Penyesuaian Diri Remaja
Kelompok 11
Rezeki Amaliyah (A1A115011)
Agustia Halwa (A1A115015)
Mita Eka Nurgianti (A1A115036)
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
1. Konsep dan Proses Penyesuaian Diri
A. Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian sanggup diartikan sebagai pembiasaan untuk mempertahankan eksistensinya dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan sanggup mengadakan kekerabatan yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu mempunyai kemampuan untuk menciptakan rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien. penyesuaian sebagai kematangan emosional, maksudnya ialah secara nyata mempunyai respons emosional yang sempurna pada setiap situasi.
Disimpulkan bahwa penyesuaian yakni perjuangan insan untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
B. Proses Penyesuaian Diri
Secara garis besar proses penyesuaian diri sanggup dikemukakan dalam beberapa tahap :
a. Tahap pertama
Sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan merupakan alasan yang mendorong seseorang berperilaku. Ada aneka macam jenis pembagian terstruktur mengenai kebutuhan berdasarkan Abraham Maslow ataupun Henry Murray. Kebutuhan-kebutuhan itu contohnya kebutuhan biologis menyerupai lapar, haus. Atau kebutuhan psikologis menyerupai kebutuhan rasa aman,cinta kasih, harga diri dan sebagainya.
b. Tahap kedua
Tahap ini individu mulai melaksanakan atau mempelajari dirinya yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan, dorongan-dorongan yang muncul. Kondisi dan situasi lingkungan berkenaan dengan peluang, tuntutan ataupun keterbatasan-keterbatasan yang ada.
c. Tahap ketiga
Pemahaman tertentu terhadap diri sendiri dan lingkungannya merupakan tahapan ketiga dari proses penyesuaian diri. Bersamaan dengan terbentuknya pemahaman diri sendiri, terbentuk pula pemahaman terhadap lingkungan.
d. Tahap keempat
Menginteraksikan antara kebutuhan beserta kemampuan dirinya. Proses interaksi sering dipengaruhi faktor-faktor kepercayaan individu terhadap dirinya sendiri atau terhadap lingkungannya.
e. Tahap kelima
Pada tahap ini individu memunculkan sikap atau tindakan sebagai hasil proses interaksi. Ada dua jenis sikap yang kemungkinan muncul, yaitu 1) Perilaku atau tindakan nyata dan 2) Perilaku atau tindakan negatif.
2. Permasalahan-permasalahan Penyesuaian Diri Remaja
Diantara problem terpentingnya yang dihadapi remaja dalam kehidupan sehari-hari dan yang menghambat penyesuaian diri yang sehat yakni korelasi remaja dengan orang cerdik balig cukup akal terutama orang tua. Tingkat penyesuaian dan pertumbuhan remaja sangat tergantung pada sikap orang renta dan suasana psikologi dan sosial dalam keluarga. Contoh: sikap orang renta yang menolak. Penolakan orang renta terhadap anaknya sanggup dibagi menjadi dua macam, yaitu penolakan mungkin merupakan penolakan tetap semenjak awal dan penolakan yakni dalam bentuk berpura-pura tidak tahu impian anak.
Hasil dari kedua macam penolakan tersebut ialah remaja tidak sanggup menyesuaikan diri, cenderung untuk menghabiskan waktunya di luar rumah. Di samping itu, sikap orang renta yang menawarkan proteksi yang hiperbola kesannya juga tidak baik. Remaja yang mendapat pemeliharaan yang berlebihan, mengakibatkan ia juga mengharapkan pemberian dan perhatian dari orang lain dan ia berusaha menarik perhatian mereka, serta menyangka bahwa perhatian menyerupai itu yakni haknya.
Permasalahan-permasalahan penyesuaian akan muncul bagi remaja yang sering pindah daerah tinggal alasannya yakni keluarganya sering pindah, ia terpaksa pindah dari sekolah ke sekolah yang lain dan ia mengalami banyak kesukaran akademis, bahkan mungkin ia akan sangat tertinggal dalam pelajaran, alasannya yakni guru berbeda-beda dalam cara mengajarnya, demikian pula mungkin buku-buku pokok yang dipakainya tidak sama.
3. Implikasi Proses Penyesuaian Diri Remaja Terhadap Pendidikan
Lingkungan sekolah mempunyai efek yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan (transformasi norma). Dalam kaitannya dengan pendidikan ini, peranan sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari peranan keluarga, yaitu sebagai tumpuan dan daerah proteksi bila anak didik mengalami masalah.
Oleh alasannya yakni itulah di setiap sekolah lanjutan ditunjuk wali kelas yaitu guru-guru yang akan membantu anak didik bila ia (mereka) menghadapi kesulitan dalam pelajarannya dan guru-guru bimbingan dan penyuluhan untuk membantu anak didik yang mempunyai masalah pribadi, dan masalah penyesuaian diri baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap tuntutan sekolah. Guru hendaknya sanggup bersikap yang lebih efektif, menyerupai adil, jujur, menyenangkan, penuh perhatian, antusias, bisa mengontrol diri, humor, dan sebagainya sehingga siswanya akan merasa bahagia dan kondusif bersamanya
Beberapa upaya yang sanggup dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja khususnya di sekolah adalah:
1. Menciptakan situasi sekolah yang sanggup mengakibatkan rasa “betah” (at home) bagi anak didik, baik secara sosial, fisik maupun akademis.
2. Menciptakan suasana berguru mengajar yang menyenangkan bagi anak.
3. Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.
4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang mengakibatkan impian belajar.
5. Menggunakan mekanisme penilaian yang sanggup memperbesar motivasi belajar.
6. Hubungan yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang renta siswa dan masyarakat.
0 Response to "Penyesuaian Diri Remaja"
Posting Komentar