Pasar Modal Dan Pasar Uang - Analisa Teknikal
ANALISA TEKNIKAL
Dalam berguru wacana saham, hal yang penting mengenai bagaimana memperoleh laba maksimal dengan menguasai analisis saham, diantaranya analisis mendasar dan analisis teknikal. Analisis ini dilakukan untuk mengantisipasi perubahan harga saham untuk memantapkan keputusan dalam berinvestasi. Analisis mendasar intinya melaksanakan analisis historis atas keuangan, sering disebut juga analisis perusahaan, sementara analisis teknikal merupakan studi mempelajari aneka macam kekuatan yang besar lengan berkuasa di pasar saham dan implikasi pada harga saham (Robert Ang, 1997).
Analisis teknikal menitikberatkan pada upaya-upaya untuk memperkirakan suatu harga saham, sehingga memungkinkan investor untuk memperoleh laba yang lebih dari biasanya dengan mengamati tren pergerakan harga saham.
A. Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal yakni salah satu analisis atau metode pendekatan yang mengevaluasi penggerakan suatu harga baik pada saham, valas/forex, kontrak berjangka, indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya. Analisis teknikal ini merupakan kombinasi data historis berupa nilai harga pembukuan, penutupan, harga tertinggi dan harga terendah serta volume perdagangan pada waktu tertentu.
Analisis teknikal disebut dengan istilah indikator yang intinya mempunyai tiga fungsi : memberi peringatan, konfirmasi, dan digunakan sebagai alat prediksi. Suatu indikator sanggup bertindak sebagai pemberi peringatan dalam pengkajian pergerakan harga secara lebih dekat, lantaran indikator bisa memperlihatkan informasi pergerakan pasar forex yang sedang terjadi, sehingga memudahkan dalam memilih keputusan untuk melaksanakan transaksi.
B. Analisis Teknikal Untuk Trader
Analisis teknikal cocok digunakan untuk investor jangka waktu pendek atau biasa disebut dengan trader atau spekulan. Trader memegang saham/forex/komoditi dengan time frame yang cukup singkat, memantau harga mulai dari perjam, perhari, perminggu, dan perbulan.
Jenis trader:
Ø Day Trader Trader yang memakai rentang waktu paling cepat. Ia membuka dan menutup transaksinya dalam hitungan menit hingga beberapa jam. Para day trader memakai grafik rentang waktu kecil, yaitu grafik 3 menitan, hingga grafik 4 jam.
Ø Swing Trader Trader yang memakai grafik harian (daily chart). Mereka membuka dan menutup transaksi dalam rentang waktu satu hari hingga beberapa hari, atau bahkan beberapa minggu. Grafik utama yang digunakan yakni grafik harian, namun swing trader juga seringkali memakai grafik 4 jam-an.
Ø Position TraderPosition trader membuka dan menutup transaksi dalam rentang waktu satu hingga enam bulan. Grafik yang digunakan oleh para position trader yakni grafik mingguan ( weekly chart).
C. Prinsip Dasar Analisis Teknikal
Ada tiga prinsip dasar yang digunakan dalam melaksanakan analisis teknikal, yaitu:
1. Market Price Discounts Everything
Yaitu segala insiden yang sanggup mengakibatkan gejolak pada bursa secara keseluruhan atau harga mata uang suatu negara, ibarat faktor ekonomi, politik fundamental, termasuk juga insiden yang tidak sanggup diprediksi sebelumnya ibarat adanya peperangan, gempa bumi dan lainnya akan tercermin pada harga saham.
2. Price Moves in Trend
Yaitu harga akan tetap bergerak dalam satu trend. Harga mulai bergerak ke satu arah, turun atau naik. Trend akan berkelanjutan hingga pergerakan harga melambat dan memperlihatkan peringatan sebelum berbalik bergerak ke arah yang berlawanan.
3. History Repeat It Self
Analisis teknikal menggambarkan faktor psikologis para pelaku pasar, maka pergerakan historis sanggup dijadikan pola untuk memprediksi pergerakan harga masa yang akan datang. Pola historis sanggup terlihat dari waktu ke waktu di grafik. Pola-pola ini mempunyai makna yang sanggup diinterpretasikan untuk memprediksi pergerakan harga. Pola tersebut mengikuti pola peak-trough (puncak dan lembah) yang amat sederhana tetapi efektif mengidentifikasikan pergerakan saham.
D. Klasifikasi Analisis Teknikal
1. Analisis Teknikal Klasik
Pengguna analisis teknikal ini disebut sebagai chartist. Penggunanya percaya bahwa tren dan sinyal agresi pasar suatu saham sanggup diperoleh berdasarkan bentuk dan pola tertentu dari grafik harga saham. Bentuk lain dari analisis ini yakni penggunaan garis-garis penganalisis yang diaplikasikan pada grafik harga berdasarkan opini individual masing-masing pengguna. Oleh lantaran iti dasar pengambilan keputusan transaksi biasanya juga ditentukan berdasarkan judgment dan interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik. Mengingat sifatnya yang sangat subjektif, maka analisis ini banyak mengandung art / seni daripada unsur ilmiahnya. Kelompok analisis ini digolongkan dalam penganalisis garis gerak harga dan penganalisis pola.
2. Analisis Teknikal Modern
Pengguna analisis ini disebut dengan technician. Penggunanya percaya bahwa tren dan sinyal agresi pasar suatu saham sanggup diperoleh berdasarkan pola grafik yang ditentukan atau diindikasikan dari perhitungan kuantitatif, bukan interpretasi subyektif terhadap suatu bentuk dan pola grafik. Mengingat sifatnya kuantitatif, maka ini secara ilmiah bisa diuji kemampuan dan kinerjanya dalam menghasilkan laba bagi investor. Secara garis besar indikator teknikal tersebut sanggup dikelompokkan ke dalam indikator pengikut tren (trend following indicator) dan indikator oscilator.
Jenis Chart :
Agar sanggup mengetahui pola pergerakan harga dengan mudah, maka data harga digambarkan dalam bentuk grafik. Jenis grafiknya antara lain ;
1.
Line Chart (Garis), grafik ini dibentuk dengan memakai harga saham penutupan (closing price) pada periode (tanggal) tertentu, kemudian akan dihubungkan dengan harga penutupan saham (yang sama) pada periode-periode yang lainnya.
2. Bar Chart (Batang), grafik ini disusun dengan memakai harga saham historis yang meliputi open price, high, low dan close price.Grafik kafe dalam tampilannya juga dilengkapi degan warna grafik, umumya dua warna yaitu merah dan hijau. Warna merah memperlihatkan harga saham turun, dan warna hijau ada dua kemungkian yaitu naik atau tetap (stagnan).
3. Candle Chart atau Candlestick Chart (Lilin),grafik ini ibarat dengan bar-chart lantaran memakai empat jenis data harga saham historis (open, close, low, high).Sesuai dengan namanyacandle atau lilin yang mempunyai sumbu, hanya saja sumbunya dua yakni di bawah dan di atas. Sumbu atas memperlihatkan harga tertinggi (high), sumbu bawah memperlihatkan harga terendah (low). Batang lilin menggambarkan pergerakan harga dari open ke close. Semakin besar perbedaannya jarak open dan close maka semakin tinggi batang lilin.
Trend
Di semua instrumen finansial, harga bisa bergerak secara trending atau trading.
· Trending, harga bergerak berdasarkan kecenderungan (trend) tertentu. Bisa berupa uptrend, dimana harga mempunyai kecenderungan untuk naik, atau downtrend, cenderung untuk terus turun.
·
Trading, harga berak bolak balik dalam range sempit (sideways). Bila dilihat di grafik, terlihat datar (flat).
Untuk mengidentifikasi isu terkini dengan mudah, sanggup menggambar memakai tool gambar yang tersedia di platform tranding, yaitu TrendLine. Uptrend dibentuk dengan menghubungkan dua buah titik support (batas bawah), sedangkan downtrenddibuat dengan menghubungkan dua buah titik resistance (batas atas). Bila harga menembus trendline, maka sanggup diindikasikan harga akan membentuk isu terkini baru.
Trend bisa berbeda kalau dilihat dari timeframe yang berbeda. Seperti yang dijelaskan dalam Dow Theory: harga bisa mempunyai Primary Trend, Secondary Trend, dan Minor Trend. Misalnya kini harga terlihat sudah murah, dan terlihat ada gejala pasar mulai naik.
Saat dilihat dalam time frame yang lebih panjang, sanggup dilihat market berada dalam situasi konsolidasi ( datar ).
Tapi dengan melihat dalam time frame yang lebih panjang lagi, sanggup dilihat market masih bearish dan bisa turun lagi.
Dalam contoh di atas, primary isu terkini yang terjadi yakni bearish (downtrend). Sedangkan secondary isu terkini yakni datar (sideways). Dan minor isu terkini yang terjadi yakni bullish (uptrend). Hal ini berkaitan dengan periode waktu dalam chart yang dipakai. Umumnya di dalam setiap platform trading, sanggup melihat chart dalam periode 1 menit (M1), 5 menit (M2) 15 menit (M15) , 30 menit (M30), 1jam (H1), 4jam (H4), 1 hari (daily),1 ahad (W1) atau monthly (MN).
Support dan Resistance
Support yakni tingkat harga dimana seperti tingkat harga ini menjaga biar harga tidak jatuh lebih dalam. Saat menyentuh support ini, harga ibarat “membal” kembali. Jika support ini tidak tembus (breakdown), maka harga akan turun ke bawah hingga menemukan titik support baru.
Sedangkan, Resistance yakni kebalikan dari support. Resistance yakni level dimana agresi jual cukup besar sehingga menghambat harga bergerak naik lagi. Jika resistance tembus (breakout) harga akan mencari resistance berikutnya.
Support dan resistane sangat penting terutama untuk menemukan titik take profit dan stop loss. Support dan resistance yakni level-level kritis yang merupakan level psikologis para pelaku pasar dalam mengambil keputusan untuk membeli ataupun menjual instrument finansial mereka.Biasanya support dan resistance terbentuk dari harga terendah dan tertinggi harga mata uang sebelumnya. Untuk lebih jelasnya sanggup melihat gambar berikut :
Pada garis dibagian tengah diatas, terbentuk resistance, namun sesudah resistance tembus, garis tersebut kemudian menjelma level support baru. Demikian juga kalau terdapat level support. Jika tembus, garis tersebut akan menjadi level resistance yang baru
Support dan resistance tidak melulu harus berupa garis mendatar. Bisa juga berupa garis miring ibarat isu terkini line. Didalam contoh diatas, isu terkini line berperan sebagai level support (lihat dua bundar bawah). Perubahan isu terkini ditunjukan oleh harga yang menembus isu terkini line. Kemudian isu terkini line menjadi level resistance (ditunjukan di bundar atas)
Pola-Pola Khusus
Beberapa kategori dalam pergerakan harga :
1. Pola Kontinuitas
Harga bergerak berdasarkan isu terkini yang cukup terang dalam waktu cukup lama.
a) Price Channel
Pola ini terjadi apabila harga bergerak di dalam batas isu terkini line atas dan bawah. Trend line ini sejajar satu sama lain. Sesuai arahnya, ada tiga macam price channel :
1. Uptrend Channel
2. Downtrend Channel
3. Sideways Channel
Ketika harga menyentuh garis atas sanggup digunakan sebagi sinyal jual dan garis bawah sebagai sinyal beli.
b) Wedge
Pola kontinuitas ibarat dengan price channel, bedanya isu terkini line tidak sejajar, tetapi meruncing. Tergantung arahnya bila bullish (ke atas) dinamakan Rising Wedge sedangkan bila bearish (ke bawah) dinamakan Falling Wedge.
2. Pola Konsildasi
Harga bergerak dalam range sempit dan cenderung dalam waktu tidak terlalu usang sebelum memutuskan melanjutkan isu terkini yang sudah terjadi sebelumnya.
a) Flag
Pola pergerakan harga yang bergerak di kisaran sempit, memperlihatkan pola konsolidasi sebelum isu terkini yang terjadi berlanjut.
Ciri khas Pola Flag ini yakni :
1.Harga bergerak diantara price channel
2.Pergerakannya melawan isu terkini yang terjadi sebelumnya
3.
Volume transaksi menurun drastis
b) Triangle
Pola harga sideway yang berbentuk segitiga, dimana kedua isu terkini bergerak saling mendekati dan diikuti oleh harga yang sederetan lower high atau high low. Triangle mempunyai banyak diantaranya symetris, ascending dan descending yang berbeda dari sisi klasifikasinya.
Pada pola ini terdapat 3 penggalan :
1. Symetrical Triangle
Merupakan gugusan yang sifatnya netral atau tidak mempunyai kecondongan terhadap keberlanjutan suatu isu terkini yang ada
2. Ascending Triangle (segitiga mendaki)
Pola ini terjadi apabila harga sulit sekali menmbus level resistance sehingga pergerakan harga memusat ke level resistance
3. Descending Triangles (segitiga menurun)
Pola ini terjadi dipengaruhi sinyal bearish tanpa pernah dipengaruhi oleh tren yang
mengiringinya.
3. Bentuk Candlestick
Selain grafik garis untuk mengambarkan harga, para trader juga banyak yang memakai Candlestick chart (grafik lilin). Jenis chart ini ditemukan pedagang beras di jepang pada periode 18. Candlestik umumnya digunakan untuk trading jangka pendek, sehingga lebi cocok digunakan oleh trader. Kelebihan candlestick ini yakni bisa menampilkan psikolog pasar.
Chandlestick chart ini bisa menampilkan harga pembukuan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah. Bentuk candlestick ibarat sebuah kafe dengan bentuk khusus (lihat gambar dibawah ini). Ada dua warna yang digunakan. Misalnya biru dan merah atau putih dan hitam.
Candlestick berwarna putih / hijau mengambarkan harga penutupan lebih tinggi dan harga pembukuan (positif), sedangkan warna hitam/merah yakni sebaliknya (negatif)
a) Pola Netral
Candlestick yang membentuk pola netral, artinya yakni bila candlestick ini muncul, isu terkini yang terjadi sulit dierkirakan, apakah bulish atau bearish
1. Spinning Tops
Pola ini terbentuk bila body pendek di tengah shadow yang tidak terlalu panjang. Bentuk ini memperlihatkan terjadi fluktuasi dalam kisaran sempit. Pasar sedang berusaha melaksanakan konsolidasi
Bila terjadi spinning top terus menerus, sebaiknya anda melaksanakan trading jangka pendek atau wait and see.
b) Pola Kontinuitas
Candlestick yang membentuk pola kontinuitas artinya yakni bila candlestick ini muncul, isu terkini yang terjadi di perkiraanakan terus berlanjut.
1. White Candle and Black Candle
Bentuk candle ibarat gambar dibawah ini (Black Candle and White Candle) juga bisa dilihat sebagi pola kontinuitas bullish atau bearish, walaupun karakternya tidak sekuat Marubozu.
2. Marubozu
Bentuk candle ini terjadi bila ada body penuh tanpa shaow, Bentuk ini mengindikasikan pasar yang sangat yakin (confident). Biasanya isu terkini yang terjadi akan berlanjut (bullish atau bearish)
Ada dua hal yang memperkuat isu terkini yang sedang terjadi, yaitu apabila Marubozu, Black and White diikuti oleh :
1. Body yang panjang.
Semakin panjang body, memperlihatkan bahwa trader sangat yakin pada tindakannya.
2. Volume yang besar.
Volume yang tinggi juga memperlihatkan bahwa trader sangat yakin tindakannya, sehingga melaksanakan transaksi dengan jumlah yang massif
c) Pola Reversal
Candlestick yang membentuk pola reversal artinya bila candlestick ini muncul, isu terkini yang terjadi diperkirakan akan berbalik.
1. Doji
Bentuk candle ini yakni pola reversal yang paling sering dan paling praktis ditemui, yaitu tipe candlestick dimana harga pembukuan sama atau hampir sama dengan harga penutupan, sehingga hanya terlihat garis tipis di tengah shadow. Ada beberapa bentuk Doji :
· Doji Berkaki Panjang
Doji berkaki panjang mempunyai bayangan atas dan bawah yang panjang dengan ukuran yang kuranglebih sama. Doji ini merefleksikan besarnya keragu-raguan pasar. Doji berkaki panjang mengindikasikan bahwa harga ditransaksikan bebas diatas dan dibawah level sesi pembukaan, tetapi ditutup secara terang sama dengan pembukaannya. Setelah sejumlah besar sorakan dan teriakan, hasil balasannya mengambarkan adanya pergantian trend, baik bullish atau bearish. Kaprikornus perlu waspada kalau mendapati adanya Doji.
· Doji Capung dan Nisan
Doji capung terbentuk ketika harga pembukaan, tertinggi dan harga penutupan sama. Sedangan harga terendah membentuk bayangan bawah panjang. Candlestick yang dihasilkan terlihat ibarat karakter “T” dengan bayangan bawah panjang dan tanpa bayangan atas. Doji capung mengindikasikan bahwa penjual mendominasi perdagan dan menarik haraga lebih rendah selama sesi. Pada simpulan sesi, pembeli kembali muncul dan mendorong harga balik ke aas kearah lebel pembukaan dan sesi tinggi.
Waspada muncul didahului oleh body penuh (Marubozu). Hal ini memperlihatkan tekanan jual atau beli sudah jauh berkurang dan kini yakni saatnya pembalikan arah. Konfirmasi jadi tidaknyapola pembalikan isu terkini harus dilihat pada bentuk candlestick selanjutnya.Contoh Doji :
Adanya candle Doji memperlihatkan kemungkinan adanya pembalikan arah. Semakin panjang ekor doji, kemungkinan pembalikan arah semakin kuat.
2. Hammer, Inverted Hammer, Hanging Man dan Shotting Star
Semuanya bisa digunakan sebagi indikasi reversal (pembalikan arah trend). Masing-masing bentuk candle tersebut terlihat pada gambar dibawah ini. Ciri khasnya yakni shadow cuma satu.
· Hammer Hanging Man (palu dan orang menggantung)
Palu dan Orang menggantung secara niscaya nampak sama, tetapi mempunyai implikasi yang berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Keduanya mempunyai body riil kecil (hitam atau putih). Bayangan bawah panjang dan bayangan atas pendek atau tanpa bayangan atas.
Palu yakni suatu pola pembalikan bullish yang terbentuk sesudah penurunan. Sebagai perhiasan pada potensi pembalikan tren, palu sanggup menandai dasar atau level support. Setelah penurunan, palu memberi sinyal kebangkitan bullish. Titik rendah dari bayangan bawah panjang mengimplikasikan bahwa penjual menarik harga-harga lebih rendah selama sesi. Namun demikian, simpulan yang kuat mengindikasikan bahwa para pembeli mendapat kembali pijakannya untuk mengakhiri sesi dengan catatan kuat. Meskipun hal ini nampak sudah cukup untuk melakukakn aksi, palu memerlukan konfirmasi bullish lebih lanjut. Titik rendah palu memperlihatkan bahwa banyak sekali penjual yang tersisa.
Tekanan beli lebih lanjut (dan lebih disukai pada volume yang meningkat) diharapkan sebelum beraksi. Informasi semacam ini sanggup berasal dari adanya gap ke atas atau candlestick putih panjang. Palu serupa dengan titik puncak penjualan dan volume yang besar sanggup bertindak sebagai pendukung validitas pembalikan.
Orang Menggantung yakni pola pembalikan bearish yang juga sanggup menandai puncak atau level resistence. Terbentuk sesudah suatu knaikan. Orang menggantung memberi sinyal bahwa tekanan jual mulai meningkat. Titik rendah dari bayangan bawah panjang mengkonfirmasi bahwa para penjual telah menekan harga-harga lebih rendah selama sesi. Meski bullish mendapatkan kembali pijakannya dan menarik harga-harga lebih tinggi ke titik akhir, penampakan dari tekanan jual menaikkan bendera kuning. Seperti halnya dengan Palu, Suatu Orang Menggantung memerlukan konfirmasi bearish sebelum tindakan. Konfirmasi semacam ini sanggup berasal dari adanya gap ke bawah atau candlestick hitam panjang di atas volume yang besar
· Inverted Hammer and Shooting Star atau palu terbalik dan Shooting star
Inverted Hammer dan Shooting star nampak persis sama tetapi mempunyai implikasi yang berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Kedua candlestick mempunyai body riil kecil (hitam atau putih), bayangan atas panjang dan bayangan bawah kecil atau tanpa bayangan bawah. Candlestick ini menandai potensi pembalikan tren, tetapi memerlukan konfirmasi sebelum tindakan.
· Inverted Hammer – Shooting Star
Shooting Star yakni pola pembalikan bearish yang terbentuk sesudah suatu kenaikan dan berda dalam posisi bintang. Shooting star sanggup menandai pembalikan tren potensial atau level resistance. Candlestick ini terbentuk ketika harga menciptakan gap lebih tinggi pada pembukaan. Candlestick yang dihasilkan mempunyai bayagnan atas panjang dan body hitam atau putih yang kecil. Konfirmasi bearish dibutuhkan sesudah adanya Shooting Star dan sanggup mengambil entuk gap ke bawah atau candle-stick hitam panjagn di atas volume yang besar.
Inverted Hammer terlihat sama persis ibarat Shooting Star, namun terbentuk sesudah suatu penurunan atau tren turun. Palu Terbalik mencerminkan potensi pembalikan tren atau level support. Setelah suatu penurunan, byagnan atas panjang mengindikasikan tekanan beli selama sesi.
d) Pola Lainnya
Pola khusus candlestick yang perlu diperhatikan yakni Gap atau yang sering disebut juga sebagai Window. Gap terjadi bila harga menciptakan jarak (gap) dibandingkan penutupan sebelumnya. Singkatnya harga melaksanakan lompat kodok. Biasanya gap terjadi pada awal trading gres sesudah pasar tutup. Misal sebuah perusahaan dirumorkan mencatat kenaikan pendapatan signifikan, keesokan harinya harga sahamnya pribadi melompat lantaran inverstor mengantisipasinya.
Adanya gap memperlihatkan bahwa tidak ada transaksi di dalam area harga tersebut. Ada sisi psikolog di dalam gap tersebut :
1. Pasar sangat optimis sehingga mengakibatkan gap. Contohnya di dalam kasus Gap Up, trader nekat membeli di harga yang jauh lebih tinggi
2. Bila transaksi terjadi dalam jumlah transaksi yang besar, gap bisa menjadi level support atau resistance yang kuat
3. Bila level support atau resistance ini tembus, maka harga akan cenderugn berusaha menutupi area kosong ( fill the gap )
4. Kecenderungan lain yang terjadi yakni sesudah are kosong terisi, hingga biasanya membal kembali dan melnjutkan rally searah dengan gap yang semula terbuka
Indikator
Adalah formula matematiks yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan trading . Indikator sangat berkhasiat untuk memperlihatkan informasi mengenai trend, volume , dan sebagainya termasuk memeberi sinyal jual atau beli.
Penggolongan Sederhana Indikator
1) Indikator untuk mengetahui trend
§ ADX Bollinger Bands
§ CCI
§ Moving Average
§ Parabolic SAR
§ Standard Deviation
2) Indikator yang bersifat Oscilator
§ ATR
§ Bears Power
§ Bulls Power
§ DeMarket
§ Enveopes
§ Force Index
§ Ichimku Kinkyo Hyo
§ MACD
§ Momentum
§ MA Of Oscillators
§ RSI
§ Relative Vigor Index
§ Stochastic Oscillators
§ William % R
3) Indikator Berdasarkan Volume
§ Volumes
§ A/D
§ Money Flow Index
§ On Balance Volume
4) Indikator Berdasarkan Profitunity
§ Alligator
§ Accelator Oscillator
§ Awesome Ascillator
§ Fractals
§ Gator Oscillator
§ Market Facilitation Index
5) Indikator Lainnya
§ Pivot Point
§ Heiken Ashi
§ Ultimate Oscillator
§ Price Rate of Change
§ Aroon Oscillator
§ Chaikin Oscillator
§ Chaikin Money Flow
§ Price and Volume trend
§ GMMA
§ TRIX
§ Zig Zag
Indikator-Indikator :
a) Bolinger Bands
Bollinger grup band yakni sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur volatilitas suatu pasar.Pada dasarnya, indikator ini memberitahu kita apakah pasar sedang hening atau pasar sedang ramai . Sehingga kita bisa memilih seni administrasi apa yang akan kita gunakan untuk pasar yang hening dan seni administrasi apa yang kita gunakan pada pasar yang ramai.
Karena berkaitan dengan keramaian pasar , maka ada hubungannya dengan volume. Penggunaan bollinger grup band sangat baik kalau di sandingkan dengan indikator volume.
Satu hal yang perlu anda ketahui wacana grup band Bollinger yakni bahwa harga cenderung untuk kembali ke tengah band.itu lantaran bollinger grup band juga berfungsi sebagai support dan resistance dinamis.
Tips memakai Bollinger Bands :
- Harga selalu berada di antara garis atas dan bawah. Trader sanggup trading diantara range harga ini
- Biasanya hanya bergereak dan bari bandk yang satu ke grup band yang lain. Trader bisa memakai garis tengah sebagai patokan. Misalkan, harga dari grup band bawah menembuh garis tengah, trader bisa pasang posisi beli. Bila sebaliknya harga dari grup band atas menembus garis tengah, trader bisa memasang posisi jual
- Bila Bollinger Bands menyempit, pasar sedang sideways, sebaiknya trader menghindari masuk. Tunggu hingga Bollinger Bands melebar lagi
- Setelah Bollinger Bands menyempit cukup lama, ada kemungkinan harga akan bergerak drastis
- Ketika harga bergerak keluar dari garis atau bawah, ada kemungkinan cukup besar pergerakan harga tersebut akan berlanjut
b) Relative Strength Index ( RSI)
RSI atau relative strength index yakni sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur kejenuhan pasar. RSI mempunyai skala dari 0–100. Menurut pembuatnya, pasar dikatakan jenuh beli (overbought) kalau RSI nya bernilai diatas 70. Dan jenuh jual kalau bernilai dibawah 30 .
Pada kondisi overbought atau oversold market berpotensi untuk balik arah . Sehinga fungsi RSI bisa dikatakan juga sebagai signal untuk pembalikan arah market.
Penggunaan RSI tidak bisa berdiri sendiri , tapi memakai alat lain yang bisa befungsi sebagai pemberi signal , contohnya candlestick.
Ketika kita trading memakai RSI , entry pointnya yakni :
- Buy ketika market oversold dan muncul candle jenis reversal ibarat hammer, inverted hammer atau candle piercing.
- Sell ketika market overbought disertai munculnya candle jenis reversal ibarat Star, Shooting, Hanging man dan lainnya.
c) Moving Average (MA)
Indikator Moving Average adalah Indikator yang menampilkan nilai rata-rata data harga dalam periode waktu tertentu, contohnya dalam waktu 5 hari, 20 hari, atau 100 hari. Indikator moving average tergambar dalam bentuk garis, biasanya di gunakan untuk membantu mengidentifikasi TREND yang sedang terjadi dan yang akan terjadi.
Misal data harga hingga 5 hari yang kemudian dijumlah, kemudian hasilnya dibagi 5. Hasilnya yakni suatu garis rata-rata yang digambar beserta dengan grafik harga
Variasi Moving Average :
- Simple Moving Average (SMA)
- Linear Weighted Moving Average (WMA)
- Exponential Moving Average (EMA / XMA)
-
Smoothed Moving Average
Cara penggunaan semua moving average tersebut sama. Perbedaannya ada di tingkat sensitivitas yang diberikan maisng-masing indikator tersebut, lantaran cara perhitungan yang berbeda. Kalau Sekolah Menengan Atas hanya rata-rata biasa, WMA dan EMA memakai sistem pembobotan. Darta dari pembobotan ini dihasilkan nilai rata-rata yang berbeda.
Moving Average sanggup digunakan untuk aneka macam hal ibarat :
- Mengidentifikasi isu terkini sekarang
- Mengetahui pembalikan arah
- Menentukan leve support resistance
Point penting wacana moving average :
ü Moving average digunakan untuk meraih sasaran profit panjang.
ü Signal dari moving average tidak efektif dikala market sedang dalam kondisi caos (tidak teratur)
ü Jika moving average sedang mengambarkan trend, jangan membuka posisi yang berlawanan dengan arah trend.
MACD (Moving Average Convergence/Divergence)
MACD adalah abreviasi dari Moving Average Convergence / Divergence yang merupakan suatu indikator dari analisis teknisyang diciptakan oleh Gerald Appel pada tahun 1960an. Indikator ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu MACD histogram, signal line, zero line dan MACD line.
MACD mempunyai kegunaan. Antara lain :
- Menunujukkan arah tren harga saham
- Menentukan kondisi overbought atau oversold
- sebagai indikator action yang besifat lagging
Interpretasi MACD
Perpotongan (cross over) antara garis MACD dengan garis sinyal.
· Sinyal beli : Garis MACD memotong garis sinyal dari bawah ke atas
· Sinyal jual : Garis MACD memotong garis sinyal dari atas ke bawah
Selain itu kita sanggup memakai garis centerline (garis nol) sebagai alat untuk menginterpretasikan arah tren
· Jika garis MACD memotong garis nol dari bawah ke atas maka muncullah sinyal beli yang cukup kuat, lantaran kondisi bearish dapet menjelma bullish.
·
Jika garis MACD memotong garis nol dari atas ke bawah, maka muncullah sinyal jual yang cukup kuat lantaran kondisi bullish sanggup menjelma bearish.
Jual beli (overbought) dan jenuh jual (oversold)
· Kondisi jual beli (overbought) : kalau garis MACD berada di atas garis sinyalnya dan merupakan jarak yang paling jauh.
· Kondisi jenuh jual (oversold) : kalau garis MACD berada di bawah garis sinyalnya dan merupakan jarak yang paling jauh.
MACD Histogram
Hasil dari MACD histogram ini berfluktuatif di atas dan di bawah nilai nol. Jika menemukan di beberapa platform trading ada indicator moving average of oscillator (OsMA), itu sama saja dengan MACD histogram. Cara penngunaannya sangat mudah. Jika MACD histogram positif, itulah dikala untuk membeli. Jika MACD histogram negative maka berarti dikala untuk menjual.
Dalam beberapa kasus data histogram kadang bisa memperlihatkan sinyal lebih cepat dibandingkan dengan memakai MACD line. Patokannya yakni melihat apakah histogram sudah membentuk puncak atau belum. Apabila sesudah kafe terpanjang terjadi satu atau dua kali penurunan. Itulah saatnya melaksanakan pembelian atau penjualan.
Stochastic Oscillator (Slow Stochastic)
Adalah indikator daya gerak yang digunakan dalam analisis teknis yang diperkenalkan oleh Gorge Lane pada tahun 1950-an, untuk membandingkan harga penutupan suatukomodititerhadap rentang harga dalam suatu periode tertentu. Kegunaan dari metode ini yakni untukmelakukan indikasi apakah isu terkini telah berubah atau masih stagnan.
Pada dasarnya indikator ini digunakan untuk mengukur kekuatan relatif dari harga terakhir terhadap rentang harga tertinggi dan harga terendah selama periode rentang waktu yang kita inginkan.
Indikator ini biasanya dihitung dengan rumusan sebagai berikut :
Stochastic di gambarkan dengan dua garis yaitu %K dan %D.
%K = [(C – Ln)/(Hn – Ln)] 100
C = Harga penutupan dikala ini
Ln = Harga terendah dari periode ke-n
Hn = Harga tertinggi dari periode ke-n
Ln = Harga terendah dari periode ke-n
Hn = Harga tertinggi dari periode ke-n
%D = (H3 / L3) 100
H3 = jumlah selama 3 hari dari (C – Ln)
L3 = jumlah selama 3 hari dari (Hn – Ln)
L3 = jumlah selama 3 hari dari (Hn – Ln)
Prinsip stochastic:
%K > %D = tren naik (bullish trend)
%K < %D = tren turun (bearish trend)
%K > %D = tren naik (bullish trend)
%K < %D = tren turun (bearish trend)
Interpretasi Stochastic Oscillator
Harga dalam keadaan jenuh beli (overbought) ketika stochastic berada diatas 80% dan jenuh jual (oversold) jika berada dibawah 20%
• Sinyalbeli : garis %K memotong garis %D dari bawah
•
Sinyal jual : garis %K memotong garis %D dari atas
Kelemahan Analisis Teknikal
Kelemahan utama Analisis Teknikal disebabkan lantaran analisis ini hanya memperhitungkan data masa lampau. Dari data masa lampau ini kemudian dilakukan prediksi apakah harga akan naik atau turun. Karena hanya memperhitungkan data masa lampau dan asumsi, banyak hal-hal yang tidak masuk ke perhitungan. Misalnya kemungkinan adanya perubahan kebijakan ekonomi secara mendadak, atau pejabat keuangan yang mendadak mundur. Faktor lain ibarat peristiwa alam, terjadinya bubble economy juga luput dari analisa.
Faktor lain yang sering mengakibatkan pengunaan Analisis Teknikal tidak optimal sehingga salah memperlihatkan prediksi harga yakni lantaran : Kesalahan penggunanya sendiri.
Berikut ini yakni beberapa kesalahan penting. Berikut ini yakni beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh pengguna analisis teknikal :
· Salah membaca data. Ketidaktelitian bisa menjadi sumber masalah. Misalnya sekilas MACD line dan signal line terlihat suda crossing padahal belum. Hal ini bisa diatasi dengan melaksanakan pembesaran gambar.
· Salah mengintrepretasikan data. Hal ini bisa terjadi lantaran ketidaktahuan memakai indicator yang benar. Apalagi dalam analisis teknikal, seringkali banyak pola-pola diagram yang bisa menyesatkan investor yang kurang berpengalaman.
· Menggantungkan pada satu indicator saja. Bila hanya ada satu indicator yang positif, tidak menjamin hal tersebut niscaya benar. Sebaiknya di dalam memakai analisis,kita tidak hanya bersandar dalam satu indicator. Menggunakan lebih dari satu indicator kadang lebih baik.
· Salah mengambil time horizon. Misalnya trader jangka panjang hanya melihat histori data dalam 3 bulang ke belakang, yang sederhana hanya cocok untuk para trader dengan time horizon lebih singkat.
· Menggunakan indicator yang tidak cocok dengan gaya tradingnya. Misalnya investor jangka panjang memakai stochastic, yang sifatnya leading indicator. Hasilnya malah menciptakan stress investor tersebut, lantaran terlalu banyak memperlihatkan sinyal.
· Tidak sabar menunggu sinyal. Misalnya trader biasanya mengambil keputusan beli apabila MACD line sudah crossing dan berada di atas signal line.
· Menanggap analisis teknikal yakni alat sakti. Mampu memprediksi 100% atau setidaknya 90% dari arah pergerakan harga. Pada kenyataannya harga sering berubah drastis.
Analisis teknikal bukan alat ajaib yang akan member solusi 100% petunjuk yang benar wacana sinyal beli dan jual. Analisis teknikal juga sering member sinyal yang palsu. Beberapa mahir memperkirakan analisis teknikal hanya bisa member petunjuk 50%-70% sinyal yang benar. Jika benar ibarat ini sama saja parahnya dengan bertaruh dengan koin yang akan muncul.
Beberapa tips untuk mengoptimalkan penggunaan analisis teknikal yaitu
· Sesuaikan penggunaan indicator dengan gaya trading anda.
· Sebaiknya tidak memakai satu macam indicator saja. Yang penting yakni gunakanlah indicator yang sesuai dengan kebutuhan trading anda.
· Jangan pula memakai banyak indicator. Dua hingga tiga indicator saja sudah cukup. Lebih banyak dari itu malah menciptakan anda pusing.
· Jangan hanya terpaku pada parameter-parameter standar. Misalnya pada parameter standar MACD yakni 12, 26, 9. Anda bisa mencoba memakai nilai yang berbeda.
· Sesuaikan time frame dengan indicator yang digunakan
· Secara teori memilih kapan waktu untuk menjual dan membeli dengan analisis teknikal sangat mudah, namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Kadang sinyal-sinyal analisis teknikal bisa meragukan. Solusinya yakni tetap disiplin trading, tunggu hingga ada konfirmasi yang kuat untuk membuka posisi. Lebih baik terlambat dan untung sedikit daripada rugi banyak.
· Sebaiknya sediakan waktu khusus bagi anda untuk melaksanakan analisis teknikal di luar jam trading. Riset dan perencanaan trading harus dilakukan di waktu yang terpisah dengan waktu transaksi.
0 Response to "Pasar Modal Dan Pasar Uang - Analisa Teknikal"
Posting Komentar