Manajemen Operasional - Quality Function Development
Quality Function Development
Pengertian QFD
Ialah sistem pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, hingga produk itu ke tangan konsumen, dimana produknya sesuai impian konsumen. Ada tiga aspek penting :
³ Customer Needs
³ QFD didasari proyek dan kegunaan fungsi silang dari semua tim
³ Cocok jikalau diimplementasikan dengan Concurent Engeneering, artinya semua kegiatan pengembangan produk dilakukan dalam waktu bersamaan
Sejarah Singkat QFD
Dikembangkan oleh Yoji Akao tahun 1972. Dia mendefinisikan ini sebagai ‘a system for translating customer requirements into aproriate techincal requirements at every stage of product’s life cycle from product conception to sale to service’.
Ada filosofi dibawa oleh Yoji, yaitu Hin Shitsu Ki No Ten Kai, dengan klarifikasi sebagai berikut :
Hin dan Shitsu = Quality Features Atibutes Qualities
Ki dan No = Function Mechanization
Ten dan Kai = Deployment Diffusion Development Evolution
Selain dari filosofi di atas, QFD juga dikenal sebagai Customer Driven Engeneering dan Matrix Product Planning.
Sehinnga, bisa kita simpulkan QFD ialah tindakan untuk mengetahui bunyi konsumen kemudian akan diterjemahkan melalui pengembangan produk ke lantai produksi dan dipasarkan kembali ke konsumen.
· Kompetisi Dalam Pengembangan Produk
Pengembangan produk ketika ini diikuti oleh informasi kualitas, biaya, dan waktu pengembangan produk yang akan kuat pada market share dan keuntungan.
Konsumen akan menjadi lebih sadar akan biaya dan nilai. Mereka gampang berpindah ke produk alternatif. Strategi harga sanggup juga meningkatkan market share, tetapi kualitas juga penting. Time to market akan membuat produsen lebih cepat ke masyarakat, sehingga bisa membuat keunggulan bersaing.
Akan tetapi, market share juga tidak bisa menjamin pendapatan akan selalu tinggi, jikalau perusahaan tidak bisa menjaga tingkat produktivitasnya.
· Kualitas, Biaya dan Waktu Trade Off
Konsumen akan selalu menginginkan kualitas barang yang tinggi, dengan biaya yang lebih rendah. Jika perusahaan hanya bisa mencapai harga rendah saja, tetapi tidak bisa mencapai kualitas yang baik, maka perusahaan tidak akan bisa bertahan lama.
Kualitas tinggi dengan biaya tinggi ialah sebuah kewajaran, tapi jikalau dicapai dengan biaya yang rendah, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan bisa mengefisiensikan dari proses operasinya.
· Peningkatan Kualitas dengan Metode QFD
QFD dikatakan sebagai terobosan gres dalam pengendalian kualitas manufaktur tradisional sederhana ke pengendalian kualitas produk. Penggunaan QFD juga mengganti orientasi dari ‘what to do?’ menjadi ‘how to do?’ sehingga bisa didapatkan kinerja yang memuaskan konsumen.
Secara garis besar pendekatan QFD ibarat ini :
Pertama, bagaimana bisa mengonversi impian konsumen, yang diwujudkan dalam sebuah desain perusahaan, selanjutnya di realisasikan dalam bentuk part-part, dan kemudian gres benar-benar diproduksi.
· Struktur Pengembangan Produk
Kelemahan metode tradisional ialah kebutuhan akan mekanisme formal pada pengembangan produk, alasannya banyak pengorganisasian proses pengembangan produk tidak diketahui secara baik oleh semua partisipan yang terlibat.
Sehingga, dalam zaman ibarat sekaran, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengembangan produk :
v Trade Offs
v Pembagian Tanggung Jawab
v Pemahaman
v Prioritas
v Pengetahuan Teknis
v Kerangka Waktu yang Lama
v Perubahan Sumber Daya
v Komunikasi
Manfaat QFD
- Mengurangi dan mempercepat terjadinya perubahan
Keuntungannya ialah tindakan pencegahan lebih baik ketimbang reaksi dalam pengembangan produk, yang mengakibatkan kinerja organisasi bergerak naik sehingga akan bekerja pada tingkat kualitas yang tinggi.
- Pengurangan waktu pengembangan
Waktu siklus pengenalan produk sanggup dipercepat dari sepertiga menjadi setengah dengan penggunaan QFD mellaui perencanaan produk.
- Pengurangan duduk kasus ketika produk dimulai
Pendekatan pencegahan dibantu perkembangannya oleh hasil QFD didalam mengurangi permasalahan arus bawah, terutama ketika awal produksi dimulai.
- Biaya produksi lebih rendah
TOYOTA ketika belum menerapkan QFD, indeks biayanya mencapai 100. Tetapi, ketika sudah menerapkan QFD biaya produksi awal berkurang sebesar 61%
- Pengurangan permasalahan dasar
Penguraangan ini sebagai bentuk dari pengurangan permasalahan dari konsumen dan dampaknya ada pengurangan biaya jaminan. Sebagai contoh, kendaraan beroda empat TOYOTA pernah dikatakan gampang berkarat, sehinggan TOYOTA memberi garansi akan kendaraan beroda empat mereka tidak gampang berkarat.
- Peningkatan kepuasan konsumen
Karena lebih aware terhadap aspirasi dari konsumen, maka aspirasi-aspirasi dari konsumen akan selalu diterjemahkan dalam produknya, sehingga kepuasan konsumen meningkat.
- Transfer ilmu pengetahuan
Proses QFD melibatkan partisipan melalui sejumlah proses yang rumit, dan pendekatan dokumentasi yang terarah. Selain itu, juga membantu transfer ilmu pengetahuan kepada pekerja baru, memberi kerja awal kepada mereka lebih tinggi dari learning curve. Mungkin pekerja usang membuat kesalahan dan perlu berguru dari pekerja baru, alasannya dibutuhkan kesalahan yang dilakukan tidak terulang kembali.
· Metodologi QFD
Menurut Cohen, ada beberapa tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu :
Ø Matriks perencanaan produk = Menjelaskan perihal customer needs, technical requirements, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assement dan targets
Ø Matriks perencanaan part = Mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang critical terhadap pengembangan produk
Ø Matriks perencanaan prose = Mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk.
Ø Matriks perencanaan produksi = Memaparkan tindakan yang perlu diambil dalam perbaikan proses dari suatu produksi
Ø Gambar QFD
Gambar 4.8 menjelaskan bahwa QFD ibarat sebuah rumah. Kemudian rumah itu dibagi menjadi ruangan yang lebih kompleks, yang berisi atribut serta satu sama lain saling mempengaruhi.
· Voice of Customers
QFD dimulai dengan menggaris bawahi sejumlah kebutuhan penting atau apa yang ingin diselesaikan atau disempurnakan. Dalam hal ini sering disebut kebutuhan konsumen atau voice of customers. Kadang kebutuhan dari konsumen membutuhkan definisi yang lebih jelas, sehingga tidak bisa pribadi dieksekusi. Ketika sudah terperinci kebutuhannya ibarat apa, kemudian akan dijelaskan bagaimana cara mengerjakannya, serta akan dirancang menjadi desain yang akan menjadi sebuah produk.
· Kebutuhan Teknis
Kebutuhan teknis ada untuk lebih menspesifikasi sebuah desain yang telah ada. Sehingga, kebutuhan teknis tidak lain merupakan bahasa teknis yang akan kemudian dikembangkan. Salah satu cirinya ialah terukur, artinya setiap bahasa teknis mempunyai suatu ukuran.
· Hubungan Whats dan Hows
Dalam hubungan yang komplek antara whats dan hows sanggup dijelaskan bahwa sebuah what sanggup dijelaskan lebih dari satu makna pada how. Usaha untuk menghubungkan whats dan hows sering menjadi lebih membingungkan sehingga dibutuhkan jalan terbaik untuk menterjemahkan dan menghubungkan whats dan hows, salah satu jalanya ialah dengan hubungan pribadi menjadi sebuah matriks.
Hubungan kuat jikalau impian teknis tertentu merupakan inteorestasi pribadi suatu impian konsumen. Sedangkan hubungan lemah dan sedang umumnya dari hubungan konsumen dengan kebutuhan teknis yang bukan dari inteprestasi langsungnya
· Menentukan How Much
Bagian ini merupakan potongan terukur dari hows yang berisi nilai sasaran yang akan dicapai. Target merupakan potongan dari kualifikasi teknis, sehingga semua sasaran harus terukur. Ada beberapa alasan mengapa how much didefinisikan antara lain:
1. Untuk menyediakan makna tujuan dari jaminan bahwa kebutuhan bisa di temukan
2. Untuk menyediakan sasaran bagi pengembangan produk lebih lanjut
How much menyediakan tujuan yang spesifik yang menjaga bahwa apa yang menjadi tujuan dalam pemuasan konsumen tercapai.
· Matrik korelasi
Matrik hubungan ialah sebuah tabel segitiga yang sering di padukan dengan Hows, dalam arti bahwa matrik hubungan menjelaskan hubungan antar item HOW
|
Hubungan konkret ialah sebuah HOW bisa mendukung HOW yang lainya
Hubungan negatif ialah antara sebuah HOW dengan HOW lainya mengakibatkan akhir yang saling merugikan atau salah satu yang dirugikan
· Competitive assessment
Competitive assessment ialah sebuah grafik yang menggambarkan perbandingan penilaian terhadap produk perusahaan dan pesaingnya untuk setiap impian konsumen (whats) dan kebutuhan teknis (Hows).
· Importance Rating dan bobot kolom
Importance rating dipakai untuk perjuangan prioritas dan membuat keputusan trade-off. Importance rating diekspresikan sebagai sebuah skala relatif, atau dengan angka yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan konsumen dan biasanya di ekspresikan dengan skala relatif (misal 1-5)
BKj = ói (Bti x Hij)
Dimana :
Bkj= bobot kolom untuk kolom j
IRi= importance rating untuk impian konsumen (i)
Hij = nilai hubungan untuk impian konsumen (i) dengan impian teknis (j). Berupa simbol hubungan kuat, menengah, lemah.
· Organisasi QFD
Didalam menyusun sebuah QFD tidak luput dari penyusunan sebuah tim yang akan mengerjakan proyek pengembangan produk baru. Sebab QFD merupakan proses fungsi silang sebuah tim dan juga merupakan aktifitas awal dari:
ü Seleksi anggota tim
ü Pengembangan proyek
ü Identifikasi kepentingan - kepentingan konsumen dan stakeholder
ü Perencanaan proyek
ü Membuat waktu pengerjaan proyek
Core Team
Merupakan sentra didalam pengembangan QFD dan merupakan langkah awal di dalam proyek QFD untuk menyeleksi anggota tim. Komposisi dari core team QFD mempunyai kebebasan dalam menentukan proyek sesuai tujuan pengembangan produk. Biasanya anggota berasal dari:
ü Marketing
ü Product design
ü Manufacturing
ü Lini produksi
Champion
Sponsor yang meyakinkan tim akan mendapatkan sejumlah sumber daya, pengakuan, dan janji dari perusahaan didalam perjuangan pengembangan produk baru.
Facilitator
Fasilitator dalam pengembangan proyek QFD harus berpengalaman dalam proses pengembangan proyek QFD dan fasilitator juga sebagai pedoman, perencanaan, dan pelaku pengembangan produk dari sebuah tim
Leader
Adalah pemimpin dari pelaksanaan proyek. Leader juga bertanggung jawab penuh atas keberhasilan atau kegagalan pengembangan proyek QFD.
Recorder
Adalah pencatat agenda-agenda penting selama proses QFD berlangsung.
· Empat fase pengembangan QFD
House of quality
Urutan pembuatan HOQ:
1. Identifikasi konsumen, Hal ini ini harus diperhatikan segmen pengembangan produk yang diinginkan perusahaan
2. Menentukan customer needsnya(WHATs), item ini mengandung hal hal yang dibutuhkan oleh konsumendan masih bersifat umum, sehingga sulit untuk pribadi diimplementasikan.
3. Menentukan importance rating, merupakan tingkat kepentingan dari VOC dan diperoleh dari hasil perhitungan kuesioner yang disebarkan pada pelanggan.
4. Analisis customer competitive evaluation, dibentuk menurut pengumpulan data yang diperoleh dari konsumen perihal penyebaran produk di pasar dibandingkan dengan pesaing produk homogen dan segmen pasar yang sama.
5. Menentukan technical requirements (HOWs), merupakan pengembangan dari customer needs atau merupakan penerjemahan kebutuhan konsumen dalam bentuk teknis biar sebuah produk sanggup di bentuk secara langsung.
6. Menentukan relationship, menentukan nilai bobot yang ditentukan oleh 3 nilai kunci utama yaitu:
· È Strong relationship dengan bobot 9
· Ï medium relationship dengan bobot 3
· “ weak relationship dengan bobot 1
7. Menentukan sasaran (HOW MUCH), merupakan perhitungan spesifikasi dari HOWs. Nilai sasaran di representasikan untuk memenuhi impian konsumen
8. Membuat matrik korelasi, menjelaskan tipe dari beberapa hubungan antara lain
· Positive berarti bahwa satu How akan mendukung How yang lainya
· Negative berarti bagaimana sebuah How mensugesti How lainya
9. Membuat analisis perihal Competitive technical assesment, dengan membandingkan produk homogen dari perusahaan lain pada produk dan segmen pasar yang sejenis.
10. Menentukan BOBOT
BKj = ói (Bti x Hij)
Dimana :
Bkj= bobot kolom untuk kolom j
IRi= importance rating untuk impian konsumen (i)
Hij = nilai hubungan untuk impian konsumen (i) dengan impian teknis (j). Berupa simbol hubungan kuat, menengah, lemah
11. Menentukan agresi terhadap pengembangan produk baru.
Analisis HOQ
Perlu dikembangkan taktik analisa yang detail dan mendalam pada ketika membuat QFD. Pengembangan taktik analisis terdiri dari beberapa fae, antara lain:
Fase 1: Informasi Konsumen
Fase ini megurut customer needs dari impian konsumen yang mempunyai importance rating tertinggi hingga yang terendah. Ada dua criteria untuk menilai dan menentukan agresi perbaikan yaitu :
1. Evaluasi kompetitif konsumen, yang dibedakan menjadi
· Posisi kuat jikalau produk memimpin pasar.
· Tidak ada produk yang baik dalam suatu atribut, maka kondisi ini merupakan suatu kesempatan (competitive opportunity) untuk unggul.
· Pesaing lebih unggul, maka agresi yang dilakukan ialah melihat kompetisi (examine competition) jikalau pesaing unggul mencolok dan menguji konsep (examine concept) jikalau tertinggal tidak jauh.
2. Customer complaints, yaitu keluhan yang disampaikan oleh konsumen perihal produk yang akan dibentuk atau yang telah ada selama ini.
Fase 2: Prioritas Aksi Tertentu
Dari tiga jenis agresi pada fase 1, yaitu examine competition, examine concept dan competitive opportunity, diberikan arahan abjad A, B, dan C yang membuktikan tingkat kesulitan dan kebutuhan sumberdaya pengembangan produk tersebut. Penjelesannya adalah:
A. Pengembangan produk gres tidak begitu sulit dilakukan, dengan penggabungan wangsit tentangan didepan.
B. Memerlukan lebih banyak sumber daya, di mana pada konsep ini harus dikembangkan dan dievaluasi dari konsep terbaik dalam QFD.
C. Merupakan tingkat tersulit dari pengembangan produk baru, Karena perlu pencarian konsep baru.
Fase 3: Pengukuran Kuantitatif untuk Identifikasi Prioritas
Fase ini merupakan embel-embel dalam informasi yang diperoleh dari konsumen, antara lain:
1. Tujuan (Goal)
Merupakan sasaran peningkatan dari penilaian kompetitif konsumen.
2. Sales Point
Adalah impian konsumen yang kuat pada kompetisi yang sanggup dipergunakan untuk pemasaran.
3. Improvement rasio
Diperoleh dari hasil pembagian goal dengan kondisi di mana produk perusahaan kini berada.
4. Berat bobot baris
Berat bobot baris diperoleh dari perkalian importance rating, sales point dan improvement rasio.
Fase 4 : Prioritas Keputusan
Informasi yang didapat dalam fase sebelumnya, sanggup diambil keputusan dengan mempertimbangkan bobot baris dan tingkat kesulitan agresi yang diambil.
Fase 5: Tentukan Kebutuhan Teknis yang dibawa ke Part planning Matrix dengan Mempertimbangkan Sumber Daya yang Tersedia
Prioritas keputusan yang diambil makan kemudian ditentukan impian teknis yang akan dikembangkan. Kebutuhan teknis yang bekerjasama kuat dengan impian konsumen terpilih sanggup dibawa kerumah selanjutnya.
Matrik Part Deployment
Kebutuhan teknis yang terpilih untuk dikembangkan ditransformasikan pada rancangan konsep yang lebih teknis disebut part kritis. Dalam penentuan part kritis, perlu dibentuk suatu analisis konsep terlebih dahulu. Dalam abalisis konsep terdapat kriteria-kriteria yang merupakan rumusan rincian kebutuhan pokok produk yaitu:
1. Kebutuhan konsumen dari QFD, menurut HOQ maka ditentukan faktor teknik yang memungkinkan untuk diperbaiki.
2. Kebutuhan dari sisi manufacturing.
3. Kebutuhan akan karakteristik umum produk yang dibutuhkan konsumen.
Matrik Part Deployment dalam gambar, Technical Requirement and Targets berisi perihal kebutuhan teknis dan sasaran dari part kritis yang didapat dari fault tree analysis yang dikembangkan. Part specification berisi spesifikasi dari part yang akan dikembangkan. Part yang berasal dari impian teknis yang terpilih dari rumah pertama. Colum Weights merupakan perkalian antara importance rating dengan hubungan antara Technical Requirement dan Critical Part Requirement yang jikalau hubungannya kuat bernilai 9, jikalau sedang bernilai 3 dan lemah bernilai 1.
Fault Tree Analysis
Fault tree analysis yaitu menganalisis elemen-elemen yang diperkirakan sebagai penyebab terjadinya ketidaksesuaian sasaran dengan technical requirements. Fault Tree Analysis mempunyai symbol standar ibarat terlihat gambar berikut.
Matrik Perencanaan Proses
Sebelum menentukan matrik proses, harus diperhatikan tahap-tahap proses yang dilalui oleh materi baku hingga menjadi produk jadi dan siap dipasarkan. Dalam perencanaan proses dipakai simbol-simbol dasar seperti:
: Operation (operasi)
: Storage (penyimpanan)
: Inspection (pemeriksaan)
: Transportasi
Matrik Perencanaan Manufakturing/ Produksi
Setelah melalui tahap perencanaan part dan proses maka untuk tahap terakhir sanggup diketahui tindakan yang perlu diambil untuk perbaikan kualitas. Matrik perencanaan produksi sanggup dilihat gambar sebagai berikut.
Notes | Planning Needs | Key Proses Requirements | Proses step | ||
Quality Assuance | Manufacturing | Tolling | |||
| | | | | |
| | | | | |
| | | | | |
Contoh Kasus
Untuk memudahkan dalam memahami proses pembuatan dan analisis QFD diberikan tumpuan masalah yaitu perancangan produk kompor minyak tanah.
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Identifikasi kebutuhan pelanggan mencakup penentuan misi, pengumpulan data, interpretasi data dan penentuan tingkat relatif dari setiap kebutuhan.
Misi masalah pengembangan produk kompor tersebut ialah sebagai berikut:
· Gambaran singkat produk : produk berupa kompor minyak kemampuan sedang
· Tujuan :
Ø Mengembangkan 2 alternatif kompor minyak yang mempunyai keunggulan kualitas dengan harga terjangkau.
Ø Rancangan diselesaikan pada 30 juli 2004
Ø Rancangan sanggup dipasarkan pada 1 januari 2005
· Target pasar: rancangan yang dikembangkan sanggup diterima 20% dari masyarakat tingkat menengah
· Batasan/hambatan : harga produk tidak lebih dari Rp. 100.000,00
· Stakeholder:
Ø Pengguna
Ø Pedagang
Ø Karyawan perusahaan
Ø Pemilik perusahaan
Identifikasi impian konsumen dilakukan dengan dua tahap survey, yaitu:
· Survey pertama menanyakan perihal impian konsumen akan produk.
· Survey kedua menanyakan imprtance rating di mana konsumen diminta untuk mengisikan importance rate dari setiap prase kunci, atas skala 1 hingga 9. Angka 1 merupakan low importance dan 9 merupakan high importance kemudian dirata-ratakan untuk setiap prase kunci guna memperlihatkan rating.
Contoh hasil dari prase kunci kebutuhan importance rating produk kompor sebagai berikut:
Skor | Deskripsipemilihanskor |
9 6 1 | Kemampuankomporuntukdapatmemasakdengancepatsangatpenting Kemampuankomporuntukdapatmemasakdengancepatpenting Kemampuankomporuntukdapatmemasakdengancepattidakpenting |
Customer Competitive Evaluation dipakai untuk mengetahui sejauh mana produk perusahaan telah memuaskan konsumen jikalau dibanding produk pesaing. Konsumen diminta untuk mengisi performansi produk perusahaan maupun pesaing. Survey terhadap competitive Evaluation sebaiknya menggunakan responden yang pernah menggunakan produk perusahaan dan pesaing. Skala yang dipakai sanggup 1 hingga 5. Contoh hasil dari Customer Competitive Evaluation sebagai berikut:
Skor | Deskripsipemilihanskor |
5 3 1 | Kekokohanprodukkomportelahmemuaskan Kekokohanprodukkomporcukupmemuaskan Kekokohanprodukkomportidakmemuaskan |
Hasil setiap prase kunci untuk produk perusahaan dan pesaing dirata-ratakan dan diplotkan pada grafik dari setiap rata-rata produk perusahaan dan pesaing. Hasil dari prase kunci kebutuhan importance rating dan Customer Competitive Evaluation ditunjukan sebagai berikut.
Mengembangkan Keinginan Konsumen
Sebuah kolom embel-embel dimungkinkan untuk menjelaskan perihal Customer Complaints. Keluhan atau protes konsumen merupakan indikasi bahwa konsumen kecewa pada atribut yang dikeluhkan sehingga perusahaan perlu memberi perhatian lebih. Sebagai tumpuan kompor minyak ini ada 5 komplain perihal kekokohan produk yang dibentuk perusahaan.
Pengembangan Bagian Teknis dari Matrik
a. Menerjemahkan kebutuhan konsumen kedalam kebutuhan teknis
Setiap impian konsumen diterjemahkan pribadi ke impian teknis yang ditandakan dengan sifat atribut yang sanggup diukur. Setiap impian konsumen paling sedikit mempunyai satu hubungan dengan impian teknis. Sehingga interpretasi customer requirements ke technical requirements sanggup dilihat berikut :
Hemat materi bakar Kualitas bahan
Komposisi sumbu
Tinggi sumbu atas
Panjang sumbu
Proses perembesan minyak
Sistem sirkulasi udara
Dapat memasak waktu singkat Komposisi sumbu
Tinggi sumbu atas
Panjang sumbu
Proses perembesan minyak
Berapi biru proses perembesan minyak
Sistem sirkulasi udara
Tidak berasap proses perembesan minyak
Sistem sirkulasi udara
Bentuk beragam desain bentuk
Ukuran ergonomis desain ukuran
b. Hubungan antara customer dan technical requirements
Setiap impian konsumen akan bekerjasama kuat dengan impian teknis yang merupakan interpretasinya. Sedang impian teknis yang bukan interpretasi dari impian konsumen sanggup bekerjasama kuat, sedang lemah atau bahkan tidak bekerjasama sama sekali.
Sebagai tumpuan dalam melaksanakan hubungan antara customer requirements dan technical requirements
· Tim menentukan sebuah customer requirements pada “berapi biru”.
· Tim menghubungkan “berapi biru” dengan “proses perembesan minyak” dan “sistem sirkulasi udara” dengan tingkat hubungan kuat alasannya terjemahan langsungnya yang ditandai leh bulat dobel dan diberi nilai 9.
· “Berapi biru” juga bekerjasama lemah dengan “panjang sumbu” yang ditandai oleh segitiga yang bernilai 3.
c. Competitive Technical Assesment
Competitive technical assesment ialah hasil performansi yang dihasilkan dari produk perusahaan dan pesaing utama untuk setiap kebutuhan teknis yang ditujukan untuk menguji perbandingan kemampuan teknis untuk pengembangan produk. Contoh hasil uji coba sanggup dilihat sebagai berikut.
Customer Requirements | Technical Requirements | Hasilujicobauntukproduk A,B, dan C | Unit | ||
A | B | C | |||
Hematbahanbakar Tahan lama | Komposisisumbu Kualitasbahan | 1,5 1 | 2 2 | 2,5 3 | Liter/jam Tahun |
d. Target Technical Requirements
Target technical requirements ditentukan oleh tim proyek QFD alasannya merupakan kiprah mereka. Target yang hendak dicapai mempertimbangkan competitive technical assesment dan kemampuan perusahaan untuk merealisasikannya. Kebutuhan teknis sanggup mempunyai hubungan lebih dari satu impian konsumen. Fokus penentuan sasaran dihubungkan kebutuhan teknis yang bekerjasama kuat dengan impian konsumen yang mempunyai importance rating tinggi. Terlihat ibarat gambar berikut.
e. Hubungan Technical Requirements
Technical requirements akan saling bekerjasama satu sama lain baik hubungan yang saling mendukung (positif) maupun yang saling melemahkan (negatif). Untuk memudahkan analisis maka kemudian dalam rumah kualitas dimasukan hubungan ini di potongan atas rumah dengan simbol sebagai berikut:
Ο Positif
× Negatif
Adapun dalam masalah kompo minyak hubungan tersebut sanggup dilihat gambar berikut.
f. Bobot kolom
Pemanfaatan penjumlahan dilakukan untuk menemukan importance relatif dari technical requirements atau bobot kolom. Nilai importance observasi sebagai berikut:
· Simbol relationship diberikan nilai berturut-turut, 9 untuk simbol kuat, 3 menengah, dan 1 untuk lemah.
· Untuk memperlihatkan nilai dari technical requirements, nilai setiap simbol dikaitkan dengan nilai importance rating yang berkorespondensi dengan customer requirements.
· Jumlahkan nilai-nilai ini untuk sebuah kolom dan ditulis dibagian terbawah yaitu kolom berat.
Analisis dan pemilihan item prioritas dalam matrik
Analisi item prioritas merupakan perjuangan untuk menentukan pengembangan konsep dalam QFD dari sebuah produk yang akan dikembangkan. Pemilihan konsep dari item-item tersebut sangat mempunyai kegunaan biar diperoleh nilai yang objektif dari beberapa tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa taktik analisis:
Fase 1 : Informasi Konsumen
Analisis matrik perencanaan produk dengan informsi konsumen secara horisontal. Dalam hal ini sanggup diperhatikan beberapa pertimbangan dalam pengembangan produk terutama posisi produk perusahaan dan posisi produk pesaing.
1) Tidak ada produk yang baik dalam semua atribut,kondisi ini merupakan kesempatan untuk lebih unggul
2) Pesaing lebih unggul, maka agresi yang dilakukan ialah dengan menjadikan keunggulan pesaing menjadi sumber perbaikan.
3) Produk memimpin pasar atau posisi kuat, jikalau sudah unggul jauh tidak perlu dilakukan perbaikan.
Fase 2 : Prioritas tindakan khusus
Informasi item tindakan sanggup diolah untuk merefleksikan kesulitan dan sumber daya yang mereka butuhkan sebagai implementasi.
Kategori A
Pesaing sangat jauh didepan, mempunyai tingkat kesulitan yang rendah alasannya bisa dilakukan dengan mengimitasikan produk pesaing.
Kategori B
Item membutuhkan sumber daya yang lebih. Komsep harus dikembangkan dan dievaluasi untuk menemukan konsep terbaik. Produk pesaing bisa dipakai sebagai referansi, alasannya produk pesaing lebih ideal dibandingkan produk perusahaan.
Kategori C
Item sangat sulit: Ada kesamaan dengan kategori B kecuali perusahaan tidak mempunyai performansi dan perusahaan mencari alternatif konsep.
Fase 3 : Perhitungan kuantitatif untuk identifikasi prioritas
Fase 4 : Keputusan Prioritas
Matrik Part Deployment
Persyaratan teknis yang terpilih dari matrik House of Quality, pada matrik Part of Deployment akan berkembang menjadi kebutuhan untuk dicantumkan sebagai baris pada potongan kiri rumah. Sedangkan kolom yang merupakan potongan atap rumah ialah identifikasi part/komponen kritis yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan teknis ini.
Sebelum penentuan part kritis perlu dibentuk dulu analisis konsep. Dalam analisis konsep terdapat kriteria-kriteria yang merupakan rincian kebutuhan dari tumpuan kompor minyak, yaitu:
1. Kebutuhan konsumen, menurut pada House of Quality maka sanggup ditentukan faktor teknik yang memungkinkan untuk diperbaiki, yaitu:
a. Kualitas bahan
b. Komposisi sumbu
c. Tinggi sumbu atas
d. Panjang sumbu
e. Sistem sirkulasi udara
f. Proses perembesan minyak
g. Jenis bahan
h. Desain ukuran
2. Kebutuhan dari sisi manufakturing, dalam proses pembuatan kompor minyak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Perlu dirancang alat pemasangan sumbu sehingga akan dihasilkan kompor minyak yang lebih ekonomis
b. Mengoptimalkan pembuatan rancangan
c. Keamanan tenaga kerja dalam proses pemotongan materi untuk menghindari adanya kecelakaan kerja.
3. Kebutuhan umum produk kompor minyak yang diinginkan oleh konsumen ialah yang mempunyai karkteristik: hemat materi bakar dan tidak cepat mengotori wadah memasak, serta bisa memasak dalam waktu yang singkat.
0 Response to "Manajemen Operasional - Quality Function Development"
Posting Komentar