Pandangan Perihal Proses Komunikasi

PANDANGAN TENTANG PROSES KOMUNIKASI

Komunikasi pemasaran biasanya hanya terfokus untuk mengatasi kesenjangan kesadaran akan citra, produk, atau preferensi dalam pasar sasaran. Namun pandangan dalam komunikasi pemasaran menyerupai ini mempunyai beberapa keterbatasan, terlalu pendek dan mahal, serta sebagian besar pesan jenis ini tidak hingga kepada konsumen sasaran.

Namun sekerang ini terjadi gerakan yang memandang komunikasi sebagai pengelolaan proses pembelian konsumen sepanjang waktu. Selama tahap sebelum penjualan, tahap penjualan, tahap pemakaian, dan hingga pada tahap sesudah pemakaian. Dan oleh alasannya yaitu setiap konsumen berbeda, maka kegiatan komunikasi perlu dirancang untuk segmen, celah pasar, dan bahkan untuk individu tertentu. Dengan munculnya teknologi elektronik baru, perusahaan harus bertanya bukan hanya "Bagaimana kita sanggup menjangkau konsumen kita?" namun juga "Bagaimana kita sanggup menemukan cara yang memungkinkan para konsumen kita mencapai kita?”

Dengan begitu, titik awal dalam proses komunikasi ialah menyidik semua interaksi potensial yang mungkin dimiliki oleh konsumen target dengan produk dan perusahaan. Contohnya, seseorang yang ingin membeli sebuah komputer akan bertanya pada orang lain, membaca artikel di koran dan majalah, melihat iklan di televisi, dan mengamati komputer yang dipajang di toko-toko komputer. Pemasar perlu untuk menilai pengalaman dan kesan-kesan manakah yang paling besar lengan berkuasa dalam banyak sekali tahap dalam proses pembelian. Pemahaman menyerupai ini akan membantu pemasar dalam penentuan alokasi dana komunikasi yang lebih efisien.


ELEMEN-ELEMEN DALAM PROSES KOMUNIKASI


 biasanya hanya terfokus untuk mengatasi kesenjangan kesadaran akan gambaran PANDANGAN TENTANG PROSES KOMUNIKASI

Untuk melakukan komunikasi secara efektif, pemasar perlu untuk memahami unsur-unsur fundamental yang mendasari komunikasi yang efektif. Gambar diatas memperlihatkan suatu model komunikasi dengan sembilan (9) unsur. Dua unsur didalam gambar tersebut merupakan pihak-pihak utama dalam suatu komunikasi, meliputi pengirim dan penerima. Dua unsur yaitu alat komunikasi utama, meliputi pesan dan media. Empat unsur ialah fungsi komunikasi utama, meliputi encoding (pengkodean), decoding (penguraian kode), response (tanggapan), dan feedback (umpan balik). Unsur terakhir dalam sistem tersebut ialah noise (gangguan), yaitu pesan-pesan acak dan yang menyaingi sanggup mengganggu komunikasi.

Model tersebut menekankan faktor-faktor penting dalam komunikasi efektif. Pengirim harus tahu pendengar apa yang harus dicapai serta jawaban apa yang diinginkan. Mereka harus mengkodekan pesan mereka kedalam suatu cara yang mempertimbangkan bagaimana biasanya pendengar target menguraikan aba-aba pesan. Mereka harus pula mengirimkan pesan tersebut melalui media yang efisien dalam mencapai pendengar sasaran, serta membangun susukan umpan balik untuk memantau jawaban akseptor atas pesan tersebut.

Agar suatu pesan efektif, maka proses pengkodean dari pengirim harus bekerjasama dengan proses penguraian aba-aba oleh penerima. Dengan kata lain, pesan yang terbaik ialah pesan yang disampaikan dengan gejala yang dikenali oleh si penerimanya. Jika akseptor mempunyai persamaan pengalaman dengan akseptor pesan, maka komunikasi yang dilakukan akan lebih efektif. Persyaratan ini akan mempersulit komunikator dari suatu lapisan sosial (contohnya pegawai periklanan) yang ingin berkomunikasi secara efektif dengan lapisan sosial lain (contohnya pekerja pabrik). Tugas pengirim ialah mengupayakan pesan hingga kepada penerimanya. Tetapi pendengar target mungkin tidak mendapatkan pesan yang dimaksudkan, alasannya yaitu hal-hal berikut:

1.      Selective attention (Perhatian selektif)

Orang yang dibombardir 1.600% komersial dalam sehari, 80 diantaranya diperhatikan secara sadar dan hanya sekitar 12 saja yang memancing reaksi. Oleh alasannya yaitu itu, komunikator harus merancang pesan yang sanggup menarik perhatian walaupun sedang dikelilingi banyak gangguan. Perhatian selektif menjelaskan mengapa iklan dengan judul yang tercetak tebal yang menjanjikan sesuatu, menyerupai contohnya "Bagaimana Menjadi Seorang Jutawan". Disertai dengan gambaran yang menarik serta dilengkapi sedikit tulisan, mempunyai kemungkinan yang besar untuk menarik perhatian. Untuk perjuangan yang relatif sangat sedikit, akseptor mungkin akan mendapatkan imbalan yang luar biasa besar.

2.      Selective distortion (Penyimpangan selektif)

Orang mungkin akan menyimpangkan pesan untuk mendengar apa yang mereka ingin dengar. Penerima sudah menetapkan serangkaian sikap, yang mempengaruhi ekspektasi mengenai apa yang ingin mereka dengar ataupun lihat. Mereka hanya akan mendengar apa yang sesuai dengan apa yang mereka yakini. Akibatnya ialah akseptor sering menambahkan hal-hal yang tidak ada dalam pesan itu (amplification) dan tidak memperhatikan hal-hal lain yang ada pada pesan itu (leveling). Oleh alasannya yaitu itu tugas komunikator ialah berusaha untuk merancang pesan yang sederhana, menarik, jelas, dan berulang-ulang semoga inti dari pesan sanggup diterima oleh penerima.

3.      Selective recall (Ingatan selektif)

Orang akan menyimpan sebagian kecil dari pesan yang diterimannya dalam ingatan jangka panjang mereka. Suatu pesan akan melewati ingatan jangka pendek menuju ke ingatan jangka panjang tergantung pada jumah serta jenis pengulangan pesan yang dilakukan oleh si penerima. Pengulangan tersebut (rehearsal) bukan sekedar mengulangi pesan saja, melainkan suatu proses yang dilakukan akseptor untuk memperjelas arti dari informasi tersebut sehingga membawa pemikiran-pemikiran yang bekerjasama dari ingatan jangka panjang ke ingatan jangka pendek si penerima. Apabila perilaku awal akseptor terhadap obyek tersebut positif dan ia mengulang argumen-argumen pendukungnya, pesan tersebut kemungkinan besar akan diterima dan selalu diingat olehnya. Apabila perilaku awal akseptor tersebut negatif dan ia mengulang argumen-argumen penentangnya, maka pesan tersebut kemungkinan besar akan ditolak, tetapi akan tetap tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Sikap menentang tersebut akan menghambat persuasi dengan cara membuat suatu pesan yang saling berlawanan. Karena terlalu banyak persuasi, maka akseptor membutuhkan pengulangan pemikirannya sendiri, maka yang disebut persuasi yaitu self persuasion (persuasi diri sendiri).

Komunikator perlu mencari sifat-sifat akseptor yang berkaitan dekat dengan daya persuasi dan menggunakan sifat-sifat ini untuk mengarahkan pesan dan berbagi media. Orang yang berpendidikan atau berkecerdasan tinggi dianggap lebih sulit untuk dipengaruhi, namun pernyataan ini tidak menyakinkan. Orang yang mempunyai konsep diri yang lemah sepertinya lebih gampang untuk dipengaruhi, menyerupai orang yang kurang percaya diri. Tatapi, penelitian yang dilakukan oleh Cox dan Bauer (1979:46) memperlihatkan relasi kurva linear antara kepercayaan diri dengan daya persuasi, yakni mereka yang mempunyai tingkat kepercayaan diri yang sedang ialah mereka yang paling gampang dipengaruhi.

Komunikator perlu juga memperhatikan kesadaran para akseptor bahwa komunikator sedang berusaha untuk mempengaruhi mereka. Orang yang sebelumnya sudah dihadapkan pada beberapa upaya persuasi akan menawarkan jawaban yang berbeda dibandingkan dengan orang yang belum pernah dipengaruhi sebelumnya. Fiske dan Hartley (1980:79) memperlihatkan faktor-faktor umum yang sanggup mempengaruhi efektivitas suatu komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1.      Semakin besar monopoli sumber komunikasi terhadap penerima, maka semakin besar kemungkinan akseptor akan mendapatkan efek atau pesan tersebut.
2.      Komunikasi sanggup menyebabkan perubahan yang efektif atas persoalan yang tidak dikenal, dianggap ringan, serta bukan inti, yang tidak terletak pada sentra sistem nilai penerima.
3.      Pengaruh komunikasi yang paling besar ialah pada ketika pesan yang disampaikan sesuai dengan pendapat, tabiat dan kepercayaan penerima.
4.      Komunikasi akan lebih efektif apabila sumber dipercaya mempunyai keahlian, obyektif, status yang tinggi, atau disukai, namun yang paling utama ialah sumber mempunyai kekuasaan dan sanggup diidentifikasikan.
5.      Konteks sosial, kelompok tumpuan akan menjadi penengah dalam komunikasi dan mempengaruhi apakah komunikasi akan diterima atau akan ditolak.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pandangan Perihal Proses Komunikasi"

Posting Komentar