Makalah Ketimpangan Ekonomi Dan Kecemburuan Sosial
MAKALAH
KETIMPANGAN EKONOMI DAN KECEMBURUAN SOSIAL
Dosen Pembimbing : Drs. H. ARPIZAL, M.Pd
ROSMIATI, S.Pd., M,Pd
Disusun oleh kelompok 11 :
WILDA ARI SANTI (A1A115010)
REZEKI AMALIYAH (A1A115011)
LUKMAN (A1A115035)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEJURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015/2016
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ketimpangan ekonomi mengandung makna pada problem kemiskinan dan pemerataan. Kedua kasus ini masih merupakan topik yang hangat untuk dibicarakan mengingat masih besarnya pengangguran terselubung yang disebabkan masih adanya yang dilakukan dibawah produktivitas kerja serta rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia . Ukuran-ukuran yang biasa mereka gunakan dalam menilai ketimpangan ekonomi antara lain dalam menilai ketimpangan ekonomi antara lain yaitu gaji/upah dan kesempatan berusaha .
Ketimpangan ekonomi juga terkadang menciptakan kecemburuan sosial dimana masyarakat kelas menengah bawah merasa tidak adilnya pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah yang dianggap hanya menguntungkan sepihak.
Ketimpangan merupakan problem klasik dalam desain pembangunan . Hal itu tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga negara-negara berkembang lain. Ketimpangan pendapatan ekonomi akan memunculkan sejumlah problem ibarat kecemburuan sosial, arus urbanisasi , kejahatan perkotaan , degradasi kualitas hidup desa kota , sampai soal-soal politik. Oleh lantaran itu, desain pembangunan ekonomi menjadi penting untuk diprioritaskan.kita perlu satu desain besar pembagunan ekonomi yang tidak hanya mengejar pertumbuhan , melainkan juga melihat ukuran pemerataan dan distribusinya.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana ketimpangan ekonomi dan kecemburuan sosial ?
2. Apa saja faktor penyebab ketimpangan ekonomi dan kecemburuan sosial ?
3. Apa dampak yang ditimbulkan oleh ketimpangan ekonomi ?
4. Bagaimana upaya mengatasi ketimpangan ekonomi ?
1.3 Tujuan dan manfaat penulisan
1. Mengetahui ketimpangan ekonomi dan kecemburuan sosial
2. Mengetahui faktor penyebab ketimpangan dan kecemburuan sosial
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh ketimpangan ekonomi
4. Mengetahui upaya mengatasi ketimpangan ekonomi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Ketimpangan Ekonomi Dan Kecemburuan Sosial
Sejarah banyak sekali bangsa, termasuk Indonesia menunjukkan bahwa revolusi sosial hampir selalu berawal dari adanya kecemburuan sosial antara golongan sebagai dampak dari kondisi ekonomi dalam masyarakat yang berupa kemiskinan dan kesenjangan baik antara sektor, golongan maupun antara daerah. Masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, ditambah dengan adanya fenomena kesenjangan yang lebar akan demikian gampang mendapatkan paham-paham mengatasnamakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Ketimpangan merupakan problem klasik dalam desain pembangunan . Hal itu tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga negara-negara berkembang lain. Ketimpangan ekonomi akan memunculkan sejumlah problem ibarat kecemburuan sosial, arus urbanisasi, kejahatan perkotaan, degradasi kualitas hidup desa kota , sampai soal-soal politik. Oleh lantaran itu, desain pembangunan ekonomi menjadi penting untuk diprioritaskan.kita perlu satu desain besar pembangunan ekonomi yang tidak hanya mengejar pertumbuhan , melainkan juga melihat ukuran pemerataan dan distribusinya.
Karena itu, kerangka pembangunan nasional bangsa Indonesia menekankan pada asas trilogi pembangunan yang mencakup pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas. Ketiga aspek trilogi pembangunan tersebut merupakan kondisi dinamis dan saling bergantian prioritas penekanannya dalam setiap tahap Repelita. Manakala pertumbuhan ekonomi dirasakan sudah cukup tinggi namun indikasi melebarnya kesenjangan ekonomi antargolongan dan daerah, maka pemerintah menawarkan prioritas pengutamaan pada aspek pemerataan dengan tidak meninggalkan kedua aspek lainnya. Demikian ketika stabilitas ekonomi diperlukan, maka pengutamaan pada aspek ini menjadi lebih nyata.
2. Faktor penyebab ketimpangan ekonomi dan kecemburuan sosial
Sudah cukup banyak studi yang menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi antar provinsi atau wilayah di Indonesia. Salah satunya berdasarkan Sjafrizal (2012) beberapa faktor utama yang menjadikan terjadinya ketimpangan antara wilayah, yaitu :
1. Perbedaan kandungan Sumber Daya Alam
Perbedaan kandungan SDA akan mempengaruhi kegiatan produksi pada tempat bersangkutan. Daerah dengan kandungan SDA cukup tinggi akan sanggup memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relatif murah sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi tempat bersangkutan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan tempat lain yang mempunyai kandungan SDA alam lebih rendah.
2. Perbedaan kondisi demografis
Kondisi demografis akan besar lengan berkuasa terhadap produktivitas kerja masyarakat setempat. Daerah dengan kondisi demografis yang baik akan cenderung mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong peningkatan investasi yag selanjutnya akan meningkatkan penyediaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi tempat tersebut.
3. Kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa
Mobilitas barang dan jasa mencakup kegiatan perdagangan antar tempat dan migrasi baik yang disponsori pemerintah (transmigrasi) migrasi spontan. Alasannya yaitu apabila mobilitas kurang lancar maka kelebihan produksi suatu tempat tidak sanggup dijual ke tempat lain yang membutuhkan. Akibatnya ketimpangan pembanunan antar wilayah akan cenderung tinggi, sehingga tempat kurang arif sulit mendorong proses pembangunannya.
4. Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah
Pertumbuhan ekonomi akan cenderung lebih cepat pada suatu tempat dimana konsentrasi kegiatan ekonominya cukup besar. Kondisi inilah yang selanjutnya akan mendorong proses pembanggunan tempat melalui peningkatan penyediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan masyarakat.
5. Alokasi dana pembangunan antar wilayah
Alokasi dana ini sanggup berasal dari pemerintah maupun swasta. Pada sistem pemerintah otonomi maka dana pemerintah akan lebih banyak dialokasikan ke tempat sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung lebih rendah. Untuk investasi swasta lebih banyak ditentukan oleh kekuatan pasar. Dimana laba lokasi yang dimiliki oleh suatu tempat merupakan kekuatan yang berperan banyak dalam menarik investasi swasta. Keuntungan lokasi ditentukan oleh biaya transpor baik materi baku dan hasil produksi yang harus dikeluarkan pengusaha, perbedaan upah buruh, konsentrasi pasar, tingkat persaingan perjuangan dan sewa tanah. Oleh lantaran itu investasi akan cenderung lebih banyak di tempat perkotaan dibandingkan dengan tempat pedesaan.
2.3 Dampak yang Ditimbulkan oleh Ketimpangan Ekonomi
Karena ketimpangan merupakan salah satu dari tiga kasus (kemiskinan dan pengangguran) dan sangat sulit diatasi, pastilah mempunyai dampak terhadap perekonomian itu sendiri, baik secara pribadi maupun tidak langsung. Ketimpangan sanggup mempengaruhi perekonomian, terutama perubahan ekonomi ibarat perubahan teladan undangan dan perubahan ukuran pasar domestik.
Ketimpangan ini dalam praktiknya sering memicu kecemburuan sosial dan kekerasan yang sering terjadi di banyak sekali tempat di Indonesia (Mudrajad, 2013), yang pada ujungnya masyarakat akan rentan terhadap konflik. Konflik juga mempengaruhi perekonomian bila menganggu distribusi barang dan jasa, menghentikan jalannya produksi, sampai penurunan dan penundaan investasi ketika ini. Selain itu, ketimpangan yang tidak segera diatasi sanggup menumbuhkan kelompok miskin kronis sehingga malah memperlebar ketimpangan dan melemahkan pertumbuhan ekonomi.
2.4 Upaya Mengatasi Ketimpangan Ekonomi
Bank Dunia menawarkan beberapa rekomendasi untuk menuntaskan kasus ketimpangan, antara lain :
a. Mengubah teladan pembinaan untuk memperkuat tenaga kerja di sektor formal
Masalah pertama dalam hal ini yaitu kesempatan kerja, lantaran ada sektor formal dan informal. Rekomendasinya bagaimana memperkuat tenaga kerja untuk masuk ke sektor formal dengan cara mengubah beberapa teladan pendidikan serta pelatihan. Ke depannya pembinaan dan pendidikan tenaga kerja akan diarahkan dan difokuskan untuk profesional. Dengan begitu, diharapkan sanggup meningkatkan kesempatan kerja seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
b. Negara juga dihentikan bergantung kepada sektor komoditas dan harus mulai melaksanakan pergeseran ke sektor industri.
c. Peningkatan penerimaan pajak
Pentingnya peningkatan penerimaan pajak, semoga negara sanggup mempunyai keleluasaan dalam pendanaan banyak sekali aktivitas untuk menekan problem ketimpangan antara orang miskin dan orang kaya (gini ratio). Peningkatan penerimaan pajak tersebut harus dilakukan dengan cara memperluas basis pajak, semoga tidak membebani masyarakat. Kalau penerimaan pajak sanggup ditingkatkan ibarat negara tetangga yang mencapai 16 % dari PDB, maka akan lebih banyak dana untuk membantu aktivitas penyelesaian ketimpangan.
Masalah ketimpangan memang bukan informasi yang sanggup diselesaikan dalam waktu singkat. Kemauan yang kuat serta kesatuan dari semua komponen pemerintahan sangat diperlukan. Tak terkecuali juga masyarakat Indonesia sendiri semoga membangun kesadaran pentingnya mengurangi ketimpangan pendapatan misalnya, dengan tidak menawar harga lebih murah bila membeli produk dari pedagang kecil di pasar tradisional. Tidak ada lagi kebijakan yang hanya berkonsentrasi pada satu wilayah ibarat kereta cepat Jakarta-Bandung, sedangkan di Lebak, Banten masih banyak anak yang ingin pergi ke sekolah harus melalui jembatan yang cukup rentan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Belum lagi masyarakat di wilayah timur Indonesia yang sangat butuh perhatian pemerintah, khususnya di bidang infrastruktur pendidikan, kesehatan dan transportasi. Mengingat pentingnya sektor pendidikan dan kesehatan dalam menanggulangi ketimpangan lebih dini, anggaran untuk kedua bidang tersebut diharapkan sanggup dialokasikan lebih banyak serta perembesan anggaran yang lebih optimal.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sjafrizal.2012.Ekonomi Wilayah dan Perkootaan. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada
0 Response to "Makalah Ketimpangan Ekonomi Dan Kecemburuan Sosial"
Posting Komentar