Teori Komunikasi Internasional



Komunikasi Internasional dan Negosiasi
Komunikasi ialah ketrampilan yang harus diasah. Dalam dunia yang selalu berubah ini, kita diharapkan untuk terus meningkatkan keterampilan komunikasi kita. Keberhasilan administrasi suatu perusahaan secara langsung berkaitan dengan kemapuan administrasi untuk berkomunikasi dengan anggotanya untuk mencapai visi dan misi organisasi perusahaan. Komunikasi antar naggota organisasi juga sangat penting untuk penyelesaisan tugas.
Karena kompleksitas organisasi yang meningkat demikian juga kebutuhan untuk system komunikasi yang lebih efektif. Karena seluruh aktivitas perjuangan melibatkan komunikasi, dan lantaran administrasi internasional ialah kompleks daripada administrasi perjuangan dalam negeri, komunikasi yang efektif sangat penting bagi keberhasilan operasi internasional. Mengenai dengan pelanggan, pemasok, instansi pemerintah, dan sejumlah organisasi lain, perlu untuk berkomunikasi melintasi batas-batas Negara. Dengan kata lain, untuk administrasi secara internasional, komunikasi yang efektif sangatlah penting.
Makro dan Mikro Komunikasi Internasional
Komunikasi internasional sanggup dilihat dari dua perspektif, yaitu makro dan mikro.
·         Mikro
Pada tingkat mikro memerlukan pemahaman persoalan dan kesempatan yang tiba dari informasi dan komunikasi antar Negara. Pada tingkat ini pula, komunikasi internasional mencakup pertukaran dalam perusahaan  dan komunikasi melalui media masa, telekomunikasi, dan teknologi, ekonomi, social, dan dampak budaya di setiap Negara.
·         Makro
Pada tingkat makro komunikasi internasional, berdasarkan Mowlana sanggup dilihat dari empat perspektif yang berbeda:
1.      Pendekatan idealistis-humanistis
Pendekatan ini melihat komunikasi internasional sebagai sarana bagi Negara dan masyarakat semoga dapat  terbawa bersama. Komunikasi internasional  dianggap sebagai sumber kekuatan organisasi internasionali yang sanggup memperkerjakan untuk melayani masyarakat dunia.
2.      The political proselytization approach
Pendekatan ini menganggap komunikasi internasional sebagai media propaganda, pengiklanan, dan membuat mitos.
3.       Pendekatan kekuatan ekonomi
Pendekatan ini merupakan pandangan semakin terlihat yang mendalilkan IC menjadi sumber kekuatan ekonomi
4.      Masyarakat international sanggup juga dipandang sebagai sumber kekuatan politik.
Negara sanggup berkomunikasi melalui media masa, sastra, film, dan transmisi data. Peningkatan komunikasi antara negara-negara berpotensi sanggup meningkatkan pemahaman antar bangsa dan masyarakat dan memperbaiki kondisi yang aman bagi perdamaian dunia.

Model komunikasi klasik
Kegiatan yang khas dalam komunikasi  yaitu dengan melibatkan pengirim atau sumber komunikasi, akseptor atau sasaran komunikasi, dan umpan balik. Untuk mengirimkan pesan ke sasaran media yang sanggup digunakan, menyerupai telepon, komputer, surat, atau dengan tatap muka.
Komunikasi sanggup berlangsung hanya jikalau pesan dari pengirim hingga kepada akseptor . persamaan tersebut ialah pada bahasa, pengalaman, pengetahuan, dan budaya yang menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi antara orang-orang.
Perbedaan budaya, keragaman bahasa, dan perbedaan pengalaman dan pengetahuan membuat hambatan untuk komunikasi. Jika akseptor pesan, lantaran perbedaan ini, tidak bisa untuk memecahkan kode pesan dan tidak sanggup memahaminya, pesan tidak akan mencapai tujuannya. Berikut ini, kita mengusut tiga komponen dari proses komunikasi.
o   Organisasi
Pada segmen organisasi terdiri dari pengirim dan pengalaman di bidangnya, yang mencakup sikap, pengalaman, pengetahuan, lingkungan, latar belakang sosial budaya, dan nilai-nilai yang membedakan dirinya dari orang lain. Juga, kemunculan segmen ini mencakup makna dan informasi bahwa pengirim bermaksud untuk mengembangkan dengan yang lain.
o    Tujuan (detinasi)
Segmen tujuan terdiri dari penerima, pendekodean, dan makna pesan. Setelah mendapatkan pesan, akseptor mencoba untuk menguraikan makna dari kata-kata, simbol, dan sinyal nonverbal, menyerupai gerakan tangan dan nada suara.
Mendengarkan komposisi kata-kata, cara penyajian, dan gejala dan sinyal yang dipakai dalam komunikasi yang lain, akseptor memakai pengalaman bidangnya untuk menafsirkan pesan. Ia mungkin mengalami beberapa "noise" dalam bentuk kebingungan dan kesalahpahaman pesan.semua elemen telah sanggup mengakibatkan distorsi dalam proses komunikasi dan mengakibatkan kesalahpahaman disebut "noise". Banyak potensi sumber kebisingan ada ketika berkomunikasi lintas budaya. Kita mempertimbangkan beberapa dari mereka berikutnya.

o    Umpan balik (feedback)
Komponen yang penting dalam proses komunikasi ialah umpan balik (feedback). Umpan balik ialah sebuah umpan yang menghubungkan segmen ke segmen tujuan kemunculan. Menyediakan informasi mengenai pesan antara pengirim dan penerima. Melalui umpan balik, akseptor mengirimkan informasi kembali ke pengirim memperlihatkan hasil komunikasi. Tanpa umpan balik, pengirim tidak akan tahu apakah pesan telah diterima atau dipahami. Singkatnya, umpan balik merupakan respon dan prosedur kontrol dalam proses komunikasi.
Komunikasi Verbal Internasional
Seperti rekan-rekan domestik mereka, para manajer internasional memakai komunikasi verbal lebih dari media lainnya. Apa yang membuat komunikasi verbal berbeda oleh para manajer internasional  adalah penggunaan pada bahasa asing. Seringnya, ketika berdiskusi proses komunikasi, menyerupai yang dijelaskan sebelumnya, perkiraan bahwa pengirim dan akseptor pesan memakai bahasa yang umum bahwa keduanya memahami.
Kita telah membahas perbedaan bahasa dalam komunikasi, dan telah mencatat bahwa perbedaan bahasa membuat komunikasi internasional yang sangat sulit. Kesulitan akan bertambah timbul dari perbedaan lintas budaya dalam komunikasi nonverbal, manajer yang ditugaskan untuk operasi internasional sanggup memperoleh kemampuan bahasa asing. Mereka mungkin, bagaimanapun, mengalami kesulitan memahami makna penuh instruksi komunikasi verbal. Kita kini mempertimbangkan persoalan dalam komunikasi nonverbal.
Perbedaan Budaya Pada Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi terdiri dari komponen verbal dan nonverbal. Petunjuk komunikasi nonverbal menawarkan arti yang biasanya tidak disajikan dalam komunikasi verbal. Hanya lantaran ada perbedaan budaya di antara banyak sekali kelompok nasional, sehingga ada perbedaan dalam pola komunikasi, terutama dalam instruksi nonverbal. Perbedaan instruksi komunikasi nonverbal sanggup menjadi sumber kesalahpahaman. Manajer internasional sanggup sangat meningkatkan pemahaman mereka ihwal orang-orang dari budaya lain dengan mempelajari seluk-beluk makna bahwa instruksi nonverbal disampaikan.
Sementara mereka memikirkan suatu kiprah internasional baik disarankan untuk melaksanakan studi khusus gejala nonverbal di negara tuan rumah, alternatif yang lebih baik untuk membandingkan perbedaan-perbedaan ini ialah pada beberapa dimensi umum. Kita menentukan enam dimensi yang paling sering dibahas dalam hal budaya. Enam dimensi  tersebut yaitu ekspresif, individualisme, kiprah jender yang kaku, jarak kekuasaan, ketidakpastian, dan variasi kontekstual.
§  Ekspresif (expressiveness)
Jika kita mempertimbangkan dimensi ekspresif sebagai sebuah rangkaian, di salah satu ujung rangkaian ini ialah tindakan yang berkomunikasi dengan kedekatan, aksesibilitas, dan pendekatan. Pada ujung lain ialah sikap yang mengekspresikan menghindari dan jarak. Di Amerika Serikat, misalnya, tersenyum, menyentuh, kontak mata, kedekatan, badan yang terbuka, dan semangat yang lebih vokal ialah sikap yang sangat ekspresif. Dalam kekerabatan yang positif, individu cenderung untuk membalas sikap ekspresif.budaya di mana orang memperlihatkan banyak ekspresi, menyerupai berdiri berdekatan satu sama lain dan saling menyentuh, telah diberi label sebagai budaya "high-contact".
§  Individualisme (Individualism)
Individualisme ialah pengutamaan budaya pada identitas pribadi. Mendorong sikap yang lebih mementingkan diri sendiri. Dimensi budaya ini ialah salah satu dari empat yang diidentifikasi oleh Hofstede sebagai hal yang penting dalam memperlihatkan bagaimana suatu budaya tertentu beroperasi. Dalam budaya individualistis, diharapkan bahwa individu menjaga terutama kepentingan mereka sendiri dan orang-orang dekat/keluarga mereka. Oleh lantaran itu budaya individualistis yang longgar terintegrasi.
Kebalikan dari individualisme ialah kolektivisme. Budaya kolektivis menekankan pada kelompok (misalnya, keluarga, lingkungan, organisasi, dan negara) bukan individu. Dalam masyarakat kolektivis, kepentingan dan tujuan dari individu berada di bawah kepentingan kelompok. Orang mencari pemenuhan dan kebahagiaan dalam harmoni kelompok. Kelompok menawarkan keamanan kepada anggota, dan melindungi kepentingan mereka dalam pertukaran untuk loyalitas mereka. Dibandingkan dengan masyarakat individualistis, kolektivis lebih  terintegrasi.
§  Gender Role Rigidity
Dimensi ini mengacu pada kekakuan kiprah gender secara sosial. Dalam beberapa budaya kiprah gender didefinisikan secara sempit. Dalam budaya tersebut masyarakat diharapkan untuk berperilaku dalam kiprah gender secara sosial. Maskulinitas diidentifikasi dengan ciri-ciri dan perilaku, menyerupai kekuatan, kecepatan ketegasan, dan daya saing, kekuasaan, amarah, ambisi, dan pengejaran kekayaan. Karakteristik dan sikap feminin bekerjasama dengan emosionalitas, kasih sayang, kehangatan, dan pemberian yang lemah dan yang membutuhkan.
§   Power Distance
Power distance ialah perbedaan dalam jumlah daya yang dimiliki oleh para anggota yang berpengaruh terakhir dari masyarakat. Jarak kekuasaan (power distance) ialah yang ketiga dari empat dimensi budaya dasar yang diidentifikasi oleh Hofstede.
Jarak kekuasaan membuat hambatan komunikasi antara orang-orang dan mempengaruhi sikap nonverbal. Ketika ada tingkat tinggi jarak kekuasaan, bawahan memperlihatkan lebih banyak rasa hormat dan tampak lebih sopan di hadapan atasan. Disarankan bahwa senyum terus menerus dari banyak orang Timur yang dibesarkan di negara-negara jarak kekuasaan yang tinggi merupakan upaya untuk menghasilkan harmoni sosial atau menenangkan atasan.
Juga, dibandingkan dengan negara-negara jarak daya rendah, orang-orang dari budaya jarak kekuasaan yang tinggi muncul untuk berbicara dalam bunyi rendah, sepertinya tidak ingin mengganggu orang lain. sebaliknya, orang-orang dalam budaya jarak kekuasaan rendah umumnya kurang menyadari bahwa bunyi mereka keras mungkin menyinggung orang lain.
§  Ketidakpastian
            Kultur memperlihatkan resiko dan ketidakpastian yang berbeda. Beberapa kultur mempunyai keengganan lebih terhadap resikodan ketidakpastian dan menghndari situasi yang ambigu dan beresiko. Kultur yang lain sanggup mentolerir situasi yang demikian dengan sedikit kegelisahan. Budaya yang menghindari ketidakpastian dengan berpengaruh biasanya aktif, emosional, agresif, mencari keaamanan, tidak toleran.budaya yang sedikit menghindari ketidak pastian itu kontemplatif, sedikit agresif, tidak emosional, mendapatkan resiko personal dan cenderung toleran.
Menghindari ketidakpastian ialah yang keempat dari dimensi dasar budaya oleh Hofstede.dia menemukan 10 negara yang menghindari ketidak pastian. Yunani, Portugis, Belgia, Jepang, Peru, Prancis, Chili, Spanyol, Argentina, dan Turki. 10 negara lainnya yang menghindari ketidakpastian tapi dalam porsi rendah ialah Singapura, Denmark, Swedia, Hongkong, Ireland, Britania Raya, India, Filipina, Amerika, Kanada.
Ketidakpastian dan ambiguitas sanggup mengakibatkan stres dan kegelisahan. Orang yang tidak terlalu menghindari ketidakpastian dan ambiguitas itu biasanya tidak sering berkomunikasi formal dan kodefikasi tingkah laris yang rendah. Contohnya Amerika yang lebih sering makan malam informal dibandingkan orang-orang yang lain.
§  Variasi Keluasan Makna
            Variasi kultur dalam berkomunikasi ada dua. High Context dan Low Context.
Kategori masyarakat konteks budaya tinggi adalah suatu golongan masyarakat yang mempunyai suatu tingkat kompleksitas nilai dan budaya tinggi. Hal ini dapat dilihat dari rumitnya kekerabatan antar anggota di dalamnya alasannya ialah masing-masing anggota itu berlaku nilai budaya dan pranata yang menjadi ciri khas konteks masyarakat tersebut. Sebaliknya kategori masyarakat dengan konteks budaya rendah lebih mempunyai kebebasan dalam bekerjasama antar anggotanya. Nilai-nilai yang berlaku pada konteks budaya rendah tidak serumit pada masyarakat konteks budaya tinggi.
High Context (HC) mempunyai ciri sangat menjaga nilai tradisi, perubahan terjadi sangat lambat, informasi tidak disampaikan secara ekplisit maka dari itu kita tidak bisa menilai apa maksud dibalik kata-katanya.ini sanggup mengakibatkan salah paham.
Orang- orang yang HC biasanya self reflective, berkelompok, sensitif pada kerukunan kelompok, menghormatihierarki dan otoritas,menjunjung tinggi kehormatan keluarga. Contoh yang biasanya HC ialah Afrika, Amerika Selatan.
Low Context (LC) orang-orangnya sangat simple, kalimat-kalimat yang dikeluarkan tidak ambigu, jarang ewuh pakewuh, mengutarakan keinginannya secara langsung. Biasanya mereka ialah para pemecah masalah.
Penilaian prang terhadap para pelaku HC biasanya misterius, tidak informatif. Sedangkan LC dinilai individualis, egois, tidak flexibel.
Diharapkan dengan adanya model komunikasi ini maka tidak ada lagi hambatan dalam berkomunikasi antar pribadai dalam konteks budaya, dikarenakan telah disadari adanya pembiasaan untuuk meminimalisir gangguan yang akan terjadi sehingga muncul sebuah komunikasi yang ideal didalamnya.
§  Emosi
Ekspresi emosi mempunyai tempat yang penting dalam berkomunikasi. Ada enam emosi yang terungkap diwajah. Marah, jijik, senang, sedih, terkejut, takut. Emosi yang sering ditampakkkan pada masyarakat Amerika dan Eropa ialah kejadian ulang tahun, kebahagiaan fisik. Sedangkan pada masyarakat Jepang, relationship lebih sering mengundang daripada takut, tangis, dan sedih. Berbeda dengan Eropa yang merasa takut lantaran orag gila dan situasi beresiko.
Mempelajari gejala kode komunikasi sanggup meningkatkan kekerabatan antar budaya dan sanggup meningkatkan kemampuan manajer.
Kompetensi Komunikasi
Kompetisi berkomunikasi seorang manajer internasional mutlak dibutuhkan untuk mencegah cultural gap dengan masyarakat lokal dan untuk mengatasi cultural shock manajer atas budaya masyarakat setempat.
Ada dua pendekatan untuk mencar ilmu kompetensi komunikasi: kultur spesifik dan kultur general.
Kultur spesifik dengan pendekatan kompetensi komunikasi penyesuaian pada kultur lokal. Kultur general dengan pendekatan kompetensi komunikasi tertentu berkhasiat untuk semua kultur. Kemampun komunikasi yang sukses di negara gila itu
1.      Kemampuan menghormati orang dan budayanya
2.      Kemampuan untuk merespon tanpa menghakimi
3.      Membangun kembali basis pengetahuan
4.      Empati
5.      Kemampuan untuk mengerti orang-orang dengan nilaiyang tugs oriented
6.      Kemempuan untuk tidak mendominasi interaksi
7.      Kemampuan bertoleransi
Jika seseorang mempunyai kompetensi komunikasi yang rendah, akan berakibat apada kesalah pahaman, ketidak sesuaian antara pertanyaan dengan jawaban, lebih suka menjawab dengan kode, atau satu kata.
Negosiasi Satu Budaya
Negosiasi itu cuilan penting dari bisnis. Untuk membuat business deal, peraturan pekerjaan, atau kontrak antara perusahaan gila dengan pemerintah lokal. Negosiasi internasional sangat rumit dan kompleks. Perbedaan hukum, regulasi, standar, praktek bisnis, dan budaya. Negosiasi ialah bagaimana mencapai tujuan bisnis yang diinginkan dengan lawan merasa puas dan kita tidak merugi. Menyatukan dua pandangan gres hingga mencapai kesepakatan.
Negosiasi Intrakultural
Negosiasi yang dilakukan pada organisasi atau perorangan yang mempunyai kultur yang sama. Ada tiga skil untuk perundingan berdasarkan Goldman. 1. Bawa idemu padukan dengan realitas 2. Mengertilah presepsi orang lain sediakan alternatif 3. Temukan cara bagaimana menguntungkan kedua belah pihak
Negosiasi ialah kontes keinginan.
·         Empat Faktor Prinsip Negosiasi
Orang. Pisahkan orang dari masalah
Ketertarikan. fokus pada ketertarikan bukan posisi. Posisi itu apa yang membuat ia berkata ingin itu. Tapi keinginan bagaimana ia mau itu
Pilihan. Tanamkan pilihan untuk kepentingan bersama. Dia akan memikirkan pilihan jikalau merasa diuntungkan
Kriteria.berpegang teguhlah pada kriteria yang objektif. gunakan sebagai pilihan terakhir, jangan menekan, jangan hingga negosiasimenjadi pertunjukkan keinginan.

Ada tiga tahap prinsip negosiasi.
1.      Analisis
Sebelum ke meja negosiasi, perlu persiapan. Menilai kondisi situasi. Bisa dilihat dari empat faktor dasar tadi.
2.      Planning
Prioritaskan keinginannmu dan atur objekyang realistis.
3.      Diskusi
Ajak berkomunikasi aktif. Lawan akan banyak mengutarakan apa yang ia pikirkan. Ini akan mempengaruhi hasil negosiasi.



Gaya Negosiasi Amerika
Menggunakan logika dan sistem perintah.. mereka melaksanakan perundingan dengan banyak perkiraan mera bisa memimpin di banyak faktor. Mereka melaksanakan sendiri, komunikasi informal dan terbuka, kompetitif,

Negosiasi Beda Budaya
Komunikasi efektif ialah pilar suksesnya negosiasi. Negosiasibeda budaya biasanya lebih sulit. Budaya masuk ke dalam negosiasi. Bisa kita lihat pola dari negara Jepang, mereka menyiapka tim negosiuasi yang besar untuk menyambut Amerika yang tidak ragu-ragu mengirim sepasang negosiatornya. Pada jepang, kebersamaanitu sangat penting, berbeda dengan amerika yang individualis.
Kesimpulan
Tanpa komunikasi organisasi tidak akan berfungsi. Dengan komunikasi kita saling mengembangkan informasi, pengetahuan, kepercayaan, nilai. Kita juga saling mengembangkan ide, opini, perasaan dengan yang lain.
Komunikasi terapai ketika kita berhasil memberikan informasi ke lawan bicara dan ia mengerti.
Perbedaan budaya kadang mengakibatkan miskomunikasi. Manajer internasional harus mencar ilmu bagaimana berkomunikasi dalam kultur yang berbeda semoga tidak terjadi miskomunikasi.dia sanggup mengimprovenya dengan terjun praktek.
Meskipun komunikasi verbal dan tulis dominan, tapi ada komunikasi lainnya yang sanggup membantu dalam berkomunikasi. Ekspresi, tanda, kode,. Seorang manajer yang tidak terbiasa memakai kominikasi yang implisit akan kesulitan.
Untuk menegosiasi akad bisnis, manajer perlu menyesuaikan dengan kultur yang ada. Supaya tujuan tercapai dan kedua belah pihak merasa puasa.

COMMUNICATION ACROSS CULTURES

Komunikasi adalah  tentang bagaimana kita memberikan makna kepada orang lain. ini ialah cara utama untuk menjangkau orang lain, untuk bertukar pandangan gres dan komoditas, mengembangkan, dan membubarkan hubungan, dan melaksanakan bisnis. dalam satu budaya atau bahasa kelompok itu sendiri, komunikasi sering menjadi sebuah permasalahan - khususnya pada kelompok usia, wilayah geografis, dan juga jenis kelamin.

Budaya dan komunikasi :model
Dalam pertukaran lintas budaya antara manajer dari banyak sekali daerah, tujuan utama melaksanakan komunikasi ialah untuk mencari ide-ide, informasi, pelanggan, dan kadang kala juga membentuk kemitraan antara kedua belah pihak.
Ada banyak model yang komprehensif yang mencoba untuk menggambarkan banyak sekali unsur dari proses komunikasi. Upaya secara langsung berfokus pada interaksi antara budaya, komunikasi, dan pertukaran dalam pekerjaan lingkungan.
Contoh gambar :
Komunikasi ialah ketrampilan yang harus diasah Teori Komunikasi Internasional
Bahasa,logika, dan komunikasi
Bahasa dan logika merupakan hal utama untuk kita mengerti bagaimana orang lain berkomunikasi dan sebagai patokan bagaimana kita harus berinteraksi dengan mereka
·         Bahasa dan struktur bahasa
Bahasa dan struktur bahasa terkait erat dengan budaya. sementara budaya menawarkan arti dan makna membuat mekanisme, bahasa berisi simbol-simbol untuk memfasilitasi ekspresi makna tersebut. di satu sisi bahasa mencerminkan budaya lantaran bahasa menggambarkan pikiran, ide, artefak yang relevan dengan kelompok budaya. melalui bahasa kita mengembangkan informasi, mengajar, dan mencar ilmu bagaimana untuk berperilaku dengan baik dan tepat. di sisi lain, budaya mencerminkan bahasa lantaran bahasa menyediakan sarana yang kita mengatur pikiran kita dan menggambarkan dunia di sekitar kita.

·         Logika budaya dan mengembangkan makna
Pada intinya, komunikasi interpersonal dalam komunikasi budaya umum dan lintas khususnya ialah sebuah proses interaktif, yang membutuhkan dua orang atau lebih untuk bertukar pikiran, gagasan, emosi, pertanyaan, usulan, dan sebagainya, dalam upaya untuk menemukan landasan bersama. itu ialah inti dari bagaimana kita melaksanakan bisnis, perundingan kontrak, kelompok memimpin, bekerja dengan anggota tim, dan memotivasi karyawan.
Logika budaya itu sendiri, proses memakai perkiraan kita sendiri untuk menafsirkan pesan dan tindakan bagi orang lain, dengan demikian hipotesa memotivasi mereka dan niat.
Lingua franca dan pemahaman pesan
Yang menjadi hal utama dalam pemahaman pesan tersendiri ialah “bahasa apa yang di gunakan?” menyerupai yang sudah diketahui bahasa inggris merupakan bahasa dunia. Hampir semua manajer di seluruh dunia fasih berbahasa inggris, namun terjadi persoalan pula antara memakai british-english atau American-english.
Tantangan manager dalam menghadapi pembicara non-native, contoh:
 Komunikasi ialah ketrampilan yang harus diasah Teori Komunikasi Internasional
Strategi komunikasi lintas budaya
Orang-orang mulai mempersiapkan interaksi yang akandatang, dengan perkiraan bahwa mereka mempunyai waktu untuk mempersiapkan apa jenis seni administrasi komunikasi dan kecenderungan prilaku manajer.
Isi pesan
Menggambarkan apa pengirim mencoba untuk sampaikan dalam pesan. biasanya sebagai titik sentra pesan.
Topic sempurna untuk diskusi :
Dalam beberapa budaya, anda sanggup bertanya ihwal keluarga. Bahkan sering dianggap tidak sopan untuk tidak bertanya.
Namun untuk budaya lainnya, bertanya soal keluarga merupakan hal yang tidak sopan. Seperti bertanya mengenai agama, umur, dan lain-lain
Nilai ini mempunyai arti yang berberda pada setiap budaya

Afirmasi dan penolakan :
Penggunaan afirmasi dan penolakan sanggup dipengaruhi oleh budaya. dlm hal ini, beberapa budaya (Asia) biasanya lebih menentukan untuk memberikan pesan quitely memakai teknik komunikasi membisu atau tersembunyi. sementara yang lain (negara Jermanik) lebih menentukan format komunikasi yang lebih langsung dan lisan.

Pesan Konteks
Komunikasi sangat meresap dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga terkait dengan budaya menyerupai yang dikatakan oleh beberapa peneliti yang beropini bahwa ada kemungkinan untuk memisahkan komunikasi dari budaya.Bagi mereka, budaya ialah komunikasi.Seorang Antroplog Edward T. Hall memperlihatkan bahwa orang-orang juga berkomunikasi satu sama lain melalui perilaku, bukan hanya kata-kata, ini menunjukkanadanya perkiraan yang menyampaikan bahwa ada budaya yang sering memakai “komunikasi diam” dan dipakai untuk memberikan makna tanpa kata-kata. Komunikasi membisu ialah penggunaan komunikasi non-verbal atau visual (misalnya, ekspresi wajah, gerak tubuh, penggunaan ruang pribadi, lingkungan mewah, dll).
Makna penting dari komunikasi diam, atau non verbal, komunikasi sanggup ditemukan di sebuah temuan baru-baru ini bahwa komunikasi verbal biasanya membawa kurang dari 35% dari makna dalam komunikasi dua arah, ini memperlihatkan bahwa karakteristik non verbal yang menjadi sangat penting ketika berkomunikasi di seluruh budaya.
Dalam konteks budaya rendah, menyerupai Jerman, Skandinavia, dan Amerika Serikat, konteks sekitar pesan, jauh lebih penting daripada pesan itu sendiri. Konteksnya hanya menyediakan pendengar sedikit informasi yang berkaitan dengan pesan yang dimaksudkan.Akibatnya, pembicara harus lebih mengandalkan pada penyediaan pesan yang lebih besar, serta jaminan lainnya menyerupai dokumen tertulis dan iklan kaya informasi.
Dalam konteks budaya tinggi, menyerupai yang ditemukan di banyak cuilan Asia dan Timur tengah, konteks yang dalam pesan yang disampaikan (yaitu, isyarat-isyarat sosial di sekitar pesan) yang seringnyasama pentingnya dengan pesan itu sendiri. Memang, cara untuk menyampaikan sesuatu  bahkan bisa menjadi lebih penting daripada kata-kata yang bahwasanya yang digunakan.
1.      Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah merupakan komponen penting dari komunikasi nonverbal. Sedangkan beberapa ekspresi wajah yang cukup universal - ekspresi kebahagiaan, kesedihan, marah, takut, jijik, dan kejutan - dan biasanya sanggup dikenali oleh orang-orang dari hampir semua budaya, penelitian telah memperlihatkan bahwa individu lebih bisa mengenali emosi orang dari budaya mereka sendiri daripada dari budaya lain.
2.      Ruang Pribadi
Seringkali, ruang pribadi juga sanggup bervariasi di seluruh budaya. Dalam beberapa budaya, termasuk orang-orang dari Amerika Utara, Eropa Utara, dan sebagian besar Asia, orang cenderung untuk tetap relatif berjauhan ketika berbicara satu sama lain, bahkan di antara teman-teman yang baik, semoga tidak menyerang ruang pribadi atau individu siapa pun. Dalam budaya lain, menyerupai di Amerika Latin dan negara-negara Arab, orang cenderung untuk berdiri lebih dekat bahu-membahu ketika berbicara atau melaksanakan bisnis..
3.      Bahasa Tubuh
Bahasa badan merupakan cara orang bergerak, berdiri, duduk, dan berjalan. Ini juga sanggup mengirim pesan penting kepada orang lain, apakah mereka berniat atau tidak. Melalui gerakan tubuh, individu mengkomunikasikan sikap mereka ihwal orang lain, serta keadaan emosional mereka. Untuk contoh, ketika orang gugup, mereka mempunyai kecenderungan untuk merasa gelisah, mengetuk-ketuk  atas meja dan sebagainya.

4.      Komunikasi Rahasia
Ini ialah pesan yang biasanya ditujukan secara pribadi di orang dalam kelompok atau organisasi, dan sanggup termasuk penggunaan protokol, formalitas, simbol, atau "aturan" antarpribadi yang dirancang untuk memberikan pesan yang sering tidak diketahui oleh orang luar.
Protokol komunikasi
Protokol komunikasi yang berfungsi untuk membatasi batas-batas apa yang dianggap komunikasi sanggup diterima. Dalam arti, protokol ini menentukan "aturan jalan" ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain.
1.      Formalitas Yang Sesuai
Pertama-tama, protokol komunikasi menawarkan sejumlah formalitas percakapan - pedoman formal dan kadang kala aturan yang sangat eksplisit - mengenai pedoman percakapan diterima atau disukai; yaitu, yang berkaitan dengan bagaimana dan kapan pesan sanggup disampaikan dengan tepat.
2.      Perilaku Yang Sesuai
Protokol komunikasi juga membimbing orang-orang dalam hal sikap yang sempurna yang menyertai pembicaraan mereka. Orang memberikan makna berdasarkan cara mereka berbicara dan nada, kecepatan, dan volume bunyi yang mereka gunakan. Namun, variasi verbal dipakai berbeda di banyak sekali negara.

Teknologi - Mediasi komunikasi
Artinya, teknologi komunikasi gres dan banyaknya peningkatan kecepatan komunikasi yangdibutuhkan banyak manajer untuk bekerja lebih cerdas ketika mereka bekerja lebih cepat.
1.      Kurangnya Informasi Kontekstual
Selain perbedaan budaya, kurangnya konteks umum juga sanggup membuat sulit manajer untuk menginterpretasikan informasi dari jauh.Misalnya. jikalau manajer Kanada kami mempunyai pertemuan pada jam di 08:00 pagi, namun kemudian lintas lokal atau cuaca lokal sangat jelek dan rekannya yang berasal dari Brasil gagal untuk tiba sempurna waktu, ia mungkin dengan cepat menyimpulkan bahwa ia harus terjebak dalam kemudian lintas atau mengalami kesulitan tiba lantaran kondisi jalan licin atau badai. Namun, jikalau rekan Brasil-nya berada di Sao Paolo dan gagal untuk online pada 08:00, ia tidak mempunyai informasi kontekstual untuk menyimpulkan apa-apa. Rekan-nya mungkin tidak merespon pada waktu yang disepakati lantaran ia memakai waktu polychronic bukan waktu monochronic, telah kehilangan minat dalam melaksanakan bisnis dengan perusahaan-nya, atau sedang sakit atau terluka.
2.      Asumsi Tentang Pengetahuan Timbal Balik
Satu studi menemukan bahwa dalam kondisi yang sama, individu yang berkomunikasi melalui teknologi virtual berbasis teks dipertukarkan rata-rata 740 kata per Olahpesan, sementara indivisuals berkomunikasi secara verbal bertukar rata-rata 1.702 kata atau lebih, dari dua kali sebanyak komunikasi virtual. Ini, tentu saja, sanggup dimengerti lantaran seringkali sulit untuk mengetahui informasi apa yang paling relevan dengan pertukaran dan dibutuhkan banyak pekerjaan untuk menuliskan rincian realitas sehari-hari mereka, tidak tahu bagian-bagian yang mungkin relevan dengan anggota tim yang tersebar. Akibatnya, pesan email ke subordinatif untuk "mendapatkan ini dilakukan sekarang" mungkin berarti Anda harus menuntaskan pekerjaan segera terlepas dari biaya, risiko, kekerabatan mitra, atau bahkan hambatan hukum.Atau mungkin berarti, sederhana, mendorong sekeras yang Anda bisa, tetapi tidak mengacak-acak bulu siapa pun. Untuk menempatkan ini dengan cara lain, kata keterangan dan kata sifat sering korban jiwa pertama bof komunikasi elektronik.
3.      Kerusakan Teknologi
Lebih jauh lagi, bahkan ketika para anggota tersebar berkomunikasi dan mengurus informasi, teknologi sanggup mengakibatkan kerusakan informasi menyerupai kebocoran informasi yang mungkin tidak akandisadar oleh para mitrai. Sebagai contoh, email tidak sanggup mencapai tujuan selesai mereka, lampiran mungkin tidak tersampaikan, adanya versi yang berbeda dari dokumen atau mungkin kesalahan beredar, dan sebagainya.
4.      Komunikasi Asinkron
Masalah ini ialah informasi asinkron, atau komunikasi di seluruh anggota tim yang berbeda secara signifikan melalui telepon, video konferensi, atau sistem pesan yang sulit untuk diatur. Berkomunikasi asinkron berarti bahwa seseorang harus bersedia sangat awal di pagi hari atau sangat larut malam, tidak selalu kejadian yang terkenal bagi orang yang harus bangkit sangat pagi atau pergi ke tempat tidur sangat terlambat.

Komunikasi Dengan Cepat
Seperti yang telah dibahas dalam cuilan ini, komunikasi lintas budaya ialah sebuah proses di mana individu dari pesan pertukaran latar belakang budaya yang berbeda untuk mencapai sesuatu - menegosiasikan kesepakatan, mengembangkan informasi, mengkoordinasikan kegiatan, dan sebagainya. Tantangan komunikasi tersebut ada dua.Pertama, sering ada sedikit kesamaan - basis pengetahuan dari kedua belah pihak berbeda dan tidak terang apa yang dikenal. Kedua, cara di mana pesan yang disampaikan - topik, protokol, dan sikap - kadang kala secara dramatis berbeda, sehingga sulit bagi pihak untuk menafsirkan pesan.
Dalam keadaan ideal, manajer global yang sukses akan bekerja untuk membangun hubunganyang sehat dalam jangka panjang serta produktif antar interpersonal dengan rekan-rekan dan kawan di seluruh dunia mereka. Namun, dalam banyak masalah (terutama dalam masalah frequent flyer), waktu ialah sebuah kemewahan yang  tidakmereka miliki.
Pengetahuan biasanya didefinisikan sebagai keakraban yang diperoleh oleh pengalaman nyata. Dengan kata lain, pembelajaran terjadi ketika individu memahami dan mengubah pengalaman mereka menjadi pengetahuan baru. Proses penciptaan pengetahuan terdiri dari empat tahap: Pengalaman, observasi, refleksi dan konseptualisasi abstrak. Belajar melalui pengalaman ialah proses trial and error di mana individu pengalaman tidak memenuhi harapan, yang mengarah ke refleksi, identifikasi solusi, dan eksperimen dengan sikap baru. Individu mengidentifikasi sikap sukses dan memasukkan mereka ke dalam teori ihwal bagaimana berperilaku.
Idealnya, sebagai individu dari budaya yang berbeda dan saling berinteraksi, mereka mengembangkan cara yang lebih baik untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Namun, jikalau pembelajaran tidak terjadi, interaksi akangagal dan kekerabatan akan rusaka. Sebuah interaksi antarbudaya yang efektif ialah hasil dari mencar ilmu saling sukses, di mana dua pihak atau lebih menegosiasikan cara berkomunikasi dan bekerja sama. Kita sanggup mengidentifikasi setidaknya empat langkah dalam proses ini:
1.      Negosiasi Identitas
Identitas ialah balasan untuk pertanyaan "who am i" dan itu ialah prosedur utama melalui mana individu membuat kategori dan mendefinisikan diri mereka dalam hubungannya dengan orang lain. Proses kategori ini mempengaruhi persepsi seseorang ihwal posisinya dalam hubungannya dengan orang lain, serta bagaimana ia bertindak dan merasa ihwal interaksi.
2.      Negosiasi Makna
Artinya mengacu pada interpretasi individu menetapkan ke pengalaman dan pengamatan mereka. Sebagai contoh, di beberapa budaya mempertanyakan bos itu berarti profesionalisas; tetapi pada budaya lain, itu bias berarti kurangnya rasa hormat.
3.      Negosiasi Aturan
Setelah individu menyepakati identitas yang sanggup diterima dan maknanya, mereka perlu bernegosiasi mengenai aturan gres yang akan menginformasikan kekerabatan mereka. Aturan-aturan ini yang menyerupai dengan teori aksi dan, dari waktu ke waktu, membuat konteks umum.



4.      Negosiasi Perilaku
Akhirnya, sehabis individu mengembangkan teori-teori gres aksi dan menyetujui seperangkat aturan budaya untuk memandu interaksi, mereka harus bernegosiasi sikap baru, atau melaksanakan hal-hal dengan cara yang berbeda.
Singkatnya, mencar ilmu untuk berkomunikasi "on the fly" mengharuskan manajer untuk terlibat dengan orang lain dalam suatu proses interaktif di mana kedua belah pihak merasa nyaman dengan posisi mereka masing-masing (identitas), menyepakati makna dari apa yang dikomunikasikan, menetapkan beberapa aturan untuk membimbing kekerabatan mereka, dan terlibat dalam sikap yang sejalan dengan aturan dan makna tersebut.

Catatan Manajer: Komunikasi Lintas Budaya
Ketika kita membahas "aturan jalan" dalam komunikasi lintas budaya, kita harus ingat bahwa jalan yang berbeda mempunyai aturan yang berbeda, dan bahwa manajer global tidak bijaksana jikalau mengabaikan perbedaan-perbedaan ini. Berikut ini ada tiga tindakan konkrit yang sanggup dilakukan manajer:
1.      Meningkatkan Kejelasan Pesan
Pesan manajer yang berujung tatapan kosong, ketidaktauan, tidak adanya tanggapan ataupun adanya tindakan tetapi yang menandakan suatu kebingungan merupakan salah satu kesalahan dari berkomunikasi.Meskipun sulit untuk menjelaskan tanpa lebih detail, setidaknya manajer sanggup bekerja pada tiga gosip yang bekerjasama dengan kejelasan pesan: isi pesan, kejelasan bahasa dan seni administrasi komunikasi (pengiriman gaya).
è Isi Pesan
Pertama, meskipun mungkin terdengar jelas, langkah pertama menuju komunikasi lintas budaya yang sukses ialah isi pesan - untuk mengetahui apa yang ingin Anda katakan dan menyampaikan dengan jelas, mengulangi pesan utama dengan cara yang berbeda.
è Kejelasan Bahasa
Kedua, mempertimbangkan kejelasan bahasa.Peluang untuk kesalahpahaman berlimpah di hampir semua interaksi antarbudaya.Dalam situasi menyerupai itu, orang sering tidak mengembangkan logika budaya umum untuk membantu mereka mengisi kesenjangan dan memahami potongan informasi yang hilang.
è Gaya Penyampaian
Dan ketiga, orang memakai gaya penyampaian yang berbeda untuk berkomunikasi. Gaya ini dipengaruhi oleh latar belakang budaya masyarakat, preferensi pribadi, dan konteks kejadian komunikasi.
2.      Meningkatkan Pemahaman Pesan
Peristiwa komunikasi umumnya dianggap sukses bukan ketika semua orang oke dengan proposal, permintaan, atau permintaan, melainkan semua orang oke ihwal arti apa yang sedang dikomunikasikan.Mengungkap perkiraan budaya melibatkan dua perilaku: Pertanyaan dan Advokasi.
è Pertanyaan
Perilaku pertama, pertanyaan, yaitu mengacu kepada mengeksplorasi dan mempertanyakan alasan sendiri dan alasan yang lain. Pertanyaan membutuhkan adanya penangguhan penilaian, melepaskan pemahaman sebelumnya, dan menoleransi ketidakpastian hingga pemahaman gres sanggup dibuat.
è Pembelaan
Perilaku kedua, advokasi, mengacu pada mengekspresikan dan diri mengenaiapa yang sedang difikirkan dan diinginkan. Pembelaan menyarankan semoga menyatakan dengan terang apa yang Anda pikirkan dan inginkan, dan menjelaskan alasan di balik pandangan Anda.
3.      Meminimalkan Gangguan Komunikasi
Akhirnya, bahkan ketika kita berusaha untuk menjadi terang dan berhati-hati untuk mengungkapkan asumsi, ada waktu dimana komunikasi tidak bekerja.Dalam situasi ini, penting untuk melihat - secepat mungkin - bahwa ada persoalan sehingga kita sanggup mengambil langkah-langkah untuk memulihkan itu.
Untuk melihat bagaimana persoalan sanggup teratasi dengan nyata, makan ada beberapa pola sederhana, yaitu:
è Pertama, ketika seseorang gagal cobalah untuk berhenti berbicara ihwal sesuatu dan terus mengulanginya lagi dan lagi, kecenderungan pertama ialah memberi label orang atau situasi itu sangat menjengkelkan.
è Kedua, jikalau seseorang yang ramah dan informal tiba-tiba menjadi formal dan "resmi", atau seseorang yang banyak bicara tiba-tiba menjadi diam, ini mungkin merupakan tanda bahwa perintah tersebut tidak diterima atau dipahami.
è Dan ketiga, kadang kala dua orang sepakat pada sesuatu, tetapi mereka tidak mengakuinya. Hal ini sering terjadi dalam tim multikultural, dua orang berdebat berjam-jam ihwal sesuatu yang mereka benar-benar setuju, tapi tidak menyadari.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teori Komunikasi Internasional"

Posting Komentar