Makalah Administrasi Pemasaran

 Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT Makalah Manajemen Pemasaran

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami sanggup menuntaskan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen Pemasaran”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu kiprah yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen di Universitas Negeri Makassar.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada tekFnis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis memberikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menuntaskan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan kiprah dan petunjuk kepada kami, sehingga kami sanggup menuntaskan kiprah ini.

Makassar, Desember 2013


Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran
B. Perkembangan dan Sajarah Pemikiran Tentang Pemasaran
C. Fungsi Universal dan Tantangan Pemasaran

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran ada di mana-mana. Orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah besar acara yang sanggup kita sebut pemasaran. Pemasaran yang baik telah menjadi elemen yang semakin vital untuk kesuksesan bisnis. Pemasaran sangat menghipnotis kebutuhan kita setiap hari dan setiap hal yang kita lakukan, dari pakaian yang kita pakai, situs internet yang kita klik, hingga iklan yang kita lihat.

Sebagai pemasaran yang baik bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Pemasaran yakni seni sekaligus ilmu. Ada ketegangan yang terus menerus antara sisi terformulasikan dan sisi kreatif.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini sanggup dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan ruang lingkup pemasaran?
2. Apa perkembangan dan sajarah pemikiran wacana pemasaran?
3. Apa fungsi universal dan tantangan pemasaran?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan ruang lingkup pemasaran
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pemikiran pemasaran
3. Untuk mengetahui apa fungsi dan tantangan pemasaran

BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran
Pemasaran yakni sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian acara yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar target dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Istilah pemasaran berasal dari bahasa Inggris Marketing yang diartikan dengan istilah pemasaran dengan asal kata pasar (Market).

1. Pengertian Pemasaran berdasarkan para mahir :
a. Philip Kotler (1997:8) menyatakan bahwaPemasaran yakni suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

b. Charles F. Philip, Ph.D & Delbert J. Duncan dalam Buku “Marketing Principles and Methods”: Marketing oleh para pengusaha diartikan sama dengan distribusi yang dimaksuskan segala kegiatan untuk memberikan barang-barang ketangan konsumen rumah tangga dan ke konsumen industry.

c. Maynard & Beckman dalam bukuPrincipes of marketing mendefinisikanMarketing berarti segala perjuangan yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.

d. William J. Stanton (1993:7) Pemasaran yakni suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memilih harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang sanggup memuaskan harapan dan jasa baik kepada konsumen ketika ini maupun konsumen potensial.

e. Hermawan Kartajaya (2002), pemasaran diartikan sebagai :
a). Menghubungankan penjual dan pembeli potensial.
b). Menjual barang dan barang tersebut tidak kembali ke orang yang menjualnya.
c). Memberikan standar kehidupan.
d). Sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari inisiator kepada stakeholder.

f. Peter Drucker (1954): Penjulaan bukan sekedar ekspansi penjualan, pemasaran meliput keseluruhan bisnis dan harus dilihat dari sudut pelanggan. Hanya pemasaran dan inovasilah yang bisa menghasilkan uang, kegiatan lainnya merupakan pos biaya saja.

g. The American Marketing Asociation (AMA) : Pemasaran yakni proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang, jasa dan ide dan sanggup memuaskan pelanggan individu atau organisasi secara menguntungkan.

2. Yang Dipasarkan
Dalam pemasaran ada 10 tipe entitas yaitu barang, jasa, acara, pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.
a). Barang
Barang fisik memang mempunyai bab terbesar dalam proses produksi maupun pemasaran. Perusahaan bisa memasarkan mobil, lemari es, handphone, laptop, jam tangan, dan lain sebagainya. Peluang pasar pada komoditas barang sangat besar. Semakin banyak penemuan tentunya akan semakin menggairahkan pasar.

b). Jasa
Perkembangan jaman memang melahirkan banyak sekali ide-ide bisnis wacana apa saja yang bisa dipasarkan. Bisnis pelayanan jasa semakin menjamur dan mempunyai prospek bisnis yang sangat bagus. Dunia bisnis saling ketergantungan dengan banyak sekali pihak yang lainnya. Untuk menjembatani peluang itu, muncullah industri jasa yang memberikan pelayanan jasa. Contohnya saja, industri perbankan, transportasi meliputi darat, laut, udara, asuransi, bahkan laundry dan warung internet, dan lainnya.

c). Acara
Ide bisnis juga bisa diperoleh dari mengadakan banyak sekali acara atau event. Memang bisnis di bidang ini sangat tergantung dari regulasi waktu. Misalnya saja ada event olah raga piala dunia 4 tahunan sekali, acara pentas seni ketika banyak sekali seniman berkumpul memamerkan karyanya setiap 6 bulanan, bahkan acara musik yang ketika ini sedang terkenal diadakan setiap hari.

d). Pengalaman
Saat ini, salah satu aspek penting bagi marketer yakni bagaimana membuat suatu pengalaman yang akan tertanam di dalam benak pelanggan. Contohnya, produk-produk Apple yang memperlihatkan pengalaman bagi penggunanya wacana keindahan, kemudahan, eksklusivitas, serta kecanggihan. Contoh lainnya, Walt Disney World’s Magic Kingdom, ada kapal bajak laut, dunia peri, rumah hantu, dan wahana lainnya.

e). Orang
Sumber daya insan juga merupakan pasar yang besar. Melihat perkembangan penduduk secara statistik maupun kompetensi (keahlian), maka insan yakni potensi pasar yang menjanjikan. Baik pemasaran orang dalam jumlah besar untuk menjadi tenaga kerja, maupun pemasaran orang secara individual. Berkaitan dengan pemasaran orang secara individual, yang disebut “personal branding”. Saat ini, sudah saatnya Anda menjual diri Anda sendiri. Tom Peters, penggerak istilah ini memberikan “the brand called YOU”. Sebenarnya, hal ini sudah diterapkan oleh orang-orang yang sudah tak aneh lagi bagi kita. Sebut saja, David Beckham, Oprah Winfrey, bahkan di dalam negeri ibarat Mario Teguh, Olga Syahputra, dan lainnya.

f). Tempat
Suatu daerah yang mempunyai daya tarik keindahan, unik, bernilai jual, niscaya mendatangkan keuntungan. Marketer harus melihat potensi ini, dengan mengelolah daerah itu sebaik mungkin, membentuk administrasi yang solid, kemudian memasarkannya secara luas. Selain daerah wisata, juga ada potensi di perkotaan, ibarat daerah perkantoran, mall, food court, dan lainnya.

g). Properti
Peluang pasar di bidang properti juga sangat besar. Properti itu yakni hak kepemilikan tak berwujud atas properti yang bekerjsama (real estate) maupun properti finansial (dalam bentuk saham dan obligasi). Properti diperjualbelikan, jadi hal itu membutuhkan pemasaran. Pihak yang memasarkan biasanya disebut distributor properti. Agen ini bekerja untuk pemilik atau penjual properti, kemudian distributor bisa memasarkan properti untuk pemukiman maupun perdagangan. Untuk properti finansial, perusahaan investasi atau pun bank memasarkan sekuritas dan sejumlah aset kepada investor institusional maupun individual. Aset properti terbukti menghasilkan profit yang tinggi asalkan dikelolah dengan baik.

h). Organisasi
Ide bisnis dari kumpulan beberapa orang untuk memperlihatkan jasa, sehingga membentuk organisasi, baik profit maupun non-profit, besar maupun kecil, berlandaskan aturan maupun tidak. Organisasi memperlihatkan pada pasar sasarannya bermacam-macam pelayanan jasa. Organisasi bisa menjual keahliannya dan keunikannya. Contohnya, organisasi yang membangun brand mereka sebagai organisasi non-profit ibarat wikipedia. Organisasi yang memperlihatkan jasa, ibarat agensi pemasaran, event organizer, dan lainnya.

i). Informasi
Era isu yang begitu pesat berkat dukungan teknologi isu ketika ini menyebabkan bisnis ini peluang pasar yang menggiurkan ketika ini. Informasi-informasi yang ditawarkan juga sangat bermacam-macam. Marketer sanggup mengambil peluang ini dengan membangun brand yang unik, berbeda dari yang lainnya, dan bernilai jual. Era isu ketika ini sangat dipengaruhi pesatnya perkembangan internet. Contoh peluang yang bisa diambil ibarat websites, toko online, pemasaran online, maupun blogging yang memperlihatkan isu Sip! ibarat blog tugasku4u.com yang saya lakukan ini.

j).Ide
Produk yang paling asli dan sangat kondusif dari penjiplakan yakni ide. Ide bisa sangat bervariasi dan berbeda-beda setiap orang. Dan tahu kah Mark?, salah satu karena lahirnya banyak sekali produk yang mengesankan yakni dari benih yang disebut ide.

3. Konsep Pemasaran
Ada beberapa konsep dalam pemasaran, yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep kesejahteran.
a. Konsep Produksi :
Pemasar berkonsentrasi pada proses produksi, produsen beramai-ramai membuat produk dalam jumlah besar untuk di jual ke konsumen. Model ini hidup pada masa awal industrialisasi. Contoh Ford dengan kendaraan beroda empat model ‘T’ yang diproduksi secara masal.

b. Konsep Produk :
Pemasar tidak hanya sekedar melempar produk ke pasar dalam jumlah besar akan tetapi mulai berkonsentrasi pada kualitas. Kualitas produk menjadi senjata utama untuk bersaing di pasar. Contoh Ford meluncurkan produk inovasinya yaitu kendaraan beroda empat bermesin V.8.

c. Konsep Penjualan :
Orientasi pasar tidak lagi pada jumlah produk yang banyak atau pengembangan kualitas produk, namun bagaimana cara menjual produk tersebut. Mulai ketika itu para pemasar memperkenalkan produk ke konsumenya melalui distribusi, promosi, periklanan, dan public relations. Contoh Ford, General Motor, Chysler tidak hanya memproduksi kendaraan beroda empat dalam jumlah banyak dengan banyak sekali macam tipe dan keunggulannya, namun berkonsentrasi pada penjualan.

d. Konsep Pemasaran :
Konsep pemasaran lebih luas ketimbang konsep penjualan. Pemasar tidak hanya sekedar bermain pada distribusi, promosi, periklanan, dan public relations. Konsentrasi pemasar diarahkan kepada konsumen. Membangun kepuasan konsumen menjadi tujuan utama melalui kualitas, pelayanan, dan nilai. Contoh Ford, General Motor, Chysler memproduksi kendaraan beroda empat dengan kualitas prima ditambah pelayanan istimewa yang memunculkan istilah gres ibarat pelayanan purna jual, 24 jam service, jalan masuk hotline atau gratis spare part yang kesemuanya demi kepuasan konsumen.

e. Konsep Pemasaran Kesejahteraan :
Konsep ini di ilhami oleh teori sikap (behavior theory)-nya Abraham Maslow. Pada tingkat kelima dikenal dengan istilah aktualisasi diri, kemudian memunculkan konsep pemasaran kesejahteraan. Pada konsep pemasaran ini perusahaan mulai memperhatikan masyarakat yang telah turut membesarkan perusahannya. Perusahaan merasa perlu membalas jerih payah masyarakat. Contoh Ford meluncurkan acara Ford Foundation yang memberikan pertolongan beasiswa bagi para mahasiswa dari dunia ketiga untuk berguru di negara maju. General Motor dengan progam AIDS, MC Donald dengan acara penggalangan dana olah raga di tanah air, dimana MC Donald akan menyisihkan Rp.100 dari setiap produk yang disantap oleh konsumennya, dll.

B. Perkembangan Dan Sejarah Tentang pemikiran Pemasaran
Sejarah teori dan konsep marketing selalu mengikuti perubahan struktur sosial dan ekonomi masyarakat. Kemunculan ide-ide gres yang memperkaya ilmu marketing terus berkembang seiring revolusi besar peradaban manusia.

Peradaban bisnis modern berkembang semenjak adanya revolusi industri di tahun 1900. Revolusi ini benar-benar mengubah tatanan struktur dan sikap masyarakat pada ketika itu. Bisnis yang tadinya berciri merkantilis (berdagang) kemudian menjelma kapitalis. Kekuatan modal dipergunakan untuk membangun pabrik dan organisasi perusahaan, memproduksi barang, dan memperdagangkannya. Pada proses ini munculah pandangan-pandangan gres wacana bagaimana sikap pasar terjadi dan bagaimana sebuah forum menjalankan kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal-hal inilah yang kemudian melatarbelakangi munculnya ilmu praktik administrasi bisnis, termasuk marketing.

Ilmu marketing ketika itu memang menjadi tanggapan atas banyak sekali pertanyaan yang tidak bisa diakomodasi oleh ilmu ekonomi yang telah berkembang terlebih dahulu. Marketing awalnya tak lebih dari acara bisnis yang sederhana. Para ekonom pun hanya memasukkannya sebagai salah satu bentuk acara ekonomi. Namun, pendekatan yang lebih berciri sosiologis kemudian memperlihatkan adanya pengembangan dari institusi (lembaga) yang disebut sebagai “market” dalam bahasa ekonomi. Pendekatan sosiologis melihat institusi market bisa dilihat sebagai institusi sosial dibandingkan ekonomi. Artinya, di market bukan hanya daerah bertemunya supply dan demand. Market merupakan sebuah sistem sosial di mana kebutuhan setiap pihak akan materi tertentu akan bertemu. Pada waktu itu, konsumsi dianggap sebagai simpulan dari kegiatan produksi di dunia ekonomi.

Padahal sikap konsumsi sendiri bekerjsama merupakan ilmu yang bisa dieksplorasi lebih dalam. Demikian halnya dengan istilah “value”. Ilmu ekonomi meletakkan value bekerjasama dengan penambahan input dari faktor-faktor produksi. Padahal di dunia bisnis, value juga meliputi sesuatu yang intangible ibarat pelayanan. Pendekatan marketing juga mempertanyakan apakah market dipengaruhi hanya oleh purchasing power (daya beli) masyarakat?Lebih jauh dari itu, para praktisi bisnis melihat bahwa market bukan sekadar dipengaruhi oleh daya beli, tetapi juga harapan membeli yang dipengaruhi oleh iklan dan tenaga penjual. Advertising Muncul Lebih Dulu

Kabarnya kelas pertama dari pelajaran marketing diberikan oleh ED Jones pada tahun 1902 di University of Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California pada tahun yang sama. Saat itu, pemikiran marketing masih berfokus pada persoalan distribusi. Ini sesuai dengan ciri industri tahap awal yang berfokus pada distribusi massal.

Sebenarnya, walaupun belum dimasukkan dalam disiplin ilmu marketing, pemikiran wacana dunia iklan (advertising) sudah lebih dulu ada. Buku History of Advertising sudah muncul pada tahun 1875. Demikian pula halnya dengan selling sudah mendahului pengembangan ilmu marketing itu sendiri. Selling awalnya hanya sekadar sebuah seni menjual, tetapi kemudian dijadikan sebuah formula untuk dipelajari dan dianalisis.

Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen: advertising, selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian menambahkan elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua mahir ini menambahkan elemen lain dalam marketing, yakni: komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta kegiatan.

Untuk elemen distribusi, berkembang pula pemikiran gres yang disebut retailing semenjak tahun 1914. Nystrom pada waktu itu menulis literatur ritel bukan saja dari sisi proses distribusi, tapi juga administrasi ritel. Dengan banyaknya suplemen elemen-elemen gres dalam marketing, maka ilmu marketing kemudian masuk ke dalam tahapan integrasi. Pada tahap ini para pemikir dan ilmuwan mencoba menggabungkan banyak sekali ilmu, literatur serta elemen yang berdiri sendiri menjadi sebuah konsep yang terintegrasi.

Buku Principles of Marketingpertama muncul lewat tangan Paul Ivey pada tahun 1920-an. Buku ini menggabungkan semua teori dan pemikiran yang berkembang di dunia marketing. Tetapi, yang lebih mengemuka kemudian yakni buku Principles of Marketingkarangan Maynard, Weidler dan Beckman. Berbeda dibandingkan Ivey yang berfokus pada sisi pengusaha, buku ini lebih berfokus pada sudut pandang konsumen.

Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi. Pada dekade-dekade berikutnya masuklah banyak sekali unsur yang memperkaya marketing. Ilmu-ilmu psikologi dan sosial mulai masuk. Demikian pula dengan konsep ibarat segmentasi gres hadir belakangan sehabis muncul konsep-konsep lain ibarat marketing mix (4P).

Pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru memecahkan diri ke dalam banyak sekali diferensiasi (kekhususan) ibarat international marketing, social marketing, marketing for non-profit organization dan lain-lain. Konsep social responsibility juga menjadi salah satu konsep yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970.

1. Peran Kotler
Kejayaan Kotler sebagai “bapak marketing” sendiri dimulai pada periode 1970-an. Peran Kotler dalam dunia marketing memang pada kemampuannya menerjemahkan konsep marketing ke terminologi yang gampang dipahami oleh banyak orang. Kotler-lah yang mengubah konsep marketing ke bentuk-bentuk aplikasi tertentu ibarat marketing untuk health service, public service, educational service, politik, dan lain-lain.

Tahun 1967, misalnya, Kotler sudah memperkenalkan konsep administrasi marketing modern yang meliputi analisis marketing opportunities, mengorganisasikan acara marketing, kegiatan perencanaan marketing serta kontrol. Buku-buku Kotler kemudian menginspirasi banyak para pengajar dan praktisi di dunia marketing seluruh dunia. Bahkan, tak ada kuliah marketing yang tak lepas dari karya-karya Kotler. Buku Principles of Marketing dan Marketing Management dari Kotler membentuk pemikiran-pemikiran dasar dan mendasar yang menghipnotis banyak sekali pemikiran gres lainnya di dunia marketing.

Pada dekade 1980-an, pemikiran gres di dunia marketing ibarat positioning yang dipopulerkan oleh Jack Trout dan Al Ries serta brand equity yang dipopulerkan oleh David Aaker semakin menguat. Era kemajuan bisnis di banyak negara pada dekade tersebut membuat kompetisi bisnis yang semakin ketat. Karenanya, kiprah dari sebuah merek dan upaya untuk mendiferensiasikan diri juga mengemuka. Dekade 1980 dan 1990-an yakni dekade menguatnya unsur service dan kepuasan pelanggan di dalam marketing. Konsep ibarat Servqual, Service profit chain dan juga services marketing mulai bermunculan.

2. Gelombang Baru
Ketika dunia memasuki gelombang revolusi berikutnya, yakni revolusi teknologi informasi, maka pemikiran-pemikiran marketing gres pun bermunculan mengikuti gelombang revolusi tersebut. Salah satunya konsep experiential marketing. Dengan adanya teknologi informasi, internet dan multimedia membuat experiential marketing lebih bisa berkembang. Demikian pula di dunia service, kiprah IT membuat konsep CRM (Customer Relationship Management) juga ikut berkembang. Belum lagi jargon-jargon gres ibarat buzz marketing, viral marketing dan lain-lain.

Revolusi gres juga berimbas pada perkembangan media periklanan. Semakin berkembang dan kompleksnya media untuk berpromosi membuat marketer semakin berhati-hati menginvestasikan dananya. Oleh karena itu muncul pemikiran-pemikiran gres yang menggugah. Orang marketing untuk menghitung return on investment dari acara marketing yang dilakukannya. Marketing dihadapkan pada kenyataan bahwa kegiatan mereka harus bisa dijelaskan dengan bahasa-bahasa finansial. Marketing ROI, CLV (Customer Lifetime Value), dan lain-lain yakni pemikiran-pemikiran yang kemudian mulai muncul.

Dari banyak sekali pergolakan pemikiran marketing tadi kita bisa menyimpulkan bahwa pemikiran marketing, mau tidak mau, harus terus berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan struktural yang terjadi dalam tatanan sosial ekonomi masyarakat, bentuk dan tingkat kompetisi yang ada serta perkembangan teknologi. Setelah revolusi industri dan IT, dunia diramalkan akan masuk ke revolusi bioteknologi.

C. Fungsi Universal dan Tantangan Pemasaran
Fungsi-fungsi pemasaran meliputi penanggungan resiko, pendanaan, pengendalian isu pemasaran pembelian, penjualan, pengiriman, penyimpanan, standarisasi dan klasifikasi, dan pembungkusan.
1.Tantangan Pemasaran
Informasi memang akan menjadi soko guru pemasaran pada kurun 21. Namun isu tidak berdiri tunggal, isu akan banyak ditunjang oleh hal-hal lain di luar wilayah kajian informasi. Dengan demikian pemasaran disamping akan banyak dipengaruhi oleh informasi, dalam diri pemasaran akan mengalami pergeseran-pergeseran gres yang sifatnya strategis. Dalam kurun 21 ini ada beberapa tantangan bagi profesi pemasaran.

2. Tantangan Visi
Sering kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan tuntutan masa sekarang. Dalam konteks global dimana keunggulan kompetitif produk dan jasa mempunyai usia yang semakin pendek, hal demikian tidak sanggup dipertahankan lagi. Tanggung jawab untuk melihat masa depan menjadi beban para administrator pemasaran. Dengan demikian tidak hiperbola bila dikatakan pemasar dituntut untuk menjadi visionary marketer yang strategis dan holistik dalam berpikir serta sanggup menghidupkan fungsi marketing intelligence dan corporate intelligence secara nyata.

Pengembangan diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu mengadopsi faham kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan mendapatkan tanggung jawab utama sebagai innovator dan risk taker. Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan dan kreatif dalam memilih taktik pemasaran. Orang muda macam Richard Kartawijaya (Microsoft Indonesia), Barry G Lesmana (Citibank), Betty Alisyahbana (USI IBM), Mulia Tambunan (Telkomsel), merupakan pemasar visioner yang akan banyak mewarnai dunia pemasaran Indonesia kurun 21.

3. Tantangan pada Power Marketing
Landasan utama power marketing yakni memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving, caring dan inovating. Moving merupakan referensi untuk menjawab gelora persaingan dan dinamika undangan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada pelanggan (caring) melalui langkah-langkah penemuan (inovating) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.

Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan relasi jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar relasi pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan. Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heart share.

4. Tantangan pada Transferable Marketing
Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah satu cara untuk sanggup meningkatkan efisiensi biaya yakni dengan memanfaatkan transferable marketing. Arti dari tranferable marketing yakni penyusunan contoh pemasaran yang sanggup dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar target dengan derajat universalitas yang ditingkatkan. Contoh yang manis yakni konsep pemasaran dari DeBeers berlian. DeBeers dibentuk di London dan Hongkong, sedang pemanfaatannya disebar ke banyak sekali lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini (termasuk manfaat dan modelnya) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.

5. Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk meningkatkan reputasi merek. Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks kurun 21 karena banyaknya jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya iklim kerja yang diwarnai dengan pujian merek (brand minded culture). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam rangka memilih taktik peningkatan identitas merek.

Pada kurun 21 house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan. Di Indonesia house brand banyak dilakukan oleh perjuangan eceran seperti; Matahari, Hero dan Makro. Untuk Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000. Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal; Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft drink, dan Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk Makro, perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.

6. Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen ketika sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk dalam konteks ini yakni tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan. Hal ini semakin dipertajam dengan adanya banyak sekali pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, ibarat rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing. Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan keputusan haruslah didasarkan pada aba-aba etik yang berlaku dan ditetapkan oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, aba-aba etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, aba-aba etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.

Tantangan pemasaran kurun 21 ibarat disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan. Pemasar semenjak dini harus bisa mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini. Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya diharapkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan dekat dengan perubahan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, sanggup disimpulkan bahwa Manajemen Pemasaran yakni sebagai kegiatan yang direncanakan dan di organisasikan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga, dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah di buat yang tujuannya untuk mendapatkan daerah di pasar biar tujuan utama dari pemasaran sanggup tercapai. Dalam pemasaran ada 10 tipe entitas yaitu barang, jasa, acara, pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Dan juga ada beberapa konsep dalam pemasaran, yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep kesejahteran.

Teori konsep marketing berkembang semenjak adanya revolusi industri di tahun 1900. Pada proses ini muncul pandangan-pandangan gres wacana bagaimana sikap pasar terjadi dan bagaimana sebuah forum menjalankan kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Dalam pemasaran terdapat juga fungsi universal dan tantangan pemasaran. Fungsi universal yang meliputi penanggungan resikopendanaan, pengendalian isu pemasaran pembelian, penjualan, pengiriman, penyimpanan, standarisasi, klasifikasi, dan pembungkusan. Sedangkan tantangan pemasarannya yaitu tantangan visi, tantangan power marketing, tantangan transferable marketing, tantangan pada administrasi merek, dan tantangan pada etika pemasaran.

B. Saran
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan taktik pemasaran sangat penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan mempunyai kreatifitas yang tinggi. Makara tempatkanlah administrasi pemasaran anda sebagai bab penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi

DAFTAR PUSTAKA
https://makalahmanajemenpemasarann.blogspot.com//search?q=makalah-manajemen-pemasaran
Kotler Phillip, Keller Kevin Lane. “Manajemen Pemasaran” Jilid 1, Edisi 13, Erlangga.
Baso Swasta DH.SE.MBA, Ibnu Sukotco(1988) Pengantar bisnis modern; Liberty Yogyakarta
Charles W Lambert,Carl Mc Daniel,Joseph W Hair jr(2001). Pemasaran. Jakarta: Salemba empat
Meredith et.al, Geoffrey. (1996). Kewirausahaan (Teori dan Praktik) Seri Manajemen No. 97. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Longenecker, J.G. et.al. (2001). Kewirausahaan (Manajemen Usaha Kecil) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Administrasi Pemasaran"

Posting Komentar