Klasifikasi Produk Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Barang Konsumen

KLASIFIKASI PRODUK

Klasifikasi produk adalah pembagian produk menurut kriteria-kriteria tertentu. Klasifikasi produk sanggup dilakukan dengan memakai banyak sekali macam sudut pandang. Berdasarkan sudut pandang berwujud atau tidak, produk sanggup diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu sebagai berikut:

{|CATATAN| Setidaknya ada 4 artikel terkait yang sanggup menambah pemahaman Anda wacana pembagian terstruktur mengenai produk, yaitu: 1. Pengertian Produk Konsep, Level, dan Tingkatan Produk | 2. Klasifikasi Barang Industri dan Contohnya | 3. Klasifikasi Produk Retail | 4. 8 Dimensi Kualitas Produk Menurut Garvin dan Tjiptono}

1.      Barang

Barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga sanggup dilihat, dipegang, diraba atau disentuh, dirasa, dipindahkan, disimpan, dan perlakuan fisik lainnya. Dilihat dari aspek daya tahannya, barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a.       Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan usang merupakan barang berwujud yang pada umumnya akan habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Atau dengan kata lain, umur ekonomisnya kalau dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya menyerupai minuman dan makanan ringan, sabun, gula, garam, kapur tulis, dan sebagainya. Karena barang jenis ini dikonsumsi dengan cepat dan frekuensi pembeliannya juga sering, maka seni administrasi yang paling sempurna untuk menjualnya yakni dengan menyediakannya dibanyak lokasi, mengaplikasikan mark-up yang kecil, dan membuat iklan secara gencar semoga merangsang konsumen untuk mencobanya dan sekaligus untuk membuat preferensi.

b.      Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Barang tahan usang adalah barang berwujud yang pada umumnya sanggup bertahan usang dengan banyak pemakaian. Atau dengan kata lain, umur ekonomisnya dengan pemakaian normal berkisar antara satu tahun atau lebih. Seperti contohnya mobil, TV, lemari es, komputer, dan sebagainya. Pada umumnya jenis barang ini membutuhkan personal selling serta pelayanan yang lebih banyak dibandingkan dengan barang tidak tahan lama, sanggup menawarkan laba yang lebih besar, dan membutuhkan jaminan atau garansi tertentu dari setiap penjualnya.

2.      Jasa (Services)

Jasa ialah sebuah aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan sebagai sesuatu untuk dijual. Seperti contohnya bengkel reparasi, hotel, kursus, salon kecantikan, forum pendidikan, dan lain sebagainya.


KLASIFIKASI BARANG KONSUMEN


 sanggup dilakukan dengan memakai banyak sekali macam sudut pandang Klasifikasi Produk dan Klasifikasi Barang Konsumen

Selain menurut daya tahan, produk pada umumnya juga diklasifikasikan menurut siapa pemakainya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Dalam kriteria ini, produk dibedakan menjadi consumer's goods (barang konsumen) dan industrial's goods (barang industri).

Barang konsumen ialah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen selesai itu sendiri (rumah tangga dan individu), dan bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen sanggup diklasifikasikan menjadi empat jenis, yakni convenience goods, shopping goods, specialty goods, dan unsought goods. Klasifikasi tersebut didasari atas kebiasaan konsumen dikala berbelanja, yang tercermin dalam tiga aspek, yaitu (a) perjuangan yang dilakukan oleh konsumen untuk hingga pada sebuah keputusan pembelian, (b) atribut-atribut yang digunakan oleh konsumen dalam pembelian, (c) frekuensi pembelian itu sendiri.

1.      Convenience Goods

Convenience goods adalah barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi atau sering dibeli, diharapkan dalam waktu segera, serta hanya membutuhkan perjuangan yang minim (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Seperti contohnya permen, sabun, pasta gigi, baterai, dan surat kabar. Convenience goods sendiri juga masih sanggup dikelompokkan menjadi tiga jenis, antara lain yakni staples, impulse goods, dan emergency goods.
a.       Staples ialah barang yang dibeli oleh konsumen secara reguler (rutin), menyerupai sabun mandi atau pasta gigi.
b.      Impulse goods ialah barang yang dibeli tanpa perencanaan lebih dahulu atau tanpa perjuangan untuk mencarinya. Biasanya impulse goods selalu tersedia dan ditawarkan dibanyak daerah dan tersebar, sehingga konsumen tidak perlu repot dalam mencarinya. Contohnya menyerupai coklat, permen, majalah dan sebagainya. Impulse goods juga biasanya dipajang didekat kasir ataupun tempat-tempat strategis lainnya di supermarket.
c.       Emergency goods ialah barang yang dibeli apabila suatu kebutuhan dirasakan oleh konsumen sangat mendesak, menyerupai contohnya jas hujan dan payung disaat trend hujan.

2.      Shopping Goods

Shopping goods ialah barang yang dalam proses pemilihan serta pembeliannya selalu dibandingkan oleh konsumen diantara banyak sekali macam alternatif yang tersedia. Kriteria dalam perbandingan tersebut meliputi kualitas, harga, dan model dari masing-masing barang. Contohnya menyerupai pakaian, alat rumah tangga, dan furniture.

Shopping goods terdiri dari dua jenis, yakni homogeneous shopping goods dan heterogeneous shopping goods.
a.       Homogeneous shopping goods adalah barang-barang yang dianggap oleh konsumen serupa dalam hal kualitas namun cukup berbeda dalam segi harga. Dengan begitu konsumen akan berusaha mencari harga yang paling murah dengan cara membandingkan harga dari satu toko ke toko lainnya. Contohnya TV, tape recorder, dan mesin cuci.
b.      Heterogeneous shopping goods ialah barang-barang yang dengan aspek karakteristik atau features (ciri-ciri) dianggap lebih penting oleh konsumen dibandingkan dengan aspek harganya. Dengan kata lain, konsumen mempersepsikannya berbeda dalam hal kualitas dan atribut. Seperti contohnya pakaian, perlengkapan rumah tangga, dan mebel.

3.      Specially Goods

Specialty goods merupakan barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen akan bersedia untuk melaksanakan perjuangan khusus untuk sanggup membelinya. Pada umumnya jenis barang specialty terdiri dari barang-barang glamor dengan merek serta model spesifik, menyerupai contohnya kendaraan beroda empat Lamborghini, kamera nikon, pakaian yang dirancang oleh perancang terkenal, dan lain sebagainya.

4.      Unsought Goods

Unsouqht goods yakni barang-barang yang tidak diketahui konsumen ataupun kalau sudah diketahui, umumnya belum terpikirkan oleh konsumen untuk membelinya. Unsouqht goods ada dua jenis, yakni regularly unsought goods dan now unsought goods.
a.       Regularly unsought products ialah barang-barang yang bahu-membahu sudah ada serta diketahui oleh konsumen, tetapi tidak dipikirkan oleh konsumen untuk membelinya. Seperti contohnya ensiklopedia, kerikil nisan, asuransi jiwa, tanah kuburan dan sebagainya.
b.      New unsought products ialah barang yang memang benar-benar gres dan sama sekali belum pernah diketahui oleh konsumen. Jenis barang ini biasanya merupakan hasil penemuan serta pengembangan produk baru, sehingga belum banyak diketahui oleh konsumen.

Setiap perusahaan perlu untuk memahami bahwa kriteria suatu produk tergantung pada masing-masing individu untuk memilih termasuk jenis yang mana produk tersebut. Seseorang mungkin akan menganggap TV sebagai shopping good, sehingga untuk membelinya ia akan tiba ke beberapa toko sebelum risikonya tetapkan untuk membeli TV merek apa yang ia inginkan. Disisi lain, sanggup saja bagi seseorang TV mungkin merupakan specialty good dan ia hanya akan dan mau membeii TV bermerek Sony.

Klasifikasi produk atas suatu barang oleh konsumen sanggup berubah seiring dengan semakin usang suatu barang tersedia di pasar. Seperti misalnya, pada waktu pertama kali diluncurkan, tape recorder Sony yakni barang specialty. Tetapi pada dikala ini dengan semakin banyak merek-merek lainnya yang bermunculan, tape recorder sudah menjadi shopping good bagi kelompok masyarakat tertentu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Klasifikasi Produk Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Barang Konsumen"

Posting Komentar