Teori Administrasi Klasik Dan Contohnya

Secara pribadi, saya pernah kehilangan KTP (belum KTP elektronik) disekitar tahun 2009. Saya mencoba mengurusnya sendiri untuk mendapat KTP pengganti.

Pertama, saya harus pergi ke kantor polisi untuk mengurus surat kehilangan. Kemudian mengikuti mekanisme yang bertele-tele dan melelahkan setelahnya.

Mulai dari Kartu Keluarga, menemui carik desa, sekertaris desa, kepala desa, kemudian ke kantor kecamatan sebelum diping-pong lagi ke dispenduk capil yang berjarak 45 km jauhnya. Disana harus cari bapak ini ibu itu. Minta tanda tangan ini dan stempel itu. Foto kopi surat ini juga surat itu. Wira wiri sana sini. Tunggu sana tunggu sini. Tunggu lagi. Dan tunggu besok lagi.

Melelahkan. Apalagi saya seorang perantauan yang harus bolak balik tempat asal ke tempat perantauan.

Akhirnya sehabis sekitar 2-3 bulan saya mendapat KTP yang baru. Lega.

Setelah keluar banyak tenaga, biaya dan waktu. Mengapa tidak sanggup dipermudah ? pertanyaan yang simpel.

Contoh kerumitan mengganti KTP menyerupai diatas ialah teladan dari teori MANAJEMEN KLASIK yang dijalankan dengan sekedarnya. Manajemen yang tanpa improvisasi, tanpa penyesuaian, terlalu bersifat hierarki dan kaku.

Teori Manajemen Klasik

Pada tahun 1800-an, teori manajemen klasik muncul dan berkembang dengan cepat seiring dengan booming-nya revolusi industri di inggris.

Asumsi teori maajemen klasik ialah bahwa setiap insan berfikir secara logis, rasional, dan kerja merupakan sesuatu yang mereka harapkan. (fattah :2000:22)

Premis bahwa organisasi bekerja pada proses yang rasional dan logis dengan pendekatan yang ilmiah dan berlangsung secara runut berdasarkan struktur organisasi.

Runut berdasarkan struktur atau anatomi dari sebuah organisasi. sanggup dibaca: Birokrasi.

Teori manajemen klasik tidak sanggup dilepaskan dengan istilah yang biasa kita kenal BIROKRASI.

Manajemen klasik muncul alasannya ialah kebutuhan terhadap pedoman dalam mengelola sebuah organisasi yang cakupannya cukup kompleks. Seperti pabrik misalnya.

Manajmen klasik tidak dilahirkan. Tetapi sanggup diajarkan asal prinsip prinsip yang menjadi dasar dan teori sanggup diterapkan sepenuhnya.

Teori klasik berkembang dalam tiga fatwa yaitu : Teori Birokrasi , Teori Administrasi, dan Teori Manajemen Ilmiah.

#1. Teori Birokrasi

Sebenarnya teori birokrasi ini berkembang dari ilmu sosiologi, bukan berasal dari praktek dan pengalaman manajemen.

Teori birokrasi ini mempunyai ciri struktur yang sanggup ditemukan disebuah organisasi yang mempunyai tingkat kompleksitas yang tinggi. 

Ada beberapa ciri birokrasi secara umum berdasarkan Weber, seorang pakar ekonomi, yaitu: 
  • Adanya pembagian kerja yang jelas
  • Adanya hierarki wewenang yang ditetapkan dengan baik
  • Program jadwal yang rasional
  • Adanya sistem peraturan yang mencakup hak dan kewajiban para pemegang jabatan
  • Hubungan yang sifatnya impersonal
Kita sanggup lihat, struktur organisasi ialah hal yang utama dalam organisasi yang birokratis.

#2. Teori Administrasi

Teori manajemen berkembang pesat alasannya ialah pemikirian pemikiran dari para hebat menyerupai Lyndall Urwick dan ekonom kenamaan Henry Fayol dan juga Mooney dan Reiley dari Amerika.

Henry Fayol

Aktivitas industri sanggup dibagi enam golongan menurutnya :
  • Kegiatan teknikal
  • Kegiatan keuangan (financial)
  • Kegiatan akuntansi
  • Kegiatan komersil
  • Kegiatan keamanan
  • Kegiatan manajerial
Selain itu, Henry Fayol juga membahas kaidah kaidah manajemen yang kemudian menjadi dasar perkembangan dalam teori manajemen :
  1. Pembagian kerja
  2. Tanggung jawab dan wewenang
  3. Kesatuan pengarahan
  4. Kesatuan perintah
  5. Balas jasa
  6. Disiplin
  7. Mengutamakan kepentingan umum (organisasi) diatas kepentingan pribadi
  8. Sentralisasi
  9. Aturan
  10. Rantai scalar
  11. Kelangsungan personel
  12. Inisiatif
  13. Keadilan

#3. Teori Manajemen Ilmiah

Teori manajemen ilmiah mempunyai beberapa prinsip utama berdasarkan Freerick Winslow Taylor yang merupakan pencetus dari teori manajemen ilmiah, prinsip tersebut secara ringkas diantaranya :
  • Memilih satu pekerjaan yang terabaik pada setiap kiprah tertentu. Kemudian memberi pendidikan dan pembinaan terhadap pekerja.
  • Menerapkan metode ilmu pengetahuan pada setiap acara dan menghapuskan sistem coba-coba. Setiap pekerja harus mengaplikasikan hasil dari ilmu pengetahuan ketika melaksanakan tugasnya.
  • Bekerja sama dengan baik antara pekerja dan para pimpinan organisasi.

Teori manajemen ilmiah juga fokus memperhatikan duduk kasus tingkat produktivitas kerja. Henry Laurance Gantt (1861 - 1919) mempunyai gagasan menyerupai ini :
  • Kerja sama yang menguntungkan antara pekerja dan manajer dalam mencapai tujuan bersama
  • Menciptakan seleksi yang ilmiah terhadap para pekerja
  • Pembayaran upah pekerja memakai sistem bonus
  • Adanya instruksi kerja yang lebih terperinci

Produksi masal sebuah produk ialah salah satu sumbangsih positif dari teori manajemen ilmiah. Sebuah barang diproduksi sebanyak banyaknya dengan cepat dan sangat efisien.

Teori ini mendorong manajemen lebih profesional. Menyelesaikan duduk kasus dengan pendekatan yang lebih rasional. Tidak begitu kaku.

Namun, teori manajemen ilmiah ini juga mempunyai keterbatasan. teori ini mengasumsikan bahwa pekerja tidak berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan fisik dan kebutuhan ekonominya.

Pada perjalanan dan prakteknya, teori manajemen ilmiah ini cenderung meningkatkan produktivitas melalui eksploitasi para pekerja. Mungkin ada pendekatan yang cocok untuk tempat dan waktu tertentu. Namun juga tidak sanggup diaplikasikan pada kondisi, tempat dan waktu yang lain.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teori Administrasi Klasik Dan Contohnya"

Posting Komentar