan, potongan harga, dan distribusi massal. Keuntungan yang didapatpun tidak banyak, lantaran setiap tindakan yang dilaksanakan oleh perusahaan akan mendapat reaksi dari para pesaing.
2. Offensive Strategy
Offensive strategy lebih menitikberatkan pada perjuangan perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk dari strategi offensive ini sanggup berupa modifikasi pasar, yakni dengan menggaet kelompok non user (bukan pemakai), mengintensifkan penawaran produk kepada non user, serta merebut konsumen dari pesaing. Bentuk lain dari strategi ofensif ialah modifikasi produk, yakni mengubah karakteristik produk dengan sedemikian rupa sehingga menjadi semakin menarik konsumen untuk membeli, dengan cara memperlihatkan manfaat yang gres dari suatu produk kepada para konsumen kini untuk mendorong pembelian yang lebih banyak serta pemakaian yang lebih sering (usaha ini sering disebut sebaga product relaunching). Alternatif yang sanggup digunakan ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
a. Strategi perbaikan mutu, mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan produk, contohnya kinerja produk, kecepatan, dan daya tahan produk. Strategi perbaikan mutu akan efektif apabila mutu produk memang masih bisa untuk ditingkatkan, konsumen peka akan mutu produk, serta konsumen percaya bahwa nantinya mutu yang lebih tinggi akan mengatakan manfaat yang lebih tinggi pula untuk konsumen.
b. Strategi feature improvement (perbaikan ciri), mempunyai tujuan untuk menambahkan ciri-ciri gres pada produk menyerupai berat, ukuran, materi pelengkap, materi pokok baru, dan lain sebagainya. Keunggulan dari taktik ini ialah sanggup meningkatkan image perusahaan sebagai pemimpin pasar yang progresif, mengatakan publisitas cuma-cuma bagi perusahaan, sanggup merebut kesetiaan segmen pasar tertentu, mendorong antusiasme pada distibutor dan wiraniaga, serta perubahan tersebut bisa dilakukan dengan fleksibel tanpa adanya tambahan biaya. Tetapi disisi lain, kelemahan terbesar dari taktik ini ialah gampang untuk ditiru, terlebih lagi bila perubahan tersebut tidak memberi manfaat yang permanen.
c. Strategi perbaikan model, mempunyai tujuan untuk rnenambah daya tarik estetika produk menyerupai kemasan, warna, model, dan lain sebagainya. Keuntungan dari taktik perbaikan model ialah sanggup terciptanya identitas yang khas di pasar, dan kesetiaan konsumen terhadap merek. Tetapi taktik ini juga mempunyai problem selain keuntungan tersebut, yaitu sulit untuk mengetahui kelompok mana yang menyukai model gres dan biasanya model gres akan menghilangkan model usang yang sudah diterima (style loyalty) oleh konsumen sehingga perusahaan akan menghadapi risiko kehilangan konsumen yang sangat menyukai model lama.
0 Response to "Strategi Pemasaran Dalam Tahap Kedewasaan Produk"
Posting Komentar