Pembagian Nilai Uang

Nilai Nominal dan Nilai Intrinsik
Kita sanggup membedakan nilai uang menjadi nilai nominal dan nilai intrinsik.
Nilai Nominal
Kalau kita mempunyai uang saku sebesar Rp. 5.000,00 yang berwujud selembar uang lima ribuan, cobalah kiata amati yang tersebut. Bacalah semua goresan pena yang ada dalam uang tersebut. Tentu saja kalian menemukan goresan pena “LIMA RIBU RUPIAH” dan angka “5.000”, Karena uang tersebut bertuliskan lima ribu maka pemerintah dan seluruh anggota masyarakat mendapatkan uang tersebut dengan nilai lima ribu rupiah. Berarti lima ribu itu merupakan nilai nominalnya.

Nilai Intrinsik
Apakah kalian mempunyai selembar poster yang bergambar artis-artis film atau pemain sepak bola? Berapa harga bergambar (poster) tersebut? Harga kertas bergambar dengan harga keseluruhan sepuluh lembar poster bergambar dengan harga keseluruhan sepuluh lembar poster dengan harga keseluruhan sepuluh lembar poster bergambar dengan harga keseluruhan sepuluh ribu rupiah. Berarti, harga per lembar yaitu seribu rupiah. Seribu rupiah tersebut merupakan nilai intrinsik.

Mungkin saja kita mempunyai lembaran kertas mainan yang bergambar uang (bukan uang sungguhan). Per lembar harganya Rp 500,00 Lima ratus rupiah tersebut merupakan nilai intrinsik. Sekalipun kertas tersebut bergambar uang puluhan ribu, namun nilai intrinsiknya tetap hanya lima ratus rupiah.

Kembali kepada uang saku kita yang bernilai nominal lima ribu rupiah (uang sungguhan). Biaya yang diharapkan untuk mencetak selembar uang lima ribuan tersebut mungkin tidak lebih dari lima ratus rupiah. Nah, biaya untuk menciptakan uang tersebut yang disebut nilai intrinsik. Biasanya nilai nominal uang kertas lebih besar daripada nilai intrinsiknya, sedangkan untuk uang logam, nilai nominalnya nyaris sama dengan nilai intrinsiknya.

Nilai Internal dan Nilai Eksternal
Nilai Internal Uang

Nilai uang dikatakan turun apabila dengan jumlah uang yang sama, jumlah barang yang sanggup dibeli dengan uang tersebut menjadi lebih sedikit dari sebelumnya. Misalnya, dengan uang seribu rupiah kita sanggup membeli beras Cianjur sebanyak satu kilogram. Padahal kita sanggup membeli jenis beras yang sama dengan jumlah uang yang sama sebanyak satu setengah kilogram setahun yang lalu. Dengan rujukan ini, sanggup dikatakan bahwa nilai uang turun. Nilai uang yang dimaksud yaitu nilai internal.

Dalam ilmu ekonomi, peningkatan tingkat harga umum yang berlangsung secara terus-menerus dalam suatu kurun waktu disebut inflasi. Akibatnya nilai rill uang pun turun secara umum. Sebaliknya, penurunan tingkat harga umum secara terus-menerus dalam satu kurun waktu disebut deflasi. Penurunan ini menimbulkan nilai riil uang naik secara umum.

Banyak jumlah yang yang beredar akan besar lengan berkuasa terhadap nilai riil uang. Kalau jumlah uang yang beredar terlampau banyak, maka harga-harga barang akan tinggi. Artinya, nilai uang turun. Sebaliknya, jikalau jumlah uang yang beredar terlampau sedikit maka harga-harga barang akan murah. Hal ini bararti nilai uang naik. Pada umumnya, masyarakat lebih menyukai nilai uang yang stabil supaya tidak terjadi gejolak ekonomi. Oleh alasannya yaitu itu, pemerintah melakukan kebijakan untuk mengatur banyak uang yang beredar supaya nilai uang tetap stabil.

Nilai Eksternal Uang (Kurs Mata Uang)
Karena tiap-tiap negara mempunyai mata uang, maka adanya korelasi ekonomi antarnegara menimbulkan kurs (nilai) mata uang untuk banyak sekali mata uang asing. Apabila orang Indonesia mengimpor barang dari Jepang, maka eksprotir Jepang menghendaki pembayaran dalam mata uang Yen. Oleh alasannya yaitu itu, orang Indonesia tersebut harus menukarkan uang Rupiahnya ke dalam mata uang Yen. Dasar pertukaran tersebut yaitu kurs Rupiah terhadap Yen. Demikian pula jikalau para tenaga kerja Indonesia, mereka harus menukarkan uang tersebut menjadi Rupiah. Dasar untuk menilai pertukaran Ringgit dengan Rupiah yaitu kurs Ringgit terhadap Rupiah.

Penukaran suatu mata uang dengan mata uang lain dilakukan di bank-bank devisa melayani penukaran mata uang absurd (money charnger).

Sumber: Buku Ekonomi. Suyanto. Nurhadi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pembagian Nilai Uang"

Posting Komentar