Manajemen Sumberdaya Insan - Pendisiplinan Karyawan

PENDISIPLINAN KARYAWAN.
Disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu organisasi.Disiplin bukan hanya untuk disiplin mengenai hasil kerja saja, namun juga dalam hal karyawan. Apabila karyawan tidak disiplin maka hasil kerja mereka tidak akan maksimal. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi lantaran tanpa pinjaman disiplin personil yang baik, maka organisasi akan sulit dalam mewujudkan tujuanya. Makara dapatlah dikatakan bahwa kedisplinan merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya:. Karena hal ini akan mendorong gairah atau semangat kerja, dan mendorong terwujudnya tujuan organisasi.
Disiplin karyawan sangatlah penting manfaatnya, lantaran ada tuntutan jabatan/pekerjaan dan bertujuan baik untuk karier mupun non karier karyawan gres atau usang melalui disiplin.Semakin baik disiplin karyawan, maka semakin tinggi prestasi  kerja yang dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi atau tubuh mencapai hasil yang optimal.
Disiplin Karyawan.                                            
Dispilin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa bahagia hati.Sedangkan kerja yakni segala acara insan yang dilakukan untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkannya.
Pendisiplinan karyawan bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja dan organisasi sanggup mencapai hasil yang optimal.
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompoktertentu atau dalam masyarakat dengan begitu, kekerabatan yang terjalin antara individu satu dengan individu lain menjadi lebih baik dan lancar. Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai semoga senantiasa memperlihatkan kinerja yang baik sikap, sikap dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak berbentuk dalam waktu yang usang salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melaui proses latihan. Latihan tersebut dilaksanakan bersama dilaksanakan bersama antar pegawai, pimpinan dan selurih personil yang ada dalam organisasi tersebut.


Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja
Untuk mengkondisikan karyawan perusahaan semoga senantiasa bersikap
disiplin, maka terdapat beberapa prinsip pendisiplinan sebagai berikut :
1.    Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.
2.    Pendisiplinan harus bersifat membangun.
3.    Pendisiplinan haruslah dilakukan oleh atasan pribadi dengan segera.
4.    Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan.
5.    Pimpinan hendaknya tidak seharusnya memperlihatkan pendisiplinan
6.    pada waktu bawahan sedang absen.
7.    Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah masuk akal kembali.

Macam-macam Disiplin Kerja
a. Disiplin Diri
Menurut Jasin (1996:35) yakni disiplin yang dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri.Hal ini merupakan tanggung jawab pribadi yang berarti mengakui dan mendapatkan nilai-nilai yang ada di luar dirinya.Melalui disiplin diri karyawan-karyawan merasa bertanggung jawab dan sanggup mengatur dirinya sendiri untuk kepentingan organisasi.
b. Disiplin Kelompok
            Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individu selain disiplin diri masih diharapkan disiplin kelompok.Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa disiplin kelompok yakni patut, taat dan tunduknya kelompok terhadap peraturan, perintah dan ketentuan yang berlaku serta bisa mengendalikan diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian harapan dan tujuan tertentu serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan standar-standar organisasional.
c. Disiplin Preventif
      Disiplin preventif yakni disiplin yang ditujukan untuk mendorong
pegawai semoga berdisplin diri dengan mentaati dan mengikuti banyak sekali standar dan peraturan yang telah ditetapkan.  Menurut T. Hani Handoko  Disiplin preventif yakni kegiatan yang dilakukan untuk mendorong para karyawan semoga mengikuti banyak sekali standard an aturan sehingga penyelewengan- penyelewengan sanggup dicegah.
                  d. Disiplin Korektif
            Disiplin korektif merupakan disiplin yang dimaksudkan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku dan memperbaikinya untuk masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Prabu Mangkunegara bahwa Disiplin korektif yakni suatu upaya untuk menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan anutan yang berlaku dalam perusahaan.
            e. Disiplin Progresif
      Disiplin progresif merupakan pemberian eksekusi yang lebih beratterhadp pelanggaran yang berulang.Tujuannya yakni memperlihatkan kesempatan kepada pegawai untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebuh serius. Dilaksanakan disiplin progresif ini akan memungkinkan administrasi untuk membantu pegawai memperbaiki kesalahan.

Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Karyawan.

a.    Faktor Kepribadian
            Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang yakni system nilai yang dianut.Sistem nilai yang dianut ini berkaitan pribadi dengan disiplin. System nilai akan terlihat dari sikap seseorang, dimana sikap ini diharapkan akan tercermin dalam perilaku
b.   Faktor Lingkungan
       Disiplin seseorang merupakan hasil interaksi dengan lingkungan, terutama lingkungan social. Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tapi merupakan suatu proses mencar ilmu terus-menerus
       Upaya menanamkan disiplin intinya yakni menanmkan nilai-nilai, oleh kesannya komunikasi terbuka yakni kuncinya. Dalam hal ini transparan mengenai apa yang boleh dan dihentikan dilakukan termasuk di dalamnya sangsi dan hadiah apabila karyawan memerlukan konsultasi terutama kalau aturan-aturan dirasa tidak memuaskan karyawan.
Selain faktor kepemimpinan, honor kesejahteraan dan sisten penghargaan yang lainnya merupakan faktor yang dihentikan dilupakan. Gaji kesejahteraan dan system penghargaan akan memperlihatkan motivasi kerja yang tinggi pada karyawan sehingga akan berdampak pada sikap disiplin kerja karyawan. Sedangkan  Malayu S.P Hasibua (2006;214) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja antara lain:
1. Tujuan dan kemampuan
2. teladan pimpinan
3. Balas jasa
4. Keadilan
5. Pengawasan melekat
6. Sanksi hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan kemanusiaan.

Tindakan Disipliner.
Tindakan disipliner (Disciplinary action) merupakan pengenaan hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standar.Tindakan disipliner yang efektif menangani sikap salah karyawan, bukan karyawan sebagai pribadi.Pelaksanaan tindakan disipliner yang tidak sempurna berdampak jelek pada karyawan maupun organisasi.
Proses Tindakan Disipliner.
Proses tindakan disipliner bersifat dinamis dan berkelanjutan. Karena tindakan-tindakan seseorang bias mempengaruhi orang-orang lainnya dalam sebuah kelompok kerja, penerapan tindakan disipliner yang sempurna bias mendorong sikap baik dari para anggota kelompok lainnya.
Lingkungan eksternal mempengaruhi kebijakan dan tindakan disipliner. Perubahan lingkungan eksternal, menyerupai inovasi, teknologi, dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi perusahaan bisa mengakibatkan sebuah peraturan tidak cocok lagi dan bias menunutut untuk menciptakan peraturan gres lagi.
Lingkungan internal perusahaan juga mempengaruhi tindakan disipliner. Melalui pengembangan organisasi, perusahaan  bias merubah merek dan budayanya.
Setelah menciptakan peraturan, administrasi harus mengkomunikasikan kepada para karyawan. Seluruh karyawan harus mengetahui standar untuk bias menjadi orang yang disiplin.












Proses Tindakan Disipliner.
 


                                                        Lingkungan eksternal
                                                        Lingkungan internal

 


Pendekatan-Pendekatan Tindakan Disipliner.
Terdapat tiga konsep mengenai pelaksanaan tindakan disipliner, antara lain:
1.      Aturan tungku panas (Hot Stove Rule)
Menurut pendekatan ini, tindakan disipliner harus mempunyai konsekuensi-konsekuensi berikut ini:
·         Membakar dengan segera. Tindakan disipliner harus di lakukan dengan segera sehingga karyawan yang bersangkutan sanggup mengerti alasan dari tindakan itu.
·         Memberikan peringatan. Peringatan dini dilakukan untuk memberitahukan kepada karyawan terhadap peringatan bahwa eksekusi akan mengikuti sikap yang tidak dibenarkan.
·         Memberikan eksekusi yang konsisten. Tindakan disipliner juga harus konsisten dalam arti setiap orang yang melaksanakan perbuatan yang sama akan mendapatkan eksekusi yang sama.
·         Membakar tanpa pandang bulu. Tindakan disipliner harus bersifat impersonal. Setiap karyawan yang melanggar maka ia akan menerima eksekusi tanpa melihat status atau jabatan dari karyawan tersebut.
2.      Tindakan Disipliner Progresif.
Tindakan disipliner progresif (progressive disciplinary action) bertujuan untuk memastikan bahwa hukuman minimum yang diberikan sudah sempurna untuk sebuah pelanggaran. Tujuan dari tindakan disipliner progresif yakni mengkomunikasikan secara formal isu-isu permasalahan kepada karyawan secara pribadi dan sempurna sehingga mereka bias meningkatkan kinerja.
 



tidak
                                                                                         ya
tidak
                                                                                          ya
tidak
                                                                                          ya
tidak
                                                                                         ya



3.      Tindakan Disipliner tanpa Hukuman.
Proses memberikan  karyawan cuti dibayar untuk memikirka ihwal mau tidaknya ia mengikuti peraturan dan tetap bekerja untuk perusahaan disebut tindakan disipliner tanpa hukuman. Tindakan ini untuk menggantikan kebijkan-kebijakan disipliner formal yang bersifat menghukum untuk dilemma-dilema menyerupai keterlambatan kronis atau sikap yang jelek untuk menciptakan karyawan  mau mengambil tanggung jawab pribadi atas tindakan mereka dan menjadi contoh yang baik untuk mencapai misi dan visi perusahaan.
Bukti Diperlukannya Tindakan Disipliner.
Bukti ihwal tindakan disipliner dibutuhkan untuk menyatakan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan, dan sebagai teladan dalam tindakan disipliner. Para pemberi kerja harus menyiapkan dokumen yang bisa menjadi bukti tindakan disipliner dan alasan-alasan pelaknsanaannya. Di dalam dokumen peringatan tindakan disipliner harus meliputi informasi sebagai berikut:
1.      Pernyataan mengenai fakta yang terkait dengan pelanggaran.
2.      Identifikasi peraturan yang telah dilanggar.
3.      Pernyataan mengenai akhir dari pelanggaran tersebut.
4.      Identifikasi atas pelanggaran yang serupa yang dilakukan oleh orang yang sama.
5.      Pernyataan mengenai konsekuensi yang mungkin terjadi kalau pelanggaran tersebut dilakukan lagi.
6.      Tanda tangan dan tanggal.
Penanganan Keluhan dalam Organisasi-Organisasi Tanpa Serikat Pekerja.
Dewasa ini banyak perusahaan besar yang tidak mempunyai serikat pekerja, sedangkan serikat pekerja itu penting, yaitu sebagai sarana para karyawan untuk memberikan keluhan-keluhannya terhadapa perusahaan.
Penyelesaiaan perselisihan alternative merupakan mekanisme dimana karywan dan perusahaan menyepakati di depan bahwa setiap duduk masalah akan diselesaikan dengan cara yang disepakati. Adapun cara penanganannya sebagai berikut:
Ø  Ombudsman yakni pejabat keluhan yang mempunyai terusan ke administrasi puncak dan bertugas mendengarkan keluhan karyawan, menyelidiki, dan merekomendasikan tindakan yang tepat.
Ø  Pemberhentian (termination) yakni eksekusi terberat yang sanggup diberikan organisasi terhadap karyawan dengan cara memberhentikan seluruh aktivitas, kiprah dan tanggungjawab karyawan oleh perusahaan.
o   Pemberhentian karyawan nonmanajerial/nonprofessional.
Karyawan nonmanajerial yakni karyawan yang bekerja sebagai buruh, pengemudi, pramuniaga, bukan seorang manajer atau orang yang terlatih secara professional.Untuk pemberhentian karayawan nonmanajerial pemberhentian sanggup dilakukan dengan mudah, alasannya yakni biasanya sudah didefinisikan secara terang alasan pemberhentiannya.
o   Pemberhentian Eksekutif.
Biasanya pemberhentian direktur dilakukan oleh dewan direksi, alasannya yakni para direktur ini mempunyai imbas besar terhadap perusahaan.Pemberhentian para direktur ini kebanyakan disebabkan menurunnya ketidak percayaan dewan direksi kepada para eksekutif/CEO.
o   Pemberhentian manajer tingkat menengah dan tingkat bawah serta para professional.
Ada kemungkinan para manajer tingkat menengah dan bawah juga mendapatkan pemberhentian dengan banyak sekali alasan.
Alternatif Pemberhentian.
·         Demosi.
Proses memindahkan karyawan ke tingkat kiprah dan tanggungjawab yang lebuk rendah yang biasanya juga meliputi pengurangan bayaran.
·         Transfer.
Perpindahan lateral dari karyawan dalam suatu organisasi. Manajer sanggup mentranfer para karyawan dibidang lain dalam organisasi, atau bahkan karyawan sanggup berpindah daerah dalam kantor bahkan pindah lokasi daerah bekerja.
·         Promosi.
Pemindahan seseorang ke sebuah posisi pada level yang lebih tinggi dalam organisasi.
·         Pengunduran diri.
Tidak banyak juga karyawan yang mengundurkan diri terhadap pekerjaannya dalam banyak sekali alasan.Perusahaan harus mengetahui alasan-alasan para karyawan-karyawa ini mengundurkan diri, apalagi karyawan yang berpotensi dan mempunyai kualitas yang besar lengan berkuasa pada perusahaan.
Wawancara pengunduran diri, yakni cara untuk mengungkapkan alasan bekerjsama bagi para karyawan untuk meninggalkan pekerjaan mereka, wawancara tersebut dilaksanakan sebelum karyawan meninggalkan perusahaan dan memperlihatkan informasi mengenai cara memperbaiki penyebab ketidakpuasan dan mengurangi turnover.
Kuisioner pasca pengunduran diri, kuisioner yang dikirim kepada mantan karyawan beberapa ahad sesudah mereka meninggalkan perusahaan untuk menemukan alasan bekerjsama mereka mengundurkan diri.
Survei sikap dilakukan untuk mempertahankan karyawan yang berkualitas.Survei sikap yakni survei untuk mencari masukan dari karyawan untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap topik-topik menyerupai pekerjaan yang mereka jalankan, atasan mereka, lingkungan kerja, fleksibilitas ditempat kerja, peluang untuk maju, kesempatan untuk pembinaan dan pengembangan dan system kompensasi perusahaan.
Pemberitahuan pengunduran diri dilakukan sekurang-kurangnya 2 ahad sebelum pengunduran diri dilakukan. Jika ingin semoga karyawan yang mengundurkan diri  memperlihatkan pemberitahuan awal, maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberitahukan kebijakan mengenai sistem pengunduran diri.
Pensiun yakni seseorang yang sudah tidak bekerja lagi lantaran usianya sudah lanjut dan harus diberhentikan, ataupun atas seruan sendiri (pensiun dini). Pension dini biasanya merupakan alternative yang dilakukan karyawan  untuk menghadapi pemberhentian.

Daftar Pustaka.

mondy,wayne.2010.”Manajemen Sumber Daya Manusia”.:salemba empat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Manajemen Sumberdaya Insan - Pendisiplinan Karyawan"

Posting Komentar